Lolos dari Maut

1 komentar
Kucingku korban tabrak lari

Judulnya serem, dan ini pengalaman nyata. Siapa yang lolos dari maut? Cemong, kucing di rumah😀

Jadi, saat ini di rumah  saya punya 3 kucing. Milku (jantan), Cemong (betina), dan anaknya Gogon (betina). Ketiganya sudah steril. Sudah, 3 cukup dan tidak ada niatan untuk nambah kucing lagi. 

Cemong adalah kucing (yang awalnya) tunawisma dan sudah hampir setahun ini resmi menjadi anggota keluarga. Sama seperti dua kucing yang lain, Cemong tidak hidup dalam kandang.  Bebas, tapi sebisa mungkin saya awasi. Ia paling suka tiduran di pojokan kursi, duduk-duduk di atas motor yang terparkir di samping rumah, atau kadang bermain di kebun belakang. 

Tapi hari itu, 20 November...tumben-tumbennya ia menyeberang jalan di depan rumah. Saya pun nggak nyadar kalau dia dalam area bahaya.


Ndilalah pas mau keluar rumah untuk ganti oli motor ke bengkel, rupanya Cemong sudah tergeletak di tengah jalan. Ia diam, tapi masih bernapas.  Mulutnya berdarah. Entah tertabrak motor atau mobil, saya nggak ngerti. 

Cuma yang nggak habis pikir...kenapa yang nabrak meninggalkan Cemong begitu saja? Di tengah jalan. Tanpa menepikan, atau mencari tahu ke warga sekitar, ini kucing siapa. Toh Cemong menggunakan kalung di leher, yang artinya ia bukan kucing liar. 

Tahu kondisi Cemong, saya parkirkan lagi motor. Segera saya bopong Cemong ke belakang. Ia BAB banyak sekali. Pasti karena kesakitan. 

Cemong hanya diam. Napasnya cepat. Saya lihat tubuhnya. Bagian perut utuh. Ada lecet sedikit di kaki. Mulutnya berdarah..satu gigi taring bawah seperti mau copot. Ada luka sobek di bibir. Mulutnya menjadi tidak simetris. Lidahnya merah sekali. Melihat napasnya.... saya berpikir... sepertinya Cemong sedang sakaratul maut. 

Bimbang. Galau. 

Kalau saya bawa Cemong ke dokter langsung dan endingnya Cemong tidak tertolong juga... Saya bakalan 2x sedih. Kehilangan kucing, plus kehilangan uang.

Ini realistis. Bukan rahasia juga,  rata-rata biaya klinik hewan lebih  mahal dari klinik manusia. 

Akhirnya saya ajak ngobrol Cemong yang kondisinya bener2 lemas. Saya bilang, saya ikhlas kalau memang dia harus pergi..daripada dia kesakitan. Saya bilang terimakasih sudah menemani selama hampir 1 tahun. Nggak usah khawatir soal Gogon (anaknya). 

Bener, sampe di level saya ikhlas kalau dia mesti pergi, daripada melihat dia kelamaan sakit. 

Meski ritmenya tak beraturan lagi,  saya lihat Cemong masih bernapas. Kemudian saya tidurkan  Cemong dalam dos. Saya beri selimut agar ia hangat. Saya tungguin, sambil saya elus tubuhnya. Ya,  dia berjuang sendiri melawan sakit di tubuhnya. 

Saya berusaha menenangkan diri.

Beberapa waktu berlalu. 

Eh, napasnya membaik. Lebih stabil.

Beberapa jam pasca tragedi tertabrak, Cemong mau mengangkat kepala. Bahkan ia berusaha berjalan keluar dari dos. Ya, Cemong punya harapan hidup! Sepertinya ia masih punya semangat untuk terus hidup. 

Galau lagi. Ongkos ke dokter hewan pasti akan mahal. Melihat mulutnya, Cemong butuh operasi. Kalau tidak dioperasi..dia akan kesulitan makan. Lukanya pun akan membusuk kalau tanpa penanganan. Harus opname. Biaya tidak sedikit.

Duit... kucing....duit...kucing... Ini bukan pertama kalinya membawa kucing ke klinik. Tapi ini kasus yang paling parah. 

Ah, tapi kalau nggak dibawa berobat, saya pasti akan menyesal seumur hidup. Percuma hapal Pancasila sila ke 2, kalau untuk prakteknya aja saya masih banyak berpikir. Percuma saya ngajarin anak untuk suka menolong, kalau terhadap hewan yang butuh pertolongan manusia, saya bisa abai. (Padahal sadar sepenuhnya...kalau bukan manusia yang nolong, siapa lagi?)

Akhirnya dengan prinsip uang bisa dicari lagi...dengan mantap saya antar Cemong ke klinik. Soal nanti bagaimana tindakan + biaya.. ngikut dokternya saja. Insyaalloh cukup.  

Pilihan jatuh ke Catnip Catcare klinik, Sleman. Sampai klinik, Cemong segera ditangani. Ia diantar ke rumah sakit hewan yang ada fasilitas sinar X untuk rontgen. Tanggal 21 November, Cemong menjalani operasi reposisi rahang. 

Kucing operasi rahang
Cemong saat menjalani operasi di Catnip cat care Klinik, sleman

Rontgen rahang kucing
Hasil rontgen Cemong. Setelah mendapatkan hasil rontgen, dokter hewan kemudian mengabari rencana perawatan


Beberapa hari setelah operasi, mulut Cemong diberi kancing. Makan-minum lewat selang/sonde. Hati-harinya pasti sangat berat. Dan setelah 9 hari, kabar baik itu datang. Kondisi Cemong sudah membaik, dan ia sudah boleh pulang. 

Biaya perawatan? Angkanya lumayan..tapi Alhamdulillah saya ketemu klinik yang masih bisa dibilang ekonomis. Yang penting saldo masih cukup. Seperti niat saya di awal...ditolong aja dulu. Nanti rejeki bisa dicari lagi. 

Cemong sudah bisa menemani kami lagi

Ibuk seneng kamu akhirnya hidup Mong😀. Sehat-sehat, panjang umur yaa...

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com
Terbaru Lebih lama

Related Posts

1 komentar

  1. Ya allah cemong 😍😣😣😣. Alhamdulillah bisa sembuh ya nak... Ikut sedih pas baca di awal, pasti sakit banget yg dirasain cemong. Yg nabrak memang ga ada hati. 🤬. Semoga cemong ga ada berani kluar lagi ya mba. Biar aman...

    BalasHapus

Posting Komentar