Serius, Mau Ngopi Make Termos Bambu? Ada, dan Bisa Dicoba di Kopi Bumbung, Sleman

Warug-Kopi-Unik-Sleman

Pintar menangkap peluang pasar. Itulah kesan yang saya dapatkan ketika berhasil mampir di salah satu kedai kopi unik, di wilayah Garon Mranggen, Margodadi, Sayegan Sleman.

Sepertinya, sang owner sadar, klo rata-rata masyarakat sekarang punya ekspektasi lebih ketika datang ke suatu warung makan, resto, kedai kopi, atau apapun bentuknya. Rata-rata dari mereka tidak sekedar butuh rasa kenyang atau dahaga hilang ketika datang, tapi bisa menikmati sesuatu yang lain yang di suguhkan. Keunikan misalnya.

Maka jadilah Kedai Kopi Bumbung ini. Beroperasi sejak awal tahun 2018,   kedai yang berada di tengah lingkungan pedesaan ini memang sengaja menjadikan keasrian alam pedesaan sebagai salah satu kekuatan. Datanglah menjelang sore, maka semilir angin akan menjadi teman menyantap hidangan yang menyenangkan.
Lokasi-warung-kopi-bumbung
Musholla yang dimiliki Kopi Bumbung Sleman

Tempat makan berupa satu ruangan utama berkonsep jawa kental, plus dua gasebo dengan bentuk bangunan menyerupai kandang sapi tempo dulu menjadi ciri khas lain dari tempat ini. Tentu saja, plus backsound uyon-uyon gending jawa, yang jujur saja membawa saya ke suasana njagong manten ala pedesaan. Njawani banget!

Ngantuk? Nggak bakalan. Karena selama nongkrong di kedai ini, hidung saya dimanjakan dengan aroma kopi yang menggugah selera. Mau ngobrol-ngobrol dengan teman, atau keluarga, suasananya nyaman.

Rugi datang ke kedai ini tanpa mencicip menu istimewa. Yup! Kopi bumbung. Bumbung yang dalam bahasa Jawa artinya potongan bambu, memang sengaja digunakan sebagai tempat untuk menyeduh kopi  sebelum dituang ke dalam cangkir saji. Bukan sembarang bambu tentunya. Untuk mendapatkan citarasa terbaik, jenis bambu yang digunakan adalah bambu Ampel.

"Gulanya mau dipisah atau dijadikan satu...?"
Dengan ramah, seorang pramusaji mengkonfirmasi ulang setelah saya menuliskan beberapa jenis menu, termasuk satu porsi kopi bumbung tentunya.

"Pisah saja mba..." Jawab saya sambil sesekali mengedarkan pandangan ke luar, arena berfoto-ria. Rupanya anak-anak betah bermain di sana.

area berfoto, berasal dari limbah akar-akar pohon


Sebagai teman minum, saya milih nasi pecel dan penasaran dengan sate belut. Serius, ini pertama kali saya nemu belut diolah dalam bentuk sate, dan rasanya tidak mengecewakan kok.


Kopi-bumbu-sleman
Penampakan kopi bumbung, kopi diseduh dalam tabung yang berasal dari bumbung/potongan bambu ampel. 


Kopi jenis kopi robusta, dilengkapi gula batu (yang sudah dihaluskan), plus sagon kering sebagai cemilan manis. 

sayuran-kuah-bumbu-kacang
pecel cobek

daftar-menu-kopi-bumbung-sleman
daftar menu

sate-belut-kopi-bumbung
sate belut. Pesen ini karena unik. Ini pertamakalinya makan sate belut. 

Njajan di kedai kopi Bumbung ini secara ekonomis aman. Menunya cukup bervariasi, dengan harga yang tentu saja ramah di kantong. Cuma sayang, lokasinya memang agak masuk ke dalam kampung,  jadi memang harus jeli membaca papan petunjuk arah. Atau, manfaatkan saja aplikasi peta di smartphone. 

Waktu paling enak untuk mencecap nikmatnya kopi, atau merasakan hangatnya wedang ronde buat saya adalah di malam hari. Pengusir dingin. Tapi sayang, kedai kopi ini justru beroperasi di siang hari, mulai pukul 09.00 pagi sampai 18.00 petang. Yup, mungkin suatu hari nanti saya mesti kembali. Sambil menikmati rintik hujan, meski siang hari, pasti kopi atau wedhang ronde akan berasa lebih nikmat.
minuman-penghangat-badan
Wedang Ronde

kopi-bumbung-jogja
Numpang foto di Kopi Bumbung

Lokasi Kopi Bumbung



Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts