Home Sweet Anywhere; Menikmati Usia Tua dengan Cara yang Berbeda

13 komentar

resensi buku Home Sweet Anywhere

Mm..diantara banyak kegiatan pengisi waktu senggang, salah satu  yang saya suka membaca. Nah..masalahnya, waktu senggang itu kok sepertinya datang semakin jarang. Kadang kalaupun ada waktu, ...la kok jatuhnya pegang hp, scroll medsos..eh, tau-tau waktu nyantai-nyantainya habis.

 *Salahnya siapa coba??πŸ˜€

Diantara semua bahan bacaan, paling betah saat baca cerita fiksi. Enteng, itu alasan utamanya. Kalau waktunya bisa dan alurnya menarik, satu novelpun bisa saya  lalap dalam satu sesi, kayak misalnya novel  Single Happy atau Supernova.

Tapi kalau bacaan non-fiksi, sukanya yang berdasar kisah nyata. 


Makanya, thanks banget untuk mba Antung Apriana yang sudah menulis dengan apik review buku Athirah; sebuah novel yang terinspirasi dari kisah nyata. Athirah sendiri adalah nama dari ibunda dari wakil presiden RI saat ini, Jusuf Kalla. Tentunya, banyak pesan positif yang tersurat maupun tersirat dalam novel tersebut. 

Ngomongin soal buku, adakah buku yang tengah saya baca saat ini? Kebetulan ada, tapi udah berhari-hari nggak kelar-kelarπŸ˜€ Ya itu tadi masalahnya, kalah sama  medsos..wkk..

Judul bukunya, Home Sweet Anywhere, karangannya Lynn Martin. Udah terjemahan kok, jadi aman buat yang kemampuan bahasa asingnya mepet kayak saya. 😊 Mirip sama Athirah, inipun termasuk buku non-fiksi alias kisah nyatanya sang penulis, Lynn dan Tim, suaminya. 

Lynn & Tim, traveller yang berjiwa muda

Kalau Athirah berkisah tentang perjuangan seorang perempuan yang mesti survive saat ditinggal sang suami untuk menikah lagi, maka dalam Home Sweet Anywhere Lynn mengisahkan cara ia dan suaminya dalam menjalani masa tua.

Sudah memikirkan apa yang akan dilakukan saat masa pensiun datang? Menurut pengamatan saya, seandainya masa pensiun tiba, rata-rata yang ingin dilakukan kemudian adalah menikmati masa tua dengan di rumah, menekuni hobi, banyak istirahat, atau memperbanyak ibadah sebagai bekal di kehidupan berikutnya. 

Tapi Lynn, seorang wanita berkewarganegaraan Amerika  ini berbeda. Ketika suaminya Guy meninggal, kemudian ia menikah dengan mantannya Tim Martin. Saat itu mereka melihat anak-anak mereka sudah terlihat mapan dan mandiri. Ada obsesi yang belum mereka lakukan.   Lynn dan Tim kemudian membuat keputusan mengejutkan. Mereka mempunyai cara yang bisa dibilang antimainstream dalam menikmati masa tua.

Tim adalah seorang penulis lirik dan juga seorang penulis novel. Sementara Lynn adalah pekerja media. Dasarnya mereka hobi travelling. Di tahun 2010, Di usia yang tak lagi muda, pasangan ini kemudian memutuskan untuk menikmati hidup dengan menjual rumah, dan kemudian menjelajah belahan dunia. 

Lynne (73 tahun) dan Tim (68) tahun kala itu. Uang dari penjualan rumah, mereka investasikan dan digunakan sebagai sumber dana bagi perjalanan mereka mengelilingi berbagai belahan dunia seperti Meksiko, Argentina, Turki, Prancis, Italia, Inggris, Irlandia, Maroko, Portugal, dan Jerman.

Yang menarik dari buku ini adalah, bagaimana Lynn mengisahkan perjalanan panjang yang mereka lalui secara detail.  Hal-hal baru yang mereka temui saat menjadi pengelana, suka duka berpindah dari satu apartemen ke apartemen berikutnya, termasuk bagaimana kakek dan nenek ini mesti sering-sering beradaptasi dengan masyarakat, tetangga dengan kultur yang berbeda.

Selain menuliskan kisah perjalanannya dalam jurnal Wall Street Jurnal, Lynn juga menuliskan pengalamnya ini melalui blog pribadi yang ia tulis di homefreeadventure.com. Kisah Lynn dan Tim yang awalnya terlihat nekad itu, ternyata menginspirasi banyak kalangan. 

Mau menikmati masa tua Seperti Lynn dan Tim? Mau! Itu kalau yang dikasih pertanyaan saya. Tapi tentu saja tidak se ekstreem mereka yang rela melepaskan rumah, dan kemudian hidup nomaden dari satu tempat ke tempat lainnya. Yang pasti, cara mereka menikmati masa tua sepertinya menantang dan menyenangkan. 

Judul: Home Sweet Anywhere
Penulis: Lynne Martin
Penerjemah: Endang Sulistyowati
Editor: Nunung Wiyati
Penyelia: Chaerul Arif
Genre: Traveling 
Penerbit: Alvabet 
Cetakan: I, September 2014 
Ukuran: 13 cm x 20 cm 
Tebal: 456 hal; ISBN: 978-602-9193-53-4 


Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

13 komentar

  1. Wah, buku yang unik dan menarik ya mbak

    BalasHapus
  2. Waduh, jiwa mudanya masih kuat banget nih

    BalasHapus
  3. Keren banget menikmati masa tua denghan cara yang berbeda

    BalasHapus
  4. Salut sama kakek nenek ini

    BalasHapus
  5. tetiba dikepala saya muncul letupan ide yang sejenis untuk menjalani hari tua, karena tampaknya sangat menarik apa yang mereka lakukan, cuma bedanya ya saya ga akan menjual harta benda dan hidup nomaden seperti itu, melainkan hanya melakukan travelling ke berbagai belahan dunia saja

    BalasHapus
  6. wah kalau kau punya duit kayaknya juga pigintraveling keliling dunia sama suami

    BalasHapus
  7. Wih keren ya, mbak. Serasa honeymoon terus kayaknya jadinya. Hihi

    BalasHapus
  8. Tau ga, itu impianku juga dengan suami. Kami pengen, di masa tua setelah pensiun, anak2 udh gede, aku dan suami bisa lanjut ttp traveling sampe ga manpu lg. Makanya aku juga ada tabungan khusus utk traveling di masa pensiun nanti mba. Buat ku, traveling itu passion kita berdua. Sampai kapanpun, aku bakal trus traveling. Itu yg bikib hidup kami jd lbh hidup sebenernya :)

    BalasHapus
  9. Sepertinya menarik. Pengen gitu suatu saat..he
    Baru tahu bukunya juga, pengen coba baca saya, Teh..

    BalasHapus
  10. Aku mlh baru nonton filmnya klo athirah ini, yg pmainnya cut mini theo
    Klo buku blom baca

    BalasHapus
  11. Kami orang rumahan semua mbak. Aku suka nulis & craft. Suami suka eksperimen masak. Nantinya memang nggak pengin kemana-mana, nyalurin hobi saja, ngurus usaha yg terbengkalai krn suami masih kerja aja.

    BalasHapus
  12. Manarik dan inspiratif ya Mbak. Bagi yang suka berpetualang, boleh dicoba tuh idenya, hehe..

    Tapi intinya adalah bagaimana kita mengisi masa pensiun supaya tidak bosan dan tetap produktif. Kalau saya yang sebentar lagi sudah memasuki usia pensiun, pengennya nggak akan meninggalkan rumah sih, paling menyalurkan hobi dan melakukan kegiatan lain yang siapa tahu berguna bagi lingkungan sekitar :).

    BalasHapus

Posting Komentar