Unik, kaya akan nuansa etnis. Itulah kesan pertama yang saya dapatkan begitu melihat beberapa gasebo yang berdiri di pinggiran pantai Watulawang GunungKidul, Yogyakarta. Tiba-tiba saya keingat dengan Honai, rumah adat papua. Ha..ha, belum pernah ke Papua sih, tapi ingat aja pas kemarin mbelajari Raka pas materi rumah adat. Meskipun nggak sama persis, bentuknya agak-agak mirip 😁
| Mau duduk atau lari-larian? Lapang... 😊😊 |
Hampir semua gasebo dipantai ini terbuat dari kayu (kayu bekas,atau batang pohon yang dibiarkan utuh, natural tp malah jadinya bagus), beratap bulat yang dibuat dari anyaman jerami atau juga daun tebu. Kesan klasiknya ngena banget
"Mau naik jembatan, dan foto di sana Bu? Bayarnya dua aja, nanti adik-adiknya gratis."
Seorang pemuda berseragam POKDARWIS menawari kami untuk menyeberang menaiki jembatan batu, untuk kemudian berfoto. Tarif untuk menaiki jembatan dan menikmati pantai dari gasebo sebesar 5000 rupiah/orang. Kepengen sih..tapi anak-anak pada nggak mau, takut nyebrang katanya. Padahal dibawahnya juga pasir, bukan air laut karena laut pas surut. Tapi ya sudah lah..resiko bawa anak-anak kecil.
"Rame mas?" Saya membuka obrolan dengan mas penjaga jembatan tadi.
"Masih sepi Bu.., maklum lah...pantainya masih baru"
Sore itu saya memang hanya melihat serombongan anak-anak muda, sekitar 5 orang yang tengah nongkrong-nongkrong di gasebo. Selebihnya, 2 petugas, dan kami berempat, saya , pak suami, dan dua bocil. Jadi memang masih relatif sepi. Padahal kami datang sore-sore pas week end, setelah maen ke Baron Technopark dan mbiarin anak-anak berpuas-puas berburu ikan di Pantai Krakal.
Baca Juga
5 Hal Keren ini Menjadikan Pantai Krakal Gunung Kidul Sayang untuk Dilewatkan
Baca Juga
5 Hal Keren ini Menjadikan Pantai Krakal Gunung Kidul Sayang untuk Dilewatkan
Dinamakan watu lawang, karena di pantai ini ada batu karang yang bentuknya menyerupai pintu. Pantai ini pas banget bagi yang menyukai hal-hal yang masih natural, belum banyak terjamah banyak tangan. Mungkin, karena baru dua tahun pantai ini dikembangkan sebagai salah satu tujuan wisata pantai di Gunung Kidul.
Jalur Untuk Mencapai Watulawang
Sayangnya, saat ini hanya ada satu akses jalan menuju Pantai Watu Lawang, yakni melewati jalan cor di sisi timur parkiran Pantai Indrayanti. Bisa, tapi lumayan sempit untuk kendaraan roda 4.
"Masalahnya kalau Indrayanti rame, parkiran mereka penuh..jalan kami ketutup mba.., ini mau bikin jalan baru..tapi masih proses" cerita mas-mas penjaga jembatan. Oh..jadi mungkin ini juga yang menyebabkan pengunjung pantai ini relatif sepi. Padahal, kalau mau...dari Pantai Indrayanti juga bisa lho berjalan kaki, paling sekitar 300 meteran. Sekilas posisi pantai ini agak nyempil, ndelik klo orang Jogja bilang...tapi modal nanya penduduk lokal atau manfaatin aplikasi Maps, ternyata gampang dicari kok.
Apa yang Bisa Dinikmati di Pantai Watulawang?
Hamparan laut lepas, karang, dan juga pasir putih yang membentang. Meskipun sudah di lengkapi beberapa sarana akomodasi, tapi secara kuantitas dan kualitas, memang masih sederhana.
Pantai Watulawang, adalah pantai yang ideal untuk menyatu dengan alam, misalnya aja untuk nge-camp. Alami banget pokoknya suasana pantainya. Kalau misalnya untuk segmen keluarga, bisa juga..tapi saran saya bawa pelengkap tambahan, misal cemilan untuk anak-anak plus mukena sendiri. Soalnya pas kemaren saya kesana menjelang maghrib, warung-warung sudah tutup plus nggak nemu mushola.
Gunungkidul dengan wisata pantainya, bagi saya mirip sebuah toko serba ada. Kalau diibaratkan dagangan, tinggal kita yang mau milih..mau pantai rame dengan fasilitas yang komplit, atau pantai-pantai baru yang mungkin justru banyak dicari. Ya, karena mereka lebih alami.
