Belajar Menulis Cerita Anak Bersama Wylvera Windayana

1 komentar

M
enulis itu tidak sulit. Kuncinya, niat dan mau. Apalagi menuliskan kembali apa yang kita lihat atau kita rasakan. Tapi menulis dengan memadukan pengalaman-hasil pengamatan dan juga imaginasi dalam bentuk cerita fiksi? Tidak  semudah yang dibayangkan, apalagi dalam bentuk cerita anak.

Terus terang saya belum bisa (atau belum terbiasa) menulis untuk segmen anak-anak, karena itu artinya  saya mesti menyesuaikan tema, menyesuaikan bahasa, dan juga mesti menyelipkan pesan di dalam cerita tersebut. Kelihatannya saja simple, hanya  butuh nulis beberapa kata, tapi untuk sebuah cerita anak yang bagus, banyak juga yang mesti dipikirkan.

Beruntung banget pas tanggal 19 September kemarin, saya bisa datang ke acaranya #KEBelajar chapter Jogja yang di berlangsung di Gudang Digital Online, Demangan, Yogyakarta. Di sana, selain bertemu dengan beberapa teman blogger, ada juga  Wylvera Windayana, sang narasumber yang siang itu berbagi ilmunya tentang tips menulis cerita anak yang menarik dan bisa menang lomba.

Lebih Dekat dengan Wylvera Windayana

Wylvera Windayana atau yang akrab disapa mbak Wiwik ini adalah tokoh penulis anak-anak yang sudah banyak sekali menelurkan tulisan anak-anak, baik dalam bentuk cerpen, buku, maupun novel. Dua diantara tulisannya adalah Misteri Anak Jagung, Misteri Hantu Bertopeng,  dan Prince Kim Yung. Disamping bakat, menulis adalah hobi yang ia tekuni sejak duduk di bangku SMP, yang kemudian ia asah melalui jurusan komunikasi FISIP Universitas Sumatera Utara.  Kini, selain menulis mbak Wiwik juga aktif menyebarkan “virus” menulisnya di berbagai event kepenulisan, dan juga guru ekstra jurnalistik. Karya-karya tulisan Wylvera Windayana yang lain, juga bisa dinikmati dalam bentuk blogpost di rumah maya beliau, www.wylvera.com

Menulis Cerita Anak Ala Wylvera Windayana


Yang memakai jilbab coklat itulah mba Wylvera Windayana

“Kalau ingin bisa menulis cerita anak…maka kunci utamanya, banyak-banyaklah membaca cerita anak.” Kata mba Wiwik yang hari itu terlihat cantik dan anggun dengan balutan atasan warna coklat dengan jilbab warna senada. “Cermati saja cerpen-cerpen di majalah B0xx, itu bagus-bagus, dan nggak mudah bisa lolos untuk terbit di sana” lanjutnya. Setelah banyak membaca, mencermati karya demi karya,  tahap yang paling penting adalah MULAI MENULIS. 

Untuk menulis sebuah cerita anak dengan segmen pembaca berumur 6-12 tahun, menurut mbak Wiwik ada beberapa poin penting yang mesti diperhatikan, antara lain:
  • Sebelum mulai menulis, bisa dipikirkan terlebih dahulu mengenai ide cerita, menentukan tokoh-tokoh, dan juga sinopsis cerita. 
  • Panjang tulisan antara 200-600 kata, dengan pemilihan kata yang sederhana. Karena pembaca adalah anak-anak, maka penulis juga mesti mempertimbangkan pemilihan kata/diksi. Pilih diksi yang sederhana dengan alur dan konflik yang tidak terlalu rumit.
  • Bagi alur cerita secara proporsional dalam bembukaan, penuturan konflik, dan juga closing. Limapuluh-100 kata pertama untuk pembukaan, 100-400 kata berikutnya sebagai bagian dari penuturan konflij cerita, dan sisanya gunakan sebagai penutup.
  • Tokoh cerita tidak harus menjadi protagonist. Bisa jadi, si tokoh berperan sebagai tokoh antagonis. 
  • Hal lain yang tidak boleh terlupakan oleh seorang penulis cerita anak adalah Ketepatan logika. 

Meski memberikan kesempatan mengembangkan imaginasi seluas-luasnya, tetapi dalam cerita anak unsur logika penting juga. Berikan gambaran yang pas dengan logika anak-anak”
Untuk membuat jalinan cerita menjadi menarik dan enak dibaca, mbak Wiwik juga mengingatkan untuk selalu menjaga 3 bagian penting dalam  cerita, yakni  narasi, desripsi dan dialog  yang sebisa mungkin ditulis secara imbang. Begitupun dalam penyusunan kalimat, mesti diingat:
  • Kalimat yang digunakan adalah kalimat sederhana, efektif, mudah dimengerti serta lebih banyak menggunakan kalimat aktif.
  • Tidak menyusun kalimat panjang dan bertumpuk
  • Menghindari kata-kata yang berkesan negative, kasar, tidak sopan, dan berkonotasi negative
  • Show, not tell! Point ini penting banget untuk membuat jalinan cerita menjadi hidup

Tips Menang Lomba Menulis Cerita 


Selain telah memiliki banyak karya tulisan, Wylvera Windayana atau Mba Wiwik ini juga dijuluki langganan juara. Saat ada perlombaan dan beliau tercatat sebagai peserta, bisa dipastikan karyanya akan menjadi salah satu pilihan juri. 

Untuk bisa menyandang predikat sebagai jawara, ada beberapa tips yang ternyata diterapkan ibu dua putera ini antara lain:

  • Selalu baca dan ikuti semua persyaratan lomba, mulai dari tema tulisan, tujuan lomba, syarat teknis penulisan, dan juga cermati batas waktu pengiriman tulisan Baca dengan teliti tema yang diberikan panitia. Jangan pernah lakukan negosiasi
  • Perbesar motivasi  dengan cara membaca karya pemenang lomba periode sebelumnya, print pengumuman lomba, lingkari merah hadiah lomba. Poin ini meski terlihat receh, tapi menurut mba Wiwik ini penting
  • Cari tahu selera juri, dengan membaca naskah-naskah pemenang dan juga mempelajari keunggulan naskah pemenang
  • Dari segi ide, buatlah yang unik. Unik bukan berarti “berat” tapi simple dan pas untuk usia anak. Narasikan ide tadi dengan memikat, jaga alur dengan baik, dan buat cerita mengalir indah
  • Endapkan terlebih dahulu sebelum nenekan tomol publish atau mengirimkan cerita. Baca tulisan berulang, lakukan editing.
Cukup lengkap apa yang dibagikan Mbak Wiwik siang itu. Sebenarnya ada sesi praktek menulis cerita anak juga, tapi saya ijin membolos karena mesti tugas negara, jemput anak-anak sekolah. Jadi sebenarnya saya juga masih punya PR..mempraktekkan ilmu yang sudah dibagikan Mbak Wiwik dan KEB :-D


Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar