Sebagai seorang ibu, pernah nggak mati gaya ngadepin anak-anak yang tengah libur sekolah cukup panjang. Saya sering!
“ Ni anak mau pada ngapain aja ya selama libur sekolah..? Begitu tu intinya. Kalau pas libur biasa, nggak begitu bermasalah mungkin. Diajak jalan-jalan keluar,pasti mereka seneng. Tapi kalau keseringan ya dompet yang jadinya kurus kering.
Raka sih senengnya sepedaan sama teman-temannya di rumah. Kalo Alya, masih betah di rumah, atau mbuntuti ibunya. Tapi ya masak sih mau sepedaan sepanjang hari? Cara terinstant ya membiarkan tv atau tablet menyala sepanjang hari. Pasti anteng. Tapi kok nggak tega, takut efek ke depannya....
Nggak cuma ibunya yang mati gaya, sebenarnya anak saya (paling sering Raka) juga sering bingung kalau dia sudah bosan dengan kegiatannya, dan ujung-ujungnya nanya, “ Bu,habis ini aku mau ngapain yaa..?” “ Ya, udah baca buku atau majalah saja”
Membaca dan membaca. Sejak dulu mereka masih kecil, saya memang punya obsesi pengen untuk mendekatkan anak- anak dengan buku. Nggak melulu buku pelajaran. Majalah atau buku- buku cerita kan bisa....
Diantara 2 anak, Raka yang masih susah untuk bisa berlama- lama membaca. Kalau Alya, sejak kecil sudah menunjukkan ketertarikan dengan buku. Masalahnya adalah, ketika semua harga kebutuhan hidup melambung seperti saat ini, yang dibutuhkan adalah trik dan tips, agar hidup tetap berjalan, dan bacaan untuk anak- anak bisa di tangan. Lalu caranya? Berburu bacaan second hand, atau majalah anak-anak yang yang sudah expired. Nggak malu? Nggak kok... Asal bisa memilih, bisa menawar, beres! Barang yang didapat, bisa bagus juga.
Untuk majalah anak-anak yang sudah expired, biasanya bisa ditemukan di toko- toko buku pas mereka lagi obral. Pertimbangannya, majalah anak- anak jarang mempertimbangkan sisi aktualitas, jadi bisa dibaca kapan saja. Tiga toko buku yang sering obral dan sering bagi-bagi diskon, setahu saya Social Agency, Toga Mas, dan Gramedia.
Nggak cuma ibunya yang mati gaya, sebenarnya anak saya (paling sering Raka) juga sering bingung kalau dia sudah bosan dengan kegiatannya, dan ujung-ujungnya nanya, “ Bu,habis ini aku mau ngapain yaa..?” “ Ya, udah baca buku atau majalah saja”
Membaca dan membaca. Sejak dulu mereka masih kecil, saya memang punya obsesi pengen untuk mendekatkan anak- anak dengan buku. Nggak melulu buku pelajaran. Majalah atau buku- buku cerita kan bisa....
Diantara 2 anak, Raka yang masih susah untuk bisa berlama- lama membaca. Kalau Alya, sejak kecil sudah menunjukkan ketertarikan dengan buku. Masalahnya adalah, ketika semua harga kebutuhan hidup melambung seperti saat ini, yang dibutuhkan adalah trik dan tips, agar hidup tetap berjalan, dan bacaan untuk anak- anak bisa di tangan. Lalu caranya? Berburu bacaan second hand, atau majalah anak-anak yang yang sudah expired. Nggak malu? Nggak kok... Asal bisa memilih, bisa menawar, beres! Barang yang didapat, bisa bagus juga.
Untuk majalah anak-anak yang sudah expired, biasanya bisa ditemukan di toko- toko buku pas mereka lagi obral. Pertimbangannya, majalah anak- anak jarang mempertimbangkan sisi aktualitas, jadi bisa dibaca kapan saja. Tiga toko buku yang sering obral dan sering bagi-bagi diskon, setahu saya Social Agency, Toga Mas, dan Gramedia.
Tempat hunting bacaan berikutnya yang murah meriah adalah kios- kios buku di kawasan Taman Pintar Jogja ( dulu di kenal shopping center). Nah kalau di sini lebih variatif kondisinya. Ada buku 2 nd yang kondisinya memang sudah kelihatan second, majalah baru ( masih tersegel plastik) yang sudah expired, atau bacaan second tapi kondisinya masih seperti baru. Ono rego, ono rupo...prinsipnya itu. Tapi yang jelas, pasti harganya jauh dibawah harga yang baru.
Untuk kasus ini, saya yang sering mencarikan buku-buku Alya yang model kertas tebal, terkadang yang make flaps. Ngintip di toko buku ratusan ribu lebih per eksemplar, di kios buku Taman pintar, saya bisa mendapatkannya seharga 30.000 rupiah saja. Juga untuk bobo kecil atau pun Bobo nya Raka, kondisi expired ( masih tersegel plastik) seharga 5000 per eksemplar. Lumayan kan? Oh..ya, biasanya saya lebih milih kios di lantai atas yang posisinya agak tersembunyi...biasanya mereka lebih bisa ditawar.
Menyediakan bacaan dirumah adalah salah satu cara saya memberikan kegiatan untuk anak- anak saat liburan. Belum nemu ide lain lagi, saat mereka sudah bosan membaca. Mau dikemanain ya? Liburan ke rumah nenek? Ada ide brilian teman- teman?

