Anak Perempuan, Mainnya Mobil-Mobilan..

anak perempuan main mobil-mobilan


"Ini kasur apa jalan raya tho?" Goda saya ke Alya tadi, sebelum tidur siang. Seperti biasanya,  Alya cuma mringis sambil njawab.."Ya nggak papa tho yaa..."


Lha iya, wong ini anak kebiasaannya bawa mainannya ke kasur. Nggak siang, nggak malam menjelang tidur.  Padahal saya mah pengennya ngelonin, anaknya tidur..trus ibunya punya dua opsi; ikut tidur atau mberesin kerjaan yang belum kelar.

Itu idealnya. Tapi realitasnya??

Sering sudah dibacaiin buku cerita biar ngantuk, anaknya nggak kunjung tidur. Jamak kejadian, saya diprotes karena makin lama saya mbaca bukunya nglantur, yang diomongin sama yang seharusnya diucapin beda, karena yang ngantuk kok malah yang mbaca.

Iya, beberapa buku Alya hafal jalan ceritanya. Jadi malah serasa Alya yang jadi editor.

Urusan mbaca buku kelar,  eh..minta ijin tambahan kegiatan sebelum tidur... "Aku mau mobilan dulu..." Dengan sigap Alya mengambil beberapa mobil-mobilannya yang sudah standby di kasur bagian bawah. 

Dia lakonin aja itu mobilan, sambil cerita-cerita sendiri, niruin dubbernya Tayo.

Anak Perempuan Kok Suka Mobilan??

Sudah nggak kehitung lagi berapa kali kami --saya atau pak suami disenyumin pramuniaga toko mainan. Pasalnya, setiap ke toko mainan, meski yang dikawal anak cewek berbaju pink tapi njujug nya ke counter mobilan-mobilan😊😊

Counter boneka mah, dilirik juga nggak sama ni anak. Wkk..wkk.

Tapi Alya ini  kayaknya fotocopy ibu nya pas kecil. Saya ingat, pas TK saya pernah demam..kejang..bahkan orang tua saya menyangka saya nggak bisa tertolong lagi. Pagi setelah sadar, saya ditanya.."Kamu mau hadiah apa?" 

"Mobil-mobilan" jawab saya. Saya ingat, saya langsung diantar ke toko PENI Kotagede, dibelikan mainan terkeren yang pernah saya punya; sebuah jeep warna merah dengan penggerak utama dua atau tiga batere kecil dibagian bawah, yang bisa bunyi layaknya mobil dan bakalan mundur kalau nabrak tembok😀😀

Ada dua benang merah yang sama antara saya dan Alya. Saya, bungsu dengan dua kakak laki-laki. Alya, punya kakak laki-laki juga. Mainan yang sering dilihat ya yang sering dimainan kakaknya. Jadi mungkin itu penyebabnya.

Pernah sih, saya sedikit kepikiran ni anak kok maskulin banget mainannya. Tapi ternyata setelah saya mbaca beberapa artikel parenting, ternyata ga masalah kok kalau misalnya anak atau balita kita hobi mainannya melenceng dari patern yang selama ini ada. Mengutip sebuah artikel dari parenting co.id, Rossalind Chait Barnett, Ph.D seorang ilmuwan senior  di Brandeis University menyatakan bahwa  adanya segmentasi 'mainan anak perempuan dan mainan anak laki-laki tidak lebih dari sebuah konsep pemasaran'. Jadi idealnya malah anak diberikan mainan yang beragam, nggak dibatasi gender.

Ya, cuma masalahnya kita hidup di masyarakat dimana anak perempuan itu identik dengan boneka dan masak-masakan, sementara mobil-mobilan dan alat pertukangan itu wilayahnya anak laki-laki. Jadi sering berasa aneh gitu buat banyak orang.

Dan tak perhatiin, saya dengerin sambil pura-pura merem   kalo Alya lagi mainan mobilan,  mobil-mobilannya itu dicritain buat anter sekolah..anter jalan-jalan. Nggak jauh-jauh amat dari yang sering dia lihat dan dia jalani.

Gaya bermainnya masih gaya bermain anak  perempuan, plusnya, jadinya ia malah sekalian belajar ngerangkai kata...

Saya aja kadang heran..bisa panjang gitu ngomongnya. Trus acara bobok siangnya gimana jadinya?? Gagal. Keburu sore. Jadi akhirnya malah tak suruh nerusin mainnya, karena saya mau angkat jemuran keburu hujan.

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts