"Mas...ada pulu-pulu!!"
Teriak Alya memanggil kakaknya ketika melihat beberapa patung, dengan bentuk menyerupai tokoh-tokoh kartun yang setiap hari ia lihat;Ipin & Upin. Pulu-pulu adalah sebutan anak-anak untuk para suku yang menculik Upin dkk saat berburu harta karun, tentu saja karena dialog mereka mayoritas menggunakan bahasa "pulu-pulu".
Dan sessi bersama para "pulu-pulu" ini sepertinya menjadi moment yang paling diingat anak-anak saat menjelajah wana wisata Sekipan, tempo hari.
| pada ngumpet..niruin adegan di Upin & Ipin |
Sejarah Wana Wisata Sekipan
Terletak di wilayah Sekarjinggo, Desa Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar (sekitar 46 km dari Solo), dan deket banget sama wisata Bukit Sekipan Night, dulunya wana wisata ini bernama Sekarjinggo. Diawal keberadaannya, kawasan hutan seluas 40 hektar ini adalah hutan sekaligus taman, dan digunakan sebagai tempat berburu Raja serta para Pangeran dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kraton Mangkunegaran Surakarta.
Setelah Indonesia merdeka, areal hutan kemudian difungsikan sebagai tempat latihan menembak sniper TNI/Polri, sehingga banyak masyarakat desa menyebutnya SEKIPAN. Kini, kawasan hutan ini difungsikan sebagai kawasan wisata hutan pinus.
Yang Menarik dari Wana Wisata Sekipan
Bagi anak-anak, mungkin spot foto mirip di film Upin Ipin lah yang paling menarik. Tapi bagi saya, udara yang segar, bau-bau an alam berpadu hawa dingin, itu jauh lebih menggoda. Yup, di hutan ini mata saya betah banget menikmati pohon-pohon pinus yang berdiri tegak, di selimuti kabut pegunungan.
Dibandingkan dengan hutan pinus Mangunan atau Pinus Pengger yang ada di Jogja, dalam hal variasi/ragam spot foto, tempat ini memang kalah. Tapi kalau kesejukan dan kealamian sebuah hutan alam, wana wisata Sekipan lebih unggul.
Kami datang ketika para pelajar sebuah SMA di Solo sedang siap-siap bongkar tenda, habis berkemah. Sementara di sudut yang lain, puluhan mahasiswa baru tengah melakukan outbound dan acara keakraban.
| Wana wisata Sekipan yang sedanhg digunakan untuk camping |
| Tampak pengunjung yang sedang melakukan aktivitas outbond |
Tapi mayoritas pengunjung memang untuk berfoto, mengabadikan kecantikan hutan pinus dalam kamera. Spot-spot foto ala Indian yang lumayan banyak bertebaran kan sayang klo dilewatkan.
Bermalam dalam Keheningan, dalam Welit Super Camp
WELIT SUPERCAMP, adalah terobosan terbaru yang dilakukan pengelola kawasan hutan, dalam hal ini Pemkab Karanganyar. Melalui program ini, pengelola memfasilitasi pengunjung yang hendak menikmati suasana malam dihutan, dengan cara yang berbeda.
Welit adalah daun tebu yang sudah kering, yang kemudian dianyam menjadi atap. Welit Supercamp adalah tawaran dari pihak pengelola, bagi yang ingin merasakan sensasi berbeda, maksudnya ngrasain bermalam atau ngecamp di bawah rumah-rumah mungil beratap daun welit. Ada sekitar 10 rumah welit yang bisa di sewa.
| kayak gini rumah yang dipake nginep, muat 2 orang |
Bayarkan yaa? Ya jelas lah. Kalau untuk sekedar masuk hutan, pengunjung kena charge 7500 rupiah kalau nggak keliru. Kalau ingin nginep di Welit Supercamp, biaya sewanya 150.000 permalam (hari biasa) sementara klo pas akhir pekan 200.000/malam. Tenang, karena harga segitu sudah dapat fasilitas matras, 2 sleeping bag, dan 1 unit lampu. Kalau buat seru-seruan bareng teman rame-rame, kayaknya bakalan asyik. Mm..mbayangin bikin api unggun, main gitaran, makan mie, sambil dengerin suara katak..
Ha..ha, udahlah. Nggak mungkin klo untuk saya saat ini. Udah emak-emak juga, anaknya mau taruh mana, titipin siapa. Ya udah, yang masih muda-muda, yang penasaran, bolehlah dicoba.
