Para Mamak Tukang Tilep THR Anak? Masak sih!

5 komentar

 

Thr dititip emaknya, investasi bodong?


"Saat uang THR dititip Ibunya, saat itulah untuk pertama kali anak mengenal investasi bodong."

Beberapa kali saya lihat meme yang asal awalnya  cuitan Safir Senduk –seorang finansial planner – yang kemudian viral di beberapa platform media sosial.

Pas pertama mbaca, jujur saya senyum. Ngerti, maksud yang nulis guyon saja. Tapi semakin sering saya mbaca, kok batin saya protes ya? Pertama, karena saya juga seorang ibu dan pernah di posisi meminta anak untuk nitip uang di saya juga. Kedua, kenapa kami para mamak disamakan dengan investasi bodong? Bukankah mereka itu penipu? Lah...saya (atau kami para Ibu, tepatnya)  kan bukan penipu. Untuk  kasusnya Raka dan Alya........duit mereka aman. 

Dalam posisi sebagai ibu, selama ini saya selalu membantu mengelola rejeki lebarannya anak-anak. Sejak TK dua anak sudah saya antar ke bank, buka rekening dan belajar menabung dan diniatkan uangnya nanti akan “kembali” ke anak-anak. 

Nggak pas juga sih menurut saya kalau kemudian ada becandaan yang nuduh para ibu itu penipu hanya karena uangnya anak-anak yang mbawa Ibunya. 

Duluu....pas masih usia 5 tahun an, pernah Alya diberi uang neneknya di Bantul, 50 ribu menjelang pulang ke Sleman. Nggak lebih dari 15 menit, saat kemudian anaknya ditanya uangnya dimana, yang ada anaknya bengong. Tangannya kosong. 

Intinya, ni bocah lupa dimana ia menaruh uangnya. Endingnya nggak ketemu. Sayang sekali kan? Coba tadi minta disimpankan kepada orang yang lebih dewasa (ayah/ibunya), pasti akan jadi sesuatu yang -bermanfaat.

Wajar, Kalau Duit Anak di Kelola Ibunya

“Sini titip di mamah aja, takut ilang duit lebarannya” Bisa jadi mamah, ibuk, mamak, atau apapun sebutannya berkata begitu juga karena khawatir kalau duit dipegang anak-anak malah jadi hilang manfaatnya.

Bisa karena jatuh tercecer, lupa naruh, atau malah rusak karena sobek misalnya.

Lagian, dalam sebuah rumah tangga, pada hakekatnya ibu lah yang rata-rata memegang jabatan menteri keuangan. Jadi ya wajarlah, kalau untuk masalah keuangan para ibu yang handle. Beda perkara kalau si anak sudah dewasa atau menikah, dan punya keluarga sendiri.  

“Aku, yen Yusuf dinei duit simbahe kakung...mesti tak tukokne barang nggo Yusuf lis. Ben awet. Sisan nggo kenang-kenangan” Cerita seorang teman yang lebih suka membelanjakan uang anak untuk membeli sesuatu yang berwujud kemudian diberikan ke anak,  dan sekaligus digunakan sebagai  kenang-kenangan dari Sang Kakek ke cucunya. 

Menurut saya, cara seperti itu nggak salah. Teman saya ingin membangun persepsi di pikiran si anak kalau kakeknya sedemikan sayang kepadanya, hingga memberikannya banyak hadiah dalam beberapa kesempatan (meskipun sebenarnya yang membelanjakan barang si Ibu, agar lebih berdaya guna)

“Duitne THR anakku wis entek, tak nggo blonjo butuh sehari-hari”

Ada lho, kejadian seperti ini di sekeliling kita, malah mungkin jumlahnya banyak.  Inilah yang dalam versinya Safir Senduk  disebut investasi bodong ala mamak-mamak. Uang dibawa, tapi nggak balik.  Saya yakin seyakin-yakinnya,  para ibu yang menggunakan uang “THR” anak untuk menutup kebutuhan rumah tangga ini sudah berpikir bolak-balik, mengalami pergulatan batin...tapi semuanya terdesak apa yang namanya KEBUTUHAN HIDUP.

Apa mereka salah? ENGGAK. Malah salah kalau membiarkan anak-anak dan anggota keluarga lainnya kelaparan, sakit, demi menjaga agar uang THR anak tetap utuh. 

Perlu diingat juga, kebutuhan rumah tangga sebelum dan saat lebaran itu naik, dan jumlahnya signifikan. Ada beberapa pos yang mesti keluar, dan tidak ada di pos-pos bulan sebelumnya. So...kalau ada Ibu-Ibu yang menggunakan uang THR nya anak-anak untuk belanja kebutuhan sehari-hari, ya..nggak apa-apa. 

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

5 komentar

  1. wkwkwk ini yang rame kemarin
    ya tergantung ortunya juga si soalnya kan masih kecil ya
    daripada nanti habis buat beli ini itu kan ya malah mubazir

    BalasHapus
  2. Nah bener banget, bukan berarti dibuat belanja sama Ibunya, ya. Ujungnya itu lebih dikelola dengan baik oleh Mamaknya, dibelikan barang atau disimpan untuk keperluan si anak sendiri.

    BalasHapus
  3. Sering denger juga istilah ini wkwkw lucuuuu sih. Kalau anaknya udah TK mungkin udah paham uang yaa... Tapi kalau masih 1 tahun gimana dong.
    Setuju banget pasti mamak mamak yg pakai THR anak pasti udah memikirkan dengan matang...

    BalasHapus
  4. Di Instagram pernah nih saya lihat guyonan tentang duit THR anak yang disimpan orang tua pas diminta sama si anak duitnya udah habis..hi hi ihi

    BalasHapus
  5. Pas masih dibawah 5 tahun, anak2ku memang blm ngerti arti uang mba. Jadi merekapun dengan senang hati ngasih uangnya ke maminya semua 🤣. Tapi sejak usia 5, aku ngajarin ttg saving, supaya mereka jadi terbiasa menabung. Dan THR kemarinpun selamat Krn aku taro di tabungan emas pegadaian yg atas nama mereka masing2.

    Tapi di antara 2 orang ini, si Kaka yg sampe skr ga suka megang uang 🤣. Lah kemarin aja uang THR Diksh ke adiknya semua, dgn alasan, 'akukan belum butuh uang' wkwkwkwkwkw. LGS aku selamatkan uangnya, aku masukin ke rek emas dia 😁. Kalo adiknya kebalikan. Dia justru semangat nabung. Makanya sempet girang pas Diksh uang Ama kakanya hahahaha

    BalasHapus

Posting Komentar