Hari Kesekian #DirumahAja...

10 komentar



Kok masih nambah terus ya..? Kapan semuanya akan teratasi? Sedih saya setiap mendapat update an berita tentang jumlah penderita yang terinfeksi Covid-19. Terus bertambah, dan cenderung naik. Nggak cuma di ibukota, tapi di semua wilayah..grafik  masih terus naik. 

Berawal dari 2 orang yang terdeteksi di awal Maret, satu bulan kemudian jumlahnya sudah hampir menembus skala 2000-an se Indonesia. 

Jogja yang sebulan lalu masih terasa adem ayem, tiga minggu belakangan sudah terasa sangat berbeda. Jalanan lengang. Ruang publik seperti mati suri.

Efek physical distancing membuat Jogja terlihat jauh lebih sepi dari bisanya. Tak apa, asal Covid-19 segera enyah. Namanya berperang dengan musuh yang tak nampak, siapa sih yang nggak khawatir? 

Kalau saya tidak salah hitung, hampir 3 Minggu anak-anak belajar di rumah. Suami tidak full work from home, tapi selang-seling, sehari ngantor, sehari libur. 

Apa kabar anak-anak? Mereka ngerti kalau mereka tidak ke sekolah demi kebaikan semuanya. Dua bocah tiap pagi, senin-jum'at juga mendapatkan tugas dari sekolah. Awal-awal semuanya berjalan lancar. Tapi belakangan, sepertinya anak-anak mulai jenuh juga. 

Sayapun jenuh kalau mau jujur. Tiap hari rute dapur-sumur-kasur. Tapi ya mau bagaimana lagi? Mau nulis...idenya kok ya ngilang mlulu. Idealnya bisa seperti yang ada di infografis ini, tapi ternyata bagian workingnya belum optimal.

Infografis Freepik.com.

"Aku tu senengnya hari selang-seling, hari ini masuk...besok libur...masuk..trus libur..." Begitu celoteh bocah saya, Alya tempo hari. Bahkan ia bercerita kalau pernah bermimpi bermain bersama teman-teman sekolahnya. 

Nggak ada yang menyukai kondisi seperti ini, saya yakin. Interaksi sosial menjadi aneh..karena yang harusnya dekat/hangat, terpaksa harus berjarak. Tak ada lagi salam/peluk saat bertemu saudara/teman. 

Kalau dulunya gejala batuk/pilek dianggap sebagai sesuatu yang normal, saat ini ada semacam ketakutan kalau sampai menderita batuk/flu. Bisa berasa dihakimi masa kalau sampai batuk/bersin di depan umum..

Secara ekonomi, dampak dari merebaknya Covid 19 ini lebih parah lagi, terlebih bagi teman-teman yang bekerja di sektor informal. Beberapa bisa beneran tanpa pendapatan.

Sudah dua harian ini, banyak berseliweran via WA promo sayuran, daging ayam+telur ayam yang dijual murah, sangat jajuh dibawah harga pasar. Konsumen, tentu diuntungkan. Tapi sebenarnya, ada tangisan para peternak di situ. Mereka merugi, dan tak mau gambling sebelum harga benar-benar jatuh. 

Ah, sudahlah.  Kalau usaha, saya yakin semua sudah berusaha. Berdoa yuk, sama-sama agar cerita sedih di negara ini segera usai. Kangen semuanya kembali normal, bisa tertawa lepas, tanpa lagi was-was.



Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

10 komentar

  1. Sama lis. Danar juga udah mimpi sekolah lagi.

    Masuk minggu keempat ini ya. Anak-anak udah bosen di rumah. Terutama si dig.

    Kalo mas-masnya msh bisa cari hiburan. lha si dig ini ngajak halan-halan mulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minggu kemarin aku akhirnya keluar, masih jogja..tapi nggak keluar dr mobil mba. Intine mung sekedar lihat situasi. Trus pulang.😊

      Hapus
  2. Jangankan anak sekolah, orang-orang yang WFH aja juga mulai bosen ini *saya contohnya*.

    Dan yang sebentar lagi bakal mulai terasa aneh, tentu saja pas bulan ramadan. Udah tinggal beberapa minggu lagi, misal keadaan masih kaya gini ya, sedih sebenarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ho oh. Ramadhan tanpa tarawih rame2..idul Fitri tanpa acara halal bihalal, tanpa sholat id di lapangan...belum pernah ngalami sebelumnya.

      Ealah..kok ya harus ada Corona yaa..

      Hapus
  3. Sebenarnya jenuh banget sih, semua kegiatan jadi terbatasi.
    Tapi ya mau gimana lagi Mbak.
    Kita nggak punya banyak pilihan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Soalnya klo nggak dibatesi..malah nggak ngerti gimana ntar jadinya. Ya wis mau nggak mau memang harus dijalani...

      Hapus
  4. Sedih sekaligus menakutkan ngadepin epidemi corona ini .., juga kebingungan karena kalau terus sampai beberapa bulan ke depan seperti saat ini terus menerus .., bagaimana persediaan bahan pangan ya ...

    Sekarang saja sudah banyak masyarakat yang kebingungan tentang menipisnya keuangan mereka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas. Banyak banget yang kena PHK atau dirumahkan karena si Covid ini. Semoga Indonesia bisa melalui bencana ini segera...

      Hapus
  5. aamiin mba semoga covid cepat berlalu..

    BalasHapus
  6. Sekarang mau batuk musti jaga perasaan yah mba. Gk cuman jaga jarak :)

    BalasHapus

Posting Komentar