'Angiring Lakuning Surya', Nama Anak yang Unik, dan Tidak Pasaran

nama unik yang tidak pasaran

Bagi saya, nama tak sekedar identitas. Fungsinya tak berhenti sebatas pembeda antara anak yang satu dengan yang lain. Adakalanya, sebuah peristiwa ingin dikenang dibalik pemberian nama pada bayi. Tak jarang, doa- doa dan harapan terbersit dalam sebuah nama yang di sandang.

Dalam perkembangannya, namapun menurut saya memiliki periodisasi masing- masing. Jaman dulu, biar gampang kakek-nenek atau buyut kita menamai anak- anak mereka dengan nama hari yang kadang digabungkan dengan pasaran jawa. Lahirlah nama-nama Kemiskidi ( lahir di hari Kamis), Ponirah ( lahir pas pasaran Pon), Wagimin ( lahir pas Wage) dan konco- konconya. 

Era berganti. Kehidupan semakin modern. Ada televisi, radio, hingga namapun kian variatif. Di era kelahiran saya, nama Dewi, Ratih, Danang, Bambang, Erni, Tri, Dwi, Eka, Catur, adalah nama- nama yang laku di pasaran. Kemunculan artis sinetron dan telenovela melalui layar kaca di tanah air, menurut saya membawa dampak yang cukup signifikan dalam kancah dunia "pernamaan" juga. 

Kalau awalnya ada semacam kastanisasi dalam memberi nama seorang anak ( nama Pringgo, Yuwono, identik untuk anak ningrat. Sementara kaum jelata, biasanya memakai nama- nama umum misalnya Danang, Bambang, Jono), di era ini semua mendapatkan kebebasan. Muncullah nama- nama asing di pelosok-pelosok desa, seperti Thalia, Calista, Joni. Saya ingat betul, ada tetangga kampung saya dulu yang memberi nama anaknya Merry Carlina. Kenapa coba? Karena mengidolakan penyayi dangdut Merri Andani dan Nini Carlina. Pintarnya Desi Anwar dan Atika Suri dalam membawakan berita, ternyata mengilhami paman saya dalam menamai putrinya yang lahir di era 90 an dengan nama Atika Desita. 

Well, era dunia dalam genggaman, semakin bebaslah para orang tua untuk memberikan nama. Kedua anak saya, saya akui memiliki nama yang cukup pasaran. Raka Adhi Gunattama dan Alya Amira Salsabila. Nama Raka saya ambil dari kamus bahasa sansakerta yang artinya kakak yang sholeh dan unggul atau pintar. Sementara Alya, dari bahasa Arab yang artinya perempuan yang memiliki derajat tinggi, dan sejuk layaknya mata air surga. Terus terang, saya dan suami kala itu tidak pede untuk menyandangi anak kami dengan nama- nama di luar kebiasan. Apalah kami ini... Tapi meskipun nama anak- anak kami banyak kembarannya, kami tetap pada satu harapan, semoga anak- anak tumbuh menjadi manusia yang bisa dibanggakan. Aamin. 

Terlepas dari ketidakpede an itu, sampai saat ini...ada sebuah nama yang unik dan terus saya ingat sampai sekarang. Iya, bahkan saya belum pernah ketemu dengan si pemilik nama. ANGIRING LAKUNING SURYA, sebuah nama unik dan tidak biasa, yang tercantum pada lukisan anak yang tertempel pada kantor di mana saya bekerja dulu. Karena unik itulah, maka saya terus ingat, bahkan setelah beberapa tahun berlalu. 

Mengikuti jalannya matahari, begitulah kira- kira artinya dalam bahasa Indonesia. Entahlah, peristiwa apa yang hendak dikenang si pemberi nama dibalik tetenger tersebut. Bisa jadi proses kelahirannya yang lama dari matahari terbit hingga matahari tenggelam. Yang jelas, secara feeling, nama tersebut memang pas untuk seorang seniman. 

Iseng- iseng, ketika nama tersebut saya ketikkan di kolom google....ternyata si pemilik adalah siswa kelas 6 salah satu SD di Yogyakarta yang memang jago melukis dan menang lomba dimana- mana. 
Nama yang unik, nyeni, mbedani ( tidak pasaran) dan pas untuk si empunya bakat nyeni pula.


Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts