Lima Jajanan Tradisional   yang Tak Lekang Oleh Jaman

31 komentar
Sepertinya, semua anak-anak pasti suka kalau ibunya pergi belanja. Ada yang ditunggu dan dinanti soalnya begitu sang Ibu pulang. Benar! Oleh-olehnya. Jaman berganti, waktu berlalu, tapi ada beberapa jajanan tradisional alias oleh-oleh khas  yang menurut saya masih lestari sampai sekarang. Saat berbelanja di pasar, saya masih sering membeli salah satu atau beberapa diantaranya. Pertama, saya memang suka, kedua..biar anak-anak  nggak lupa dengan panganan lokal daerah asalnya. 

"Ini apa tho Bu..." paling begitu komentar pertama anak-anak. Berikutnya, adalah melihat ekspresi mereka yang aneh saat pertama mencicipnya. Kadang mereka akan langsung berhenti di suapan pertama, kadang juga langsung melahap, dan minta suatu saat minta dibelikan lagi.

Tapi ya sudahlah...maklum saja dengan anak-anak jaman sekarang, karena hampir tak ada jajan pasar yang diiklankan di tv apalagi tergambar di papan iklan pinggir jalan. Sehari-hari yang mereka lihat adalah produksi-produksi pabrik yang lebih eye catching di mata anak-anak. 

1. Kipo

Panganan manis yang berbentuk bulat memanjang seukuran ibu jari. Cara finishing kue tradisional ini cukup unik, yaitu dipanggang diatas cobek tanah liat. Ini juga yang menjadikan Kipo beraroma khas yang bagi lidah saya, sangat menggoda.

Sumber foto http://ensiklo.com

Secara historis, konon kata 'kipo' merupakan akronim dari kata 'iki opo' ( ini apa, Jawa). Sebuah sumber menyatakan bahwa pada awalnya Kipo adalah cemilan khas pada jaman kerajaan Mataram Islam. Keberadaannya sempat menghilang alias langka, hingga seorang warga Kotagede menghidupkannya kembali di era pertengahan 80-an. Ini juga yang menjadikan Kipo gampang di cari di seputaran Kotagede. 

Rasanya yang enak, menjadikan Kipo cepat menyebar. Saya yang kini tinggal lumayan jauh dari asal-muasal Kipo, masih bisa menemukan Kipo dengan mudah, dengan rasa yang tak kalah enaknya.

2. Klepon

Bentuknya bulat seukuran bakso, dan hampir semua klepon yang saya jumpai berwarna hijau yang kemudian akan semakin terlihat cantik dengan balutan kelapa parut yang berwarna putih.

Foto dari https://id.m.wikipedia.org

Bahan dasar pembuat klepon adalah tepung ketan, ini juga yang memberikan efek kenyal pada makanan ini. Sensasi yang saya nanti saat ngemil klepon adalah saat cairan gula merah yang ada dalam bulatan kue tradisional ini meleleh alias melumer di mulut. Hmmm...yummy

3. Cenil


Sumber foto: http://www.jogjaland.net

Yang paling menarik dari panganan tradisional ini pertama kali adalah warnanya. Rata-rata cenil yang saya kenal berwarna hijau-merah-dan putih. Setelah itu rasa manis-gurihnya yang bagi saya ngangeni. Bahan dasar pembuat kue ini adalah tepung tapioka, hingga nggak aneh..saat makanan ini dikunyah, serasa nggak ada putusnya . Tapi karena inilah Cenil banyak di suka.

4.Gatot-Tiwul

Merupakan dua sejoli, yang asli Wonosari Gunungkidul.  Gatot-Tiwul, keduanya berbahan dasar gaplek, yaitu singkong yang sudah diawetkan melalui proses penjemuran dalam waktu yang cukup lama. 

Sumber foto: http://www.tokomesin.com

Sama seperti kebanyakan kue-kue asli Jogja, Gatot-tiwul juga berasa manis. Sama seperti rekan-rekannya, persebaran kue ini juga cukup luas; gampang dicari di wilayah selain Gunung Kidul. Bahkan seiring perkembangan kuliner, Gatot-Tiwulpun makin tampil kekinian dengan berbagai tambahan perisa, sehingga semakin kayarasa. 

5.Gethuk

"Gethuk....asale soko telo....." 
Tiba-tiba saya ingat petikan lagu jadul yang kalau nggak salah penyanyinya bernama Nur Afni Oktavia. Saking merakyatnya gethuk bagi orang Jawa, sampai-sampai dijadikan judul lagu segala.

Sumber foto: www.resepmakananpraktis.com

Kue khas ini memang berbahan dasar singkong, ubi, atau orang Jawa menyebutnya Telo. Pada dasarnya, gethuk dibuat dari singkong yang direbus, kemudian dihaluskan, dicampur dengan kelapa dan gula, hingga lagi-lagi, makanan ini juga berasa manis. 

Ada beberapa varian gethuk yang saya tahu, dan yang membedakan antara mereka adalah tingkat kehalusan saat menghaluskannya, dan juga tampilannya. Ada gethuk yang diiris, gethuk lindri yang berbentuk seperti mie yang ditumpuk, dan juga gethuk magelang yang tampilannya lebih mini.

Wow, benar-benar Indonesia itu kaya. Itu, baru seuprit dari kekayaan kuliner tradisional yang kita punya. Melupakan dan meninggalkan mereka? Jangan! sayang soalnya. Makanya tinggalin coment tentang jajan tradisional favoritmu yuk temans :-)

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

31 komentar

  1. yang paling aku suka dari makanan di atas kleponnya itu..hehe enak.. dalemnya da gula merahnya...

    BalasHapus
  2. baru denger nama makanan kipo, unik..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak juga kok mbak. Luarnya kenyal krn dr tepung ketan. Isiannya manis krn dr campuran gula merah+kelapa muda yang diparut...

      Hapus
  3. dari semua di atas, kipo nih yg aku blm tau mbak :).. yg lain2nya sih masih gampang ditemuin ya, dan udh pernah ngerasain juga.. paling enak klepon doong ^o^.. apalagi kalo yg adonannya yg ga terlalu tebel, gula merahnya lgs mencrot pas digigit ;p..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kipo blm ya mbak... Klo suatu saat ke Jogja, kulineran di sana..mb fanny bisa coba nyari. Paling bnyk di seputaran Kotagede, sekalian hunting perak boleh :-)

      Hapus
  4. kipoooo....huhuhu...jadi ingat dini. aku kenal kipo gara-gara di dini. tiap mau ada acara syukuran selalu melibatkan kipo.

    yang jual di baratnya sma mupat itu masih ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kipo Bu Amanah ya mbak? Kayaknya masih..jarang lwt daerah kotagede soalnya. Tapi klo yang di pusat snack barat pasar, sebelah Peni..itu ada mb klo sore. Di daerah perbatasan Jogj - Magelang, tiap hari juga bisa nemu kipo mbak.. Persebarannya nggak sampai Madiun mbak? Padahal klo bakpia, yangko..gitu Madiun ada kan? *peluang usaha itu aslinya mbak.. siapa tahu lidah madiun kesengsem sama manisnya kipo? :-)

      Hapus
  5. yang nomor 5 itu kami menyebutnya onde-onde banda Mba Sulis :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Onde-onde mbak? Oh ya.. Padahal klo di sini onde-onde bulet..trus dimandiin pake wijen...biar gurih.

      Hapus
  6. Saya kepo sama kipo deh, mbak Sulis. Belum pernah dengar sebelumnya. Mirip serabi bukan sih? Atau semacam kue cucur? Sepertinya enak ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak mirip serabi atau cucur mbak. Adonan ketan, mirip klepon..tapi bentuknya gepeng memanjang. Dalemnya klo kipo, gula jawa plus parutan klapa muda. Klo klepon nggak pke dipanggang.. Klo ini dipanggang/bakar sebelum dikemas. Anget2, sedikit garing kulitnya. Sayangnya daya tahan kipo paling cuma sehari aja.. Makanya nggak nyampe Semarang ya? Padahal wingko babat banyak banget di Jogja (eh..wingko asli semarang bukan tho..klo aku suka, yang ada gambar lokomotif di kemasannya mb)

      Hapus
  7. Kipo itu yang ijo kecil2 diatas godhong gedhang itu ya mbak? Aku juga suka itu :) bener, anak2 juga harus kenal makanan tradisional Indonesia dimana dia berasal. Gak lucu kalau hanya kenal pizza dan pasta ya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener De, dibungkus daun pisang sebelum dipanggang diatas cobek tanah liat. Besok klo dah punya krucil, kenalkan juga kuliner nusantara pada junior kalian yaa.. :-)

      Hapus
  8. akuuuhhh penyuka cenil warna warni sik gulae akueh hihiii
    apalagi klo ada lopis ijonya huhuhu
    bikin gagal muvon dari jajan pasar klo pas balik ke kampung akuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lopis..sik..yang ketan, trus dituangi cairan kental gula merah itu kan? Ada Klepon dkk di Prembun Nit..? Plus dawet hitam, mantap ya?

      Hapus
  9. Klo saya hampir sudah mencoba jenis makanan tradisional di atas kecuali Kipo...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mumpung masih di Jogja..sekali2 boleh nyoba Kipo arinta. Klo klepon, di Swiss bakery jalan Gejayan itu ada..entah klo kipo Ahh..tapi di pasar tradisional area kamu kos, pasti juga nemu..

      Hapus
  10. makanan2 di atas saya suka semua, kecuali kipo, rasanya saya baru dengar nama makanan itu alhasil belum pernah nyoba

    BalasHapus
  11. Paling sering si getuk tapi dulu :) sekarang udah lumayan jarang yg jual lewat depan rumah

    BalasHapus
  12. aku tahunya cuma klepon dan cenil bunda, selebihnya masih asing. enggak ada di aceh

    BalasHapus
  13. Aku suka jajanan tradisional. Tapi dari semuanya yang aku belum pernah nyoba yang KIPO itu mbak. Penasaran.. :)

    BalasHapus
  14. Iya betul mbak sebenarnya masih banyak lagi makanan tradisional yang memiliki cita rasa yang muantappp tapi sayang dengan adanya perubahan zaman semua makanan tradisional yang memiliki cita rasa yang enak perlahan hilang dan kalau saya sendiri suka gethuk hmm rasanya enak sekali.

    BalasHapus
  15. Paling suka makan cenil dan klepon, mengingatkan waktu kecil saya mbak, namun sekarang saya jarang menemukan jajanan cenil dan klepon di tempat perantauan, kangen makan cenil dan kleponnya mbak. Mantap rasanya. :)

    BalasHapus
  16. Aku paling suka klepon. Rasanya uenaakkk banget... :))

    BalasHapus
  17. saya blom pernah tahu yg kipo mba...baru liat dan denger jugaa.
    klo yg lain sdh familiar dan banyak dijajakan di jajanan pasar gt

    BalasHapus
  18. Saya suka...saya sukaa... daripada roti-rotian atau cake aku lebih suka jajanan begini. Lebih menggugah selera

    BalasHapus
  19. Gethuk sama klepon masih mudah mba ditemukan di sini.. selain itu rasanya juga eenaaak :D

    BalasHapus
  20. hihihihihi sayaa sukkaa cenilll...! suka buat sarapann.. klo ada bude yang dipasar, selalu saya hinggapiinn... warnanya menggodaaa.. kelapanyaa juga gurih-guriihh... slurrrpppppp.... enakknyoooo!!

    BalasHapus
  21. Kipo belum pernah makan kayaknya, tapi cenil sama gatot udah jarang dapetinnya kalau ga ke pasar :)

    BalasHapus
  22. pagi-pagi udah ngiler baca kuliner serba getuk dan yang tradisional paling suka. Cenil, gatot, gethuk,klepon maknyuuus

    BalasHapus

Posting Komentar