Tiga Resolusi Keuangan Keluarga 2019


"Ini, Bu... kalender 2019 dari sekolah. Pembayarannya nanti dijadikan satu dengan SPP bulan Januari," kata  Bu Yuni, wali kelasnya anak saya pas terima raport akhir tahun kemarin.

Hampir selalu sama setiap tahunnya, pihak sekolah selalu mencetak kalender untuk semua murid. Bukan metode pembayarannya yang lantas jadi masalah, tapi tentang tahun baru, hidup baru, dan tantangan baru yang segera akan kita jelang.

Kini tahun sudah benar-benar berganti. Kalender pun sudah terpasang rapi di salah satu dinding rumah kami.

Resolusi sederhana untuk tahun ini sebenarnya sudah ada di kepala. Saya mau lebih produktif nulis, saya mau mengikuti lebih banyak event blogger, saya mau 2019 nambah ketrampilan, dan mau tahun ini  langsingan ...ha...ha..ha. Tapi saya pikir ulang, deretan resolusi saya terlalu egois. Semuanya hanya untuk kepentingan saya pribadi. Dengan pertimbangan tersebut, saya mau menambahkan beberapa resolusi lagi di tahun 2019, khususnya menyangkut keuangan keluarga.

Tahu sendiri, dalam rumah tangga, perempuan atau istri berperan selaku manajer merangakap menteri keuangan. Konsekuensinya, seandainya saya bisa mengatur keuangan, ekonomi keluarga akan sehat. Sebaliknya, saya lengah stabilitas keuangan bisa terancam. 

Image : pixabay.com

Merujuk kondisi tahun lalu, memang tidak ada gejolak berarti dalam hal ekonomi (keuangan) keluarga.  Pemasukan dan pengeluaran masih aman-terkendali. 
Tapi saya ingat pertanyaan teman saya tempo hari, "Sesuk  Alya SD... dan Raka mlebu SMP yo? Podho-podho golek sekolahan.... duit thok kui ("Besok Alya SD dan Raka masuk SMP ya? Sama-sama nyari sekolahan, butuh uang banyak itu.") Benar, tahun ini kami butuh ekstra dana untuk pos pendidikan anak-anak.


Baca juga : Catatan Keuangan, Aplikasi Sederhana Untuk Ibu Rumah Tangga

Tahu sendiri, biaya pendidikan termasuk kategori pengeluaran dengan jumlah yang nggak bisa disepelekan.  Gadai BPKB mobil  atau asset-asset seperti sertifikat rumah, emas, atau beberapa barang lainnya, kan bisa? Belum se-urgent itu sepertinya. Masih bisa direncanakan dari sekarang. Ada waktu untuk melakukan perencanaan keuangan bukan? Karena itu, tahun 2019 saya mau:

1. Bebas utang

Untuk alasan ini, lebih ke psikologis sebenarnya. Karena saya ngerasa hidup tanpa jeratan utang itu lebih berasa aman dan tentram. Kecuali memang dalam kondisi sangat-sangat-sangat terpaksa, dan dan menyangkut hal-hal yang sangat urgent.

Harus selalu saya camkan dalam hati, utang bukan untuk kepentingan konsumtif apalagi sekedar untuk memenuhi gaya hidup. Big no!

Untuk kebutuhan pendidikan anak-anak, sebisa mungkin saya menyisihkan --ingat ya, menyisihkan bukan menyisakan dari pos pendapatan, dan sekiranya kurang, mengambil dari pos tabungan.

2. Jeli dalam membedakan 3K (Keinginan, Kebutuhan, dan Kemampuan)

Ini semacam ujian juga sebenarnya, karena banyak dari kita --termasuk saya-- sering khilaf untuk memberi garis batas antara keinginan dan kebutuhan.

Mungkin tidak begitu menjadi masalah kalau masih berada dalam zona aman, dalam artian masih dalam batas kemampuan finansial.

Akan menjadi masalah besar ketika beragam keinginan tadi tidak disinkronkan dengan kemampuan, nanti jatuhnya akan ke masalah utang, dan bisa sangat mungkin keuangan keluargapun kolaps. Dan saya tidak mau keluarga yang saya manageri kolaps alias bangkrut.

3. Memulai investasi

Banyak sebenarnya jalur yang bisa digunakan untuk memulai jalur investasi ini.

Dulu pernah diajak seorang teman kuliah untuk berinvestasi dalam bidang transportasi/rental motor, tapi karena salah management akhirnya bubar, merugi.  Sad ending. Itu menjadi sebuah pelajaran berharga tentunya. Selain itu, saya juga tak boleh tergiur investasi bodong. Investasi dalam bentuk emas, saya rasa akan lebih aman.

Itu tadi, tiga resolusi keuangan yang saya rasa cukup mudah diangankan dan dituliskan dan tinggal menunggu realita pelaksanaan di lapangan. Semoga saya bisa.
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts