Reuni dan Alasan Kenapa Sering Dihindari

Posting Komentar


Biasanya  berawal dari ngumpulke balung pisah melalui WAG, kemudian tercetuslah ide untuk reunian/kopdar. Basic acara reuni ini rata-rata teman-teman lama jaman sekolah, atau teman yang pernah bersinggungan dalam pekerjaan. Teman satu kantor atau teman kerja misalnya. 

Reuni Jogja tv 2023
Salah satu reuni yang pernah saya ikuti. Asyik sih klo ini, secara lokasi dekat, syarat juga tidak ribet. Pas ketemu juga seru yang diobrolin..

Ada beberapa orang yang senang dengan aktivitas ini. Ya iyalah, ketemu teman-teman lagi setelah berpisah sekian lama siapa sih yang tidak bahagia. Saat reuni pula, kadang kita bisa merasakan vibes kembali ke masa muda; jaman dimana kita masih sama-sama merdeka. Ha..ha

Meskipun begitu, ada pula kok yang lebih memilih menghindari acara reuni ini. Saya pribadi juga akan lebih memilih menghindar kalau udah merasa acara reuni-annya nggak asyik dan malah membuat insecure. Lalu seperti apa acara reuni yang nggak asyik itu? Ini versi saya pribadi lho ya. 


Beberapa Orang Memilih Menghindar dari Reuni. Kenapa?

Seingat saya, sudah beberapa kali saya datang ke acara reuni. Beberapa kali juga tahu informasi kalau akan diadakan reuni, tapi saya memilih tinggal di rumah. Biasanya ketika saya memutuskan untuk bersikap lebih baik menghindar adalah ketika acara tersebut potensial  menjadi acara kopdar yang nggak seru karena:

Tidak ada teman akrab yang akan hadir

Meskipun alasan ini tidak berlaku untuk semua orang, tapi wajar jika seseorang akan cederung canggung di lingkungan yang “baru”. Ya sebenarnya tidak sepenuhnya lingkungan baru juga karena pada dasarnya orang-orang yang berkumpul pada acara reuni pernah bertemu sebelumnya. Untuk saya pribadi, keberadaan teman akrab cukup penting agar kita aman dari perasaan “sepi di keramaian” 

Merepotkan/Memberatkan

Ada ya, acara reuni yang merepotkan? Ada. Pernah dicritain teman karena menurutnya cukup merepotkan/memberatkan. Misalnya saja peserta reuni dikenai biaya kehadiran yang angka nominalnya cukup tinggi. Selain itu, ada kewajiban bagi yang akan hadir menggunakan dress code tertentu yang model atau warnanya tidak familiar. Kalau mesti bayar mahal, lokasinya jauh, plus banyak persyaratan, kalau saya…tim mending balik kanan.

Digunakan sebagai ajang pamer pencapaian

Ini bukan salah acaranya sih sebenarnya, tapi segelintir orang-orang yang nggak peka. Namanya sudah berpisah sekian tahun, wajar kalau kemudian jalan hidup masing-masing orang akan berbeda. Ada yang secara karir sukses, materi berlimpah, apa yang dimau tercapai…tapi paling nggak nyaman kalau pencapaian-pencapaian tadi diungkapkan secara terbuka. Ingat loh, sangat mungkin ada  peserta yang kemudian merasa rendah diri atau minder karena merasa dirinya bukan siapa-siapa. 

Menyamakan persepsi dari  ratusan/ribuan kepala tentang model acara reuni yang menyenangkan ini memang tidak susah. 

Konsep Reuni yang Menyenangkan

Lantas acara kopdaran itu yang menyenangkan seperti apa? Subyektif sih ini sebenarnya. Saya yakin nggak akan semuanya punya pendapat yang sama. Tapi kalau versi saya, reuni yang asyik itu yang tanpa kasta. Jadi yang datang, ngobrol layaknya jaman masih bersama dalam satu sekolah atau satu lingkup pekerjaan dulu. Atau paling aman malah  ngobrolin hal-hal umum,  random,  yang sekiranya semua bisa masuk.

Kalau pas reuni kok ngobrolin soal perjalanan dinas, proyek..ah udah lah. Next reuni, saya bakalan milih skip.  

Selain mengobrol, bisa banget acara reuni diselingi games yang seru. Selain itu, reuni juga bisa diwujudkan dalam bentuk bakti sosial kemanusian. Itung-itung bisa bertemu teman lama, sekaligus bergotong-royong membantu sesama. 

Btw, kalau teman-teman.., tim hadir dalam reuni atau anti reuni? Punya alasan khusus? Drop di kolom komentar ya😊

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

Posting Komentar