Prihatin atau seneng ya...kalau ponakan yang tinggal di sebelah rumah seneng nyanyi. Duduk di depan pintu, nyalain musik via hape kakaknya, trus ikutan berdendang. Senengnya....yaa, kali aja ada bakat seni. Prihatinnya...lagunya itu lho...lha kok "cinta satu malam", padahal umur juga masih 5 tahun-an.
Untung anak-anak saya belum ketularan virus nyanyiin lagu-lagu dewasa. Kalau Raka, kayaknya memang nggak suka nyanyi semenjak SD ini. Adiknya saja yang sudah mulai kemayu..senengnya niruin lagu sambil joget-joget. Untunglah, sampai hampir menginjak usia 3 tahun ini, selera Alya masih tertib. Sepanjang yang saya dengar, meski kadang pelafalan dan nada jadi jauh dari versi aslinya...tapi masih di jalur lagu anak-anak.
![]() |
| Ini alya nyanyi..micnya pake mainan |
Kembali ke anak kecil yang suka nyanyiin lagu dewasa, hal tersebut sekarang menjadi fenomena yang jamak tho..? Kalau saya sih risih dengarnya...tapi ya nggak trus mengeneralisasi semua lagu dewasa nggak pantes buat anak-anak. Tapi kalau udah yang model liriknya vulgar gitu...aduhhh...
Trus gimana dong? Yang pasti...anaknya sih nggak salah. Sangat mungkin dia malah nggak ngerti arti dari syair lagu yang dinyanyikan. Faktor yang paling penting lingkungan. Kalau yang saban hari di dengarnya lagu dewasa, pastinya ikut-ikutan juga. Media massa menurut saya, berpengaruh banget. Sangat jarang sekarang ini nemu media dengan program atau tayangan lagu anak-anak? Eh...beberapa radio ada...tapi lagunya itu-itu juga. Televisi yang deket dengan anak-anak, bisa dibilang nihil tayangan klip lagu anak. Pernah nonton kids choice award GlobalTv? Konon ini merupakan salah satu acara rutin tahunan, dengan segmen anak-anak, tapi hampir semua bintang tamunya penyanyi dewasa ..dengan lagu-lagu mereka tentunya.
Untuk Raka-Alya...semenjak kecil, saya dan ayahnya memang banyakan ngalah. Kalau waktunya anak-anak aktif...yang diputerin hampir selalu lagu dan film anak-anak. Dimobil pun ada satu keping CD copian lagu anak-anak dari berbagai sumber. :-) Entah hiperbolis atau tidak.....menurut saya kok industri rekaman untuk genre lagu anak-anak beberapa tahun terakhir seakan mati suri yaa..?
Jamannya saya kecil...ada Papa T Bob yang begitu produktif nyiptain lagu anak-anak. Ada Tasya, Puput Melati, Melissa, Enno Lerian, Trio Kwek-kwek, Joshua, Cikitha Meidy, Ria Enes ....yang rajin nongol di layar Tv, meski dulu adanya cuma TVRI. Untuk versi religi, dulu penyanyi paling ternama di jaman saya Sulis dan Hadad Alwi.
Sekarang? Mau niat beliin vcd lagu anak-anak, kok ya nemunya masih itu-itu juga. Lagu yang sama, penyanyinya saja yang kadang asal comot dengan video klip sekenanya. Bahkan lagu-lagu di Eranya Raka, nyaris sama dengan lagu Alya dan juga emaknya... Giliran nemu Vcd lagu anak-anak baru, yang nyanyi anak-anak, tapi versi dangdut-dangdut gitu. Model-model goyang oplosan atau bukak sithik joss. Nggak jadi beli.
Memang salah ya, kalau anak-anak lebih akrab dengan syair-syair lagu dewasa? Mmm...menurut saya, vocabulary atau bahasa kan sesuatu yang akan terus melekat, teringat. Kalau sejak kecil kosakata yang di inputkan tidak pas...takutnya mereka akan menjadi generasi-generasi karbitan. Matang sebelum waktunya. Eh...bener nggak sih? Trus kayaknya bakal lucu aja...seandainya anak-anak yang sekarang masih diputerin lagunya Tasya yang imut, Trio Kwek-Kwek yang lincah, nantinya bakal tau....kalau idola mereka ternyata sudah gede, dewasa, bukan lagi seumuran mereka.
Hmm...dulu, perfilman nasional pernah tidur panjang. Sekarang, masa kebangkitan itu telah datang, seiring munculnya sineas-sineas muda nan kreatif. Sebagai seorang ibu...boleh kan ya, kalau saya menaruh harap pada insan-insan musik, bangun dong, please! Ramaikan kembali industri musik anak-anak, dengan lagu-lagu yang sesuai usia dan perkembangan emosi mereka. MERDEKA!!

