Oyen Steril, Seberapa Penting Steril Untuk Kucing Jantan?

7 komentar
Steril atau kastrasi kucing jantan


Tiga hari yang lalu, bersama  Raka  saya  membawa Oyen kucing kami  ke JJ Vet & Petshop, klinik hewan sekaligus petshop  terdekat dari rumah untuk tindakan steril kucing jantan atau kastrasi.

Setelah dipuasakan selama sekitar 6 jam, Oyen menjalani tindakan pengambilan testis, menginap satu malam, dan esok paginya sudah boleh dijemput pulang dan menjalani pemulihan pasca kastrasi di rumah. 

Saat ini umur Oyen sekitar 9 bulanan, sudah mulai tertarik dengan kucing betina, sudah sering ngelayap entah kemana, maka memang sudah waktunya ia disteril atau dikebiri. Nggak mau cerita Chilo yang hilang  dan nggak pulang saat musim kawin terulang

Oyen jantan kan? Nggak bakalan punya anak juga, kenapa harus disteril atau dikastrasi? 

Iya, Oyen jantan. Kodrat sebagai kucing jantan memang membuat Oyen tidak bisa hamil. Tapi ia akan menghamili para kucing betina kan?

Bahkan bisa jadi ia akan menghamili satu demi satu kucing betina di lingkungan rumah, atau bahkan kawin dengan para kucing betina  yang ia temui dalam jangkauan wilayah yang lebih besar. 

Yang terjadi kemudian Si betina akan hamil, dan  melahirkan 2 sampai 3 kali dalam satu tahun. Jika saja satu betina melahirkan 3 anak kucing, bisa dibayangkan berapa keturunan Oyen dalam satu tahun. Dan sayangnya kucing jantan tidak akan bertanggungjawab dengan anak-anaknya. Hampir tidak pernah melihat ada kucing jantan momong anak atau nyariin makan untuk anaknya kan? 

Bisa ditebak, masalah yang kemudian muncul adalah overpopulasi. 

Di  lingkungan sekitar saya sering  melihat kucing-kucing terlantar yang masalah awalnya  over populasi ini. Karena jumlahnya banyak, kucing lalu diperlakukan  seperti  “hama” masyarakat. Dibuang, disuruh pergi, disakiti, disia-siakan, kelaparan, dan terlantar. Miris.

Kucing dengan jumlah banyak tapi tanpa perawatan yang memadai juga rawan di cap sebagai pengganggu; merusak tanaman, buang air besar dan kecil sembarangan, pencuri lauk, pemakan hewan peliharaan (burung misalnya), dan juga lebih rentan terpapar saat ada virus yang mewabah. Panleukopenia misalnya.

Baca juga: Gara-gara Panleukopenia

Salah satu cara yang bisa dan cukup efektif untuk menekan populasi kucing adalah dengan melakukan steril kucing betina maupun kastrasi kucing jantan.

Kenapa Kastrasi/ Steril Kucing Jantan Itu Penting?

Kastrasi atau Orchiectomy adalah tindakan pembedahan pada kucing jantan untuk mengangkat testis. Tentu saja, hanya dokter hewan yang mempunyai kewenangan untuk melakukan tindakan ini, dan dengan pembiusan terlebih dahulu agar kucing tidak kesakitan.

Sterilisasi kucing jantan
Oyen saat masih berada dalam pengaruh obat bius. 

Kastrasi kucing jantan
Testisnya sudah diambil. Masih bisa melakukan aktivitas kawin, tapi tidak menghasilkan sperma (mandul). Foto H+1 pasca kastrasi

Pada kucing jantan, karena prosedur kebiri tidak serumit sterilisasi pada kucing betina, proses penyembuhannya pun  bisa dibilang sangat cepat. Kalau dulu butuh waktu 1-2 minggu bagi kucing betina untuk pulih pasca steril,  Oyen hanya membutuhkan satu hari untuk mengembalikan nafsu makan dan kemampuan gerak/mobilitasnya. 

Saya merasa butuh mengkebiri Oyen karena dilingkungan terlalu banyak kucing, entah itu kucing tetangga ataupun kucing liar. Karena itulah, kastrasi kucing menjadi sesuatu yang penting.  

Memang benar, di satu sisi dengan melakukan kastrasi/kebiri berarti manusia sudah mengambil hak kucing untuk berkembang biak, melangsungkan keturunan. Namun di sisi lain, nggak yakin juga  kalau kehidupan kucing akan baik-baik saja tanpa adanya pengendalian populasi. 

Mau sampai kapan bergantung pada  kebaikan LSM atau komunitas-komunitas yang peduli dengan nasib para kucing jalanan/terlantar?

Banyak jurnal dan penelitian yang mengungkapkan bahwa tindakan steril pada kucing betina dan kastrasi pada kucing jantan ini sebenarnya akan menguntungkan dua belah pihak, manusia dan juga kucing itu sendiri.  


Keuntungan Melakukan Kastrasi Kucing 

Tujuan utama tindakan pengebirian, tentu saja untuk mengendalikan populasi. Intinya untuk meminimalisir perkembangbiakan, sehingga tidak banyak kucing yang terlantar. Selain itu, ada beberapa keuntungan lain yang dirasakan, seperti:

Pertama, rumah menjadi lebih bersih. Ini terkait dengan kebiasaan kucing jantan untuk menandai wilayahnya dengan pipis sembarangan/spraying di tempat-tempat di sekitar rumah, misalnya di tembok, korden, dan sebagainya

Kedua, pemilik kucing merasa lebih aman. Sayapun merasakan ini.  Beberapa kucing jantan akan menjadi agresif saat musim kawin. Kadang ia akan bertengkar dengan sesama kucing jantan untuk memperebutkan betina. Ia pun akan membuat suara gaduh yang mungkin menganggu bagi orang lain. 

Saat sudah dikebiri, kucing jantan berhenti memproduksi hormon testosteron, sehingga perilaku kucing akan lebih kalem dan jinak. Ia tak memiliki hasrat bersaing dengan pejantan lain ataupun berkelana jauh. 

Bagi kucing, proses pengebirian juga mendatangkan beberapa efek positif, diataranya:

✔️ Kebiri pada kucing jantan akan membantu mengurangi resiko tumor dan kanker, khususnya kanker testis

✔️Usia kucing juga akan lebih panjang saat ia sudah disteril. Pendapat ini sudah dibuktikan dengan banyak penelitian, dan berlaku untuk kucing jantan dan betina. Tapi tentu saja ini tidak berlaku bagi kucing yang meninggal akibat kecelakaan ya, seperti kematian Oreo dan Sweety, dua kucing saya terdahulu yang sudah disteril dan sudah pindah alam sekarang.

✔️Tubuh kucing akan lebih gemuk. Ini karena gizi makanan yang masuk ke kucing benar-benar terserap tubuh, tidak habis untuk stress mengurus anak (kucing betina) dan berkelana (kucing jantan)

✔️Dengan tindakan kastrasi, kucing akan terhindar dari berbagai ancaman seperti luka akibat berkelahi, tertular virus, atau bahkan keracunan.

✔️Kucing akan lebih bisa menikmati hidup. 

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

7 komentar

  1. Bener banget, dulu pernah sterilkan kucing betina yah dibedah dan begitulah sampai kesembuhannya lama. Tapi, memang penting steril untuk kucing betina maupun jantan, kalau udah terus-terusan anaknya jadi banyak gak bisa bayangin rumah penuh sama kucing. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, biasanya trus jadi ga kerawat dengan baik klo terlalu banyak...

      Hapus
  2. Kastrasinya habis berapa duit? Lebih murah dari betina ya kayaknya?

    Semoga Oyen selalu sehat dan ga bahagia di rumah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Iyo mba, lebih mahal klo betina. Ini oyen 250, klo betina 350-400rb/ekor. Tergantung vet nya juga .. ada yang lebih murah, ada yang lebih mahal. Tapi rata2 di Jogja segitu untuk biaya steril

      Hapus
  3. nah iya oyen jantan akan agresif saat musim kawin
    suka cengcengin kucing betina tetangga atau malah hamilin mereka
    dulu pas adikku punya oyen jantan dan belum disterilkan dia hamilin kucing tetangga
    lah tetanggaku minta tanggung jawab dong soalnya males ngurus anak-anaknya
    sejak saat itu si oyen jantan disterilkan biar aman

    BalasHapus
  4. Mungkin nanti agar kucing bisa tetap berkembang biak dan terkontrol adalah donatur sperma kucing. Tapi gmn cara ngambilnya ya hehehe

    BalasHapus
  5. Nggak pernah pelihara kucing, tapi karena di sekitar rumah banyak kucing yang mondar-mandir kadang sampai naik meja ngambil jatah ayam gorengku, jadi kesel juga 😂
    Bener dan setuju dengan mba Sulis ini yg peduli tentang pengendalian populasi kucing. Kebetulan temen aku juga gitu, punya kucing jantan dan disteril. Nggak pernah nanya alasannya apa, tapi terjawab sudah di sini wkwk.
    Kebetulan kucingnya sudah meninggal, tapi usianya memang sampai 8 tahun. Menurut saya itu kucing sudah bisa dibilang "sepuh" juga.

    BalasHapus

Posting Komentar