Slontop, Permainan Jadul Namun Mengasyikkan


Meminimalisir anak-anak berinteraksi dengan smartphone dan mengembalikannya ke fungsi semula; alat komunikasi, bukan piranti nge-game, itu salah satu upaya saya dan suami sekitar sebulanan terakhir. Memang aneka permainan di smartphone sangat ampuh untuk mengkondisikan anak-anak anteng, dan sibuk sendiri. Tapi kalau dibiarkan berlama-lama, nanti kami yang kelabakan sendiri. Raka yang sudah pendiam (minim ngomong) semakin cuek. Asal sudah pegang hape....kalau diminta melakukan sesuatu jawaban tersering adalah "nanti...." atau "iya", tapi tak beranjak dari tempat semula. Saat sedang asyik, sepertinya ia lupa dengan apa yang ada di sekitarnya. 

Alya yang masih 3 tahunan juga. Asal sudah ngelus-lus kucing di game Tom and Angela, atau berlarian di rel kereta ala Subway Surfer betahnya minta ampun. Untuk mengambil kembali hape dari tangannya, kadang kala pake acara drama segala.
***
Minggu ini sulung saya libur karena ada ujian untuk yang kelas 6. Bersyukur, karena tak lupa gurunya membekali PR yang lumayan banyak. Biar dia ndak lupa dengan materi sekolahnya. Agar tetep ada insert-an belajar diantara waktu bermain. Was-was juga, waktu yang sedemikian banyak di rumah, mau ngapain saja?

"Ke Perpustakaan Sleman ya Ka..."
"Nggak mau..."
"Atau bersih-bersih dan beres-beres rak sepatu, yuk!
" Nggak..."
"Mau pinjam hape ayah..." katanya (Oh..ketahuilah Nak, kami sedang berusaha mengurangi ketertarikanmu dengan aneka game, kembalilah fokus di tugas utamamu)

Untuk mensukseskan program jaga jarak Anak-ponsel, android yang saya pegang, saya buat tidak menarik untuk anak; Raka maupun Alya. Hampir tidak ada game yang terpasang. Saya juga mewanti-wanti kepada dua bocil saya " hape Ibu sering hang, cepat panas, nggak usah download game". Sementara ayahnya, sudah dua mingguan pake taktik pura-pura hapenya ketinggal di kantor. Jadi memang hampir ndak pernah terlihat megang hape saat di depan anak-anak.

Untungnya, ada beberapa teman Raka di rumah masih relatif "bersih" dari efek buruk gadget. Sebut saja Noval dan Kiki. Bukan tidak pernah nge-game, tapi intensitasnya sangat jarang karena orang tua Noval dan Kiki lebih memilih menggunakan hape teknologi terdahulu; sebatas panggilan, sms dan foto. 

Pagi-pagi dua anak sudah nyamperin Raka, dengan mainan dari bambu di tangan masing-masing.

"Ka..ayo main slontop"
"Aku nggak punya e...
" Ya nanti kita bikin sama-sama"

Slontop, Permainan Jadul Namun Mengasyikkan

Slontop. Saat saya kecil, saya mengenalnya dengan nama bedhilan. Entah siapa yang mengenalkan anak-anak ini dengan mainan jadul ini kembali. Bisa jadi ayahnya Noval. Yang jelas, mainan ini relatif gampang dibuat. Hanya potongan ranting bambu yang dibiarkan bulat ( sekitar diameter 1 cm ), dan juga satu bilah bambu berukuran kecil yang dibentuk memanjang. Peluru yang digunakan adalah bubur kertas. Anak-anak senang karena senapan model ini juga bisa menimbulkan bunyi, walau kadang hanya lirih,  Blub!

Pada gotong-royong mbuatin Raka Slontop
Sudah jadi...!
Bagaimana kalau anak-anak generasi digital kembali ke dunia bermain era masa kecil bapak-ibunya? Ternyata.... lumayan juga. Malah karena main nya bareng-bareng, sepertinya lebih seru dibanding tembak-tembakan berteman ponsel pintar berlayar 5 atau 7inch. Cuma ya itu...kok ya para ayam di belakang rumah yang jadi sasaran. 
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts