Ini lanjutan tulisan tentang odontoma atau tumor gigi yang sempat singgah di gusinya Alya, dan berakibat terganggunya perkembangan gigi bocah yang bulan ini genap berumur 11 tahun. Menunda munculnya gigi permanan lebih tepatnya. Teman-teman bisa baca cerita Alya terdiagnosa odontoma agar tulisannya tidak berasa lompat-lompat.
Odontoma, Tidak Berasa tapi Bergejala
Bisa jadi ini salah saya juga.
Harusnya saya mengecek kondisi gigi anak ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Tapi nyatanya selama ini baru akan menemui dokter gigi ya kalau pas ada keluhan. Harus cabut gigi atau tambal gigi misalnya. Hiksš
Jarang ke dokter gigi membuat anak juga merasa kurang familiar dengan kunjungan ke dokter gigi. Selama tidak ada yang sakit, Alya merasa tidak ada yang salah dengan giginya.
Termasuk ketika gigi seri atasnya belum ganti juga. Iya, gigi dari bayi yang tinggal secuil bahkan nyaris habis dimakan karies gigi.
Butuh perjuangan, rayuan, dan iming-iming hingga pada akhirnya si bocah mau di bawa ke klinik gigi.
Begitulah, semua berawal dari kunjungan ke dokter gigi dengan keluhan sisa gigi susu (gigi 21, gigi seri depan) yang tidak kunjung goyah. Padahal semua teman sudah ganti gigi dari dulu. Oleh dokter gigi pertama dianjurkan rontgen dan pemeriksaan lanjutan ke rumah sakit yang lebih besar/alatnya lebih lengkap.
Awal Agustus 2023, berdasarkan pemeriksaan rontgen muncul lah diagnosa itu. Secara kasat mata, tidak ada hal aneh yang terlihat di gusinya Alya. Tidak ada kelihatan bengkak. Si bocah juga tidak merasa sakit atau nyeri. Ya cuma itu, gigi susunya kok nggak goyah-goyah untuk lanjut ke gigi permanen.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah, jangan lagi malas ke dokter gigi. Anjuran untuk cek kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali itu bener. Selain itu, sebagai orang tua, ternyata kita wajib tahu ilmu ini, biar kalau terjadi penyimpangan kita segera tahu dan cepat tertangani.
Gambaran umur ideal pergantian gigi susu ke permanen ini saya pinjam dari web theasianparents |
Operasi Pengangkatan Odontoma
Meskipun kata dokter odontoma ini termasuk tumor jinak, lama bertambah ukuran, tapi satu-satunya cara untuk menghilangkan ya harus diambil melalui prosedur operasi. Apalagi posisinya di jalur keluarnya gigi. Ditambah ada kista di sekitar mahkota gigi Alya yang posisinya masih berada di dalam gusi.
Sama seperti pas cabut gigi susu, untuk operasi pengambilan odontoma+ kuretase kista gigi, Alya memilih RSGM UGM. Kalau pas cabut gigi di klinik spesialis gigi anak, untuk operasi dirujuk internal ke klinik spesialis bedah mulut. Sama RSnya, tapi ganti ruangan/ganti dokter yang menangani.
Alhamdulilah, Alya itungannya kooperatif, ya meskipun sempat ada drama anaknya minta schedule ulang karena taunya tidak dirujuk internal/tetap dengan dokter Igna.
Dipimpin drg Pingky Krisna Arindra, sekitar 1 jam-an operasi selesai. Satu jam lebih sedikit lah, kalau ngitungnya plus nunggu bius bekerja. Dengan bius lokal, kista gigi dan odontoma diambil. Saya bisa nungguin selama proses operasi dan diijinkan juga mengambil foto sebagai dokumentasi.
“Kita atasi satu-satu ya Bu…ini sudah saya buatkan jalan, semoga nanti benih gigi permanennya dik Alya bisa erupsi secara alami. Kita upayakan untuk dipertahankan”
Saya cuma bisa meng-Aamiin-kan apa yang dibilang dokter sebelum kami meninggalkan ruangan klinik hari itu.
Kiri : Kista gigi dentigerous, kanan: Tumor gigi/Odontoma |
Dari diagnosa Odontoma, kista gigi, dan operasinya Alya, ada hikmah yang bisa saya ambil; betapa setiap organ tubuh yang kita punya itu sangat berharga. Gigi, berukuran kecil tapi satu gigi pun itu sangat berarti. Wajib banget kita syukuri dan jaga dengan baik.
Perawatan Pasca Operasi Bedah Mulut
Poin ini saya lupa nanya detail ke dokternya. Keburu terharu pas operasi selesai, terus rasanya gimana gitu karena Alya nangis setelah operasi kelar (katanya kerasa pas dijait).
Ya mungkin rasanya nggak beda jauh seperti pas SC dan bedah mulut untuk pengambilan gigi graham bungsu dulu.. Meskipun sudah dibius, tapi pas benang ditarik untuk diikat, tetep kerasa kan? Intinya sih pasca operasi ini Alya makan yang halus-halus dulu, meminimalisir kegiatan fisik, dan tampilan bibirnya juga berubah pasca operasi alias ngalami fase bibir bengkak.
Untuk obat, dokter meresepkan antibiotik, pereda nyeri, dan juga ice gel untuk kompres dalam rangka mengurangi pembengkakan.
Beberapa hari ke depan Alya kontrol dokter. Berharap semuanya membaik, dimudahkan, dan dilancarkan. Aamiin.
Oalah...gede juga ya penghalangnya. Istilahnya 'erupsi' ya. Lucu juga.
BalasHapusSemoga gigi Alya bisa tumbuh normal.
Aamiin... maturnuwun sanget mba ..
Hapus