Tanggal Tua Tak Merana? Bisa!

15 komentar
Ini adalah sebuah acara Kompetisi Blogger ShopCoupons X MatahariMall. Yang diselenggarakan oleh ShopCoupons. voucher mataharimall dan hadiah disponsori oleh MatahariMall.
mataharimall-kompetisi




Di rumah, sayalah manager. Meski tidak semua urusan keuangan saya yang pegang (ada beberapa kewenangan yang tetap di handle pak Suami), tapi paling tidak saya turut andil dalam menjaga dan mempertahankan stabilitas perekonomian rumah tangga. Lalu, apakah dalam hal ekonomi, kami anteng, adem ayem, tanpa riak atau masalah? Nggak juga.. 

Namanya manusia, kadang nggak tahan godaan. Begitu masuk pusat perbelanjaan, terlebih di bagian baju-baju anak seukuran dua bocil Raka atau Alya, sering lupa sisa lembaran di dalam dompet berapa.  Sering juga salah hitungan, terlebih untuk pos-pos biaya yang tak terduga, seperti saat ada anggota keluarga yang sakit,   undangan nikahan keluarga, saudara, dan teman yang pada bulan-bulan tertentu bahkan bisa belasan. Kalau sudah begitu, jadilah saya seperti Budi, seperti dalam video ini. 


Cukup, nggak cukup, sebisa mungkin cukup. Ada tabungan, tapi sebisa mungkin tidak diambil, kecuali terpaksa, benar-benar kepepet. Jurus Pengiritan mulai diterapkan! Inilah tiga jurus pengiritan ala saya:


1. Nggak malu dengan menu ala Posyandu.

Biasanya, pertengahan bulan adalah saatnya status "siaga" diterapkan. Cek sisa saldo keuangan, hitung berapa pos wajib yang belum terbayarkan, dan alokasikan sisa budget untuk konsumsi, syukur-syukur bisa rekreasi. Seandainya nominal mendekati batas akhir, harap maklum seandainya menu dapur hanya seputaran tumis kangkung, sayur sop, bening bayam berteman tahu-tempe, atau telur. Jangan komplain pula kalau buah pun dicari yang murah-meriah seperti pepaya atau pisang. Mirip-mirip menu saat putri bungsu saya ikut posyandu. Hemat, tapi yang penting sehat :-)

2. Berusaha disiplin dengan diri sendiri

Ini yang paling berat, karena godaan datang setiap saat. Yang harus saya pegang adalah, nggak boleh besar pasak daripada tiang. Mending pending mbeli, daripada harus ngutang sana-sini. Maka ketika ada godaan datang di depan mata, yang segera dilakukan adalah merapalkan mantra dalam hati "-kebutuhan-apa-keinginan-kebutuhan-apa-keinginan." Setelah mantap, dan sudah melewati proses pertimbangan, barulah tahap pengambilan keputusan.

3. Manfaatkan Promo dan Diskon
Aneka promo dan diskon, bisa diibaratkan 'jembatan penolong' yang menghubungkan konsumen-pedagang. Siapa tho yang tidak mau mendapatkan barang yang dibutuhkan dan diidamkan dengan harga yang sesuai dengan kondisi keuangan? Makanya, angkat dua jempol sekaligus untuk Matahari Mall dengan aneka promo dan diskon di akhir bulan. Dengan cara seperti itu, tidak hanya Budi dan saya saja yang tertolong, tapi juga jutaan manager rumah tangga lainnya di Indonesia, bahkan seantero dunia.
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

15 komentar

  1. Yang namanya hutang memang mengerikan ya, mbak Sulis. Saya sebisa mungkin juga menghindar dari hutang, kecuali kepepet dan untuk kebutuhan primer, misalnya kredit perumahan, kalau nggak hutang ngga bisa punya rumah hehe. Tapi hal lain, mending saya dibilang miskin karena ngga punya ini itu dari pada punya tapi hutang, duh ngga bisa tidur dan mimpi buruk tiap hari :)

    Ah kalau promo diskon sih saya mau sekali mbak apalagi pas tanggal tua, seperti mata air ditengah pdang pasir, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak.. Klo untuk rumah, gpp asal angsurannya tercover dengan pemasukan, malah sekalian investasi... Yang bahaya klo utang untuk konsumsi. Mbikin pusing kayaknya :-)

      Hapus
  2. Promo dan diskon sudah menjadi andalan semua emak kayaknya hihihih, sukaaa sama diskon sayaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya he-eh. Apalagi yang beli dua dapat 3...aku juga sukaaa...menggoda soalnya :-)

      Hapus
  3. Sepertinya saya termasuk ke no 1 deh mbak kayanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi...hi, gpp...cuek aja kang ....yang penting sehat n halal :-)

      Hapus
  4. sama kayak aku juga nih mbaa, suka ngarepin diskonan..hahaha. Sukses untuk kontesnya ya :)

    BalasHapus
  5. cari promo ditanggal tau bener banget biar hemat dan emang pas uangnya juga udah mefet

    BalasHapus
  6. Sepertinya yang benar-benar merasakan dampak tanggal tua adalah para istri. Kalau suami, mungkin tidak begitu merasakannya. Tapi, itu saya... Entahlah kalau para suami yg lain. Soalnya, saya tak pernah mau pegang uang. Semuanya saya kasihkan ke istri. :) Kalau kepepet banget, semisal bulan ini 2 anak daftar sekolah semua, barulah istri laporan ke saya. Saat itulah saya baru merasakan betapa tanggal sepuh itu benar-benar menguji nyali. :))

    BalasHapus
  7. Aduh iya mbak kenapa ya hampir semua orang yang gajian kalau memasuki tanggal tua itu bawaannya menderita banget tapi sebenarnya kita juga bisa menghemat, tapi menghemat juga gak bisa terus pasti ada juga batas kesabaran hematnya.

    BalasHapus
  8. Mba ahaai takpikir menu posyandu ada kacang ijonyah lo wkkkkk

    BalasHapus
  9. Disiplin, seharisnya bisa ya mba klo dah niat :)

    BalasHapus
  10. promo diskon di tanggal tua?? pasti menggoda bangetlah itu Mba Sulis :D :D

    BalasHapus
  11. Barutau menu ala posyandu wkwkwkwkk maklum dah lama nggak punya anak kecil.

    BalasHapus
  12. menu posyandu, hahhaahaa.. ada aja istilahnya ya mbak. kalau aku sering banget nih berada di situasi waspada dan siaga di tanggal tua. sebagai anak kos ya harus pintar-pintar biar nggak terserang virus labil ekonomi seperti istilahnya Viky hahhaha

    BalasHapus

Posting Komentar