Menemukan Jawa Tempo Dulu di Omah Cemara Pecel Blora

2 komentar

Tahu kuliner khas Indonesia yang bernama pecel? Buat yang belum kenal, pecel adalah aneka rebusan sayur yang kemudian disiram dengan bumbu kacang diatasnya. 

Menurut saya, ada unsur kesamaan antara pecel dan masakan padang, yakni area persebaran mereka yang lumayan luas. Pernah saya penasaran tentang asal-usul pecel dan kemudian mengetikkan kata kunci pada mesin pencari, dan ternyata asal-usul pecel bahkan tertuang dalam Babad Tanah Jawi.

Konon, pada jaman dahulu dikisahkan Sunan Kalijaga bertemu dengan Ki Gede Pamanahan di pinggir sungai. Ki Gede Pamanahan menghidangkan sepiring sayuran sambel pecel dan nasi serta lauk pauk yg lain. Sunan Kalijaga kemudian bertanya "Hidangan apa ini?" Dan kemudian dijawab oleh Ki Gede Pamanahan, "Puniko ron ingkang dipun pecel," yang berarti "Ini adalah dedaunan yang direbus dan diperas airnya" (Kompas.com). Disitulah pecel berawal dan kemudian sedemikian mengakar pada masyarakat Jawa. 
Seiring perjalanan waktu, wilayah Jawa pun "memiliki" pecelnya masing-masing. Dari segi tampilan, tak banyak yang berbeda sebenarnya, cita rasa khasnya saja. Pecel Jogja identik dengan bumbu yang dominan manis, Madiun dengan cita rasa pedas yang lebih berasa, sementara Pecel Blora menurut saya di tengah-tengah. Tidak begitu manis, tapi ada pedas yang lebih berasa di banding pecel Jogja. 

Omah Cemara; Menikmati Pecel Blora dari Jogja

Di antara sekian tempat berburu kulineran khas daerah, ada satu yang saya tahu menawarkan menu khas pecel, yakni Omah Cemara. Lokasi restonya lumayan mudah dicari, yakni berada di Jl. Dr Radjimin, Sucen, Triharjo, atau gampangnya depan kantor ATR/Pertanahah Kabupaten Sleman.
Mencoba menu pecel di tempat ini, berarti kamu bakal ketemu dengan aneka sayuran rebus seperti sawi, kacang panjang, tauge, yang kemudian disiram bumbu kacang, plus pelengkap berupa kerupuk gendar dan peyek kacang. Kerupuk gendar adalah kerupuk yang berasal dari nasi.
Ada yang beda dari pecel kebanyakan? Bumbu pecel milik Omah Cemara, menggunakan kacang yang diolah dengan cara disangrai, jadi gurihnya lebih berasa dan mantap. Soal harga? Masih ramah kantong. Selain pecel, kamu juga bisa menikmati menu-menu yang lain.


Diantara sekian banyak hal, yang paling menarik buat saya adalah interior dari resto ini. Jawa tempo dulu banget! Jadi pilihan furniture, termasuk dinding yang menggunakan kayu atau gebyok memperkuat kesan Jawa bangunan ini. 




Sebagai penyejuk, sebenarnya tempat makan ini banyak ditanami beberapa tanaman. Mungkin sebagai masukan, mungkin dirapiin lagi aja tamannya, jadi kelihatan bersih. Yaa..meskipun secara keseluruhan, lumayan. Skor 7 dari grade 10. 
Melihat menu, penataan ruangan, dan sebagainya Omah Cemara memang sepertinya menembak pangsa pasar segmen usia 30+ ke atas. Mungkin yang se era dengan saya, atau malah lebih tua lagi... Tapi, siapapun kamu dan berapapun usiamu..boleh nyoba kalau penasaran. 
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

2 komentar

  1. Di jogja, apa-apa manis ya. Pecel blora...wah boleh juga nih dicoba. Parkirannya luas ga ini?

    BalasHapus
  2. ngiler peyeknya, kelihatan garing dan renyah ya :9

    BalasHapus

Posting Komentar