Tawa dan Lara di Masa Orientasi Siswa

21 komentar
pengalaman masa MOS


SMA? Itu artinya saya mesti mundur 20an tahun silam. Hi..hi, sudah jauh banget yaa...! Meski tak banyak, ada peristiwa-peristiwa yang masih membekas dalam ingatan.

Waktu itu namanya SMU. Kebahagiaan pertama waktu SMU adalah dengan modal NEM SMP, bisa masuk ke golongan di SMU Negeri di wilayah Kota (kotamadya) Yogya dengan reputasi yang lumayan bagus. Sekitar Agustus 1995, secara resmi seragam kebangsaan putih-biru berganti putih abu-abu.

Standar menjadi siswa baru saat itu adalah mengikuti Penataran P4 selama seminggu. Ada yang masih ingat butir-butir Pancasila? Sstt...saya udah banyak yang lupa! Meski katanya kegiatan ini bagus untuk mempertebal "keimanan" kita sebagai warga negara yang baik...tapi suer, acara seminggu pertama menjadi warga SMU ini mbosenin banget, karena banyak diisi ceramah.

Minggu-minggu berikutnya, ternyata saya harus mengalami masa Orientasi yang jauh lebih berat dari masa SMP. Terkaget-kaget sesaat? Jelas!

Masa Orientasi di sekolah, di kenal dengan nama Orientasi Dasar Kepenegakan, tapi saya heran...kenapa oleh kakak-kakak senior di singkat ODT. Kalau tidak salah, masa Orientasi berjalan selama sebulan, mengambil waktu setelah jam pelajaran berakhir. Di saat itulah, saya merasakan sengsaranya menjadi anak SMU kelas satu. Capek fisik karena masuk pagi dan pulang sekitar jam 5 sore, banyak tugas yang kadang nggak logis ( mbuat atribut nggak penting, PR ngliping koran, dsb). Capek psikologis juga karena sering mendengar bentakan saat saya kurang konsentrasi dengan aba-aba hadap serong kanan, balik kanan, dan sebagainya. Uhh, saya nggak suka baris berbaris!

Puncak dari kegiatan Orientasi, adalah kemah selama 3 hari dua malam. Tapi jelas, kemah yang ini BEDA dengan kemah-kemah yang sebelumnya saya ikuti; saya dan teman-teman kelas satu mesti jalan kaki dari sekolah ke lokasi perkemahan. Jarak yang kami tempuh lebih dari 15 kilometer dengan medan dipilihkan senior melewati sawah dan perkampungan penduduk.

Yang saya ingat, diawal perjalanan kala itu kami harus melewati sungai tanpa boleh melepas alas kaki. Kaos kaki dan sepatu basah kuyup, dan kami harus melanjutkan perjalanan dengan kondisi tersebut. Banyak teman saya yang tumbang, pingsan atau memilih ikut dalam rombongan P3K. Sementara saya? Berhasil sampai lokasi perkemahan dengan kondisi kaki melepuh di kanan-kiri.

Kemah, tak lengkap tanpa kegiatan renungan dan jurit malam. Kalau tidak salah, kegiatan itu di lakukan di malam pertama kami menginap di alam. Yang saya ingat, waktu saya dan teman-teman diminta menutup mata dengan slayer, berjalan berbaris berpegangan pundak dengan hanya mendengarkan suara instruksi dan suara bunyi ketukan sendok atau apa. Saat ada instruksi menunduk, kami harus menunduk...saat mesti mempererat pegangan kami harus saling berpegangan agar tak terpisah. Seru sih..tapi tetep takut-takut gimana gitu. Semua gelap, karena mata kami tertutup.

"Ingat...semua nantinya akan mati.
 Gelap seperti saat ini....sendiri tanpa teman.....dst..dst ".


Sesi renungan dimulai. Semua peserta diminta berbaring di rerumputan sambil mendengarkan kata-kata bijak dengan intonasi yang sedemikian rupa menghanyutkan. Entah kakak senior, atau guru agama, saya nggak tahu siapa yang memimpin, karena mata kami masih tertutup. Dan ternyata saya pun ikut hanyut, TERTIDUR! Bhu..ha..ha.

Saya bangun ketika mendengar beberapa teman yang serius mendengarkan terisak, dan menangis setelah mendengarkan renungan tentang kematian. Jadilah saya menjadi peserta yang termasuk tabah, di saat ada beberapa teman yang lain menangis sampai meraung-raung. Lha wong yang lain pada menyimak baik-baik, saya malah KETIDURAN.. Hi..hi, pengalaman konyol kann? Dasar, saya memang hobi tidur!


Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

21 komentar

  1. Wiiih lama banget ya Mbak MOS-nya.
    Kalo sy dulu hobinya tidur di kelas hihihi! Buku berubah fungsi jadi bantal :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya.. Pol lamanya... :-) Lama nggak update..kmn aja vhoy..?

      Hapus
  2. oalaaah...untung tidur ya lis. jadi lumayan ngirit emosi. hihihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah mbak..cerita si tukang tidur :-)

      Hapus
  3. Dulu waktu acara persami SMP, ada jurit malam juga di pemakaman umum mbak Sulis, waktu itu kami harus berjalan sendiri-sendiri selang beberapa menit, tapi saya dan teman-teman saling menunggu dijalan sehingga bisa sampai tujuan bersama-sama :)

    Hebat lho mbak bisa sampai ketiduran disaat teman-teman menangis haha :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas taon saya, nggak ada acara ke makam mb...soalnya yang taon kmrn..panitianya nemu kejadian horor katanya. He..he, jadi pas renungan saya cuma dapat openingnya mbak..diceramahin, malah serasa didongengin yaa....

      Hapus
  4. wkwkwkwkwk..
    paling tabah krn bnr2 tertidur, saking lelapnya yak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bangun2 malah bingung mbak..untung nggak ditinggal ya...

      Hapus
  5. hihi.kecapean ya mba sampe tertidur ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak...abis jalan jauuuh bngt soalnya..

      Hapus
  6. serunyaaa..mbak klo "jarit" itu kain panjang, klo "jurit" itu apaaa? hihi unik katanya.

    15 km jauuuhnya, pasti meringis menikmati kaki melepuh, tp tetap semangaaat yah.. luar biasa.

    good job hhhh tidur di saat apapun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jurit..apa ya artinya? Nggak ngerti juga..tapi biasanya di acara kemah2 selalu ada jurit malam yang nuansa horor2 gitu.. *mesti cek kamus b.indo kyaknya.

      Klo sudah ngantuk...tidur mbak saya... Momentnya nggak pas yaa... :-D

      Hapus
  7. Hihi kok bisa sih mba ketiduran di saat yang lain nangis karena sesi merenung..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngantuk mbak...hi..hi. Posisinya juga support sih...telentang gitu..

      Hapus
  8. Untung terbangun, lha kalau teman2 sudah berdiri terus Mbak masih tidur khan bisa berabe? Ehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lha iya...bener, untung nggak ketinggalan kan mbak...

      Hapus
  9. masa orientasi siswa memang paling berkesan yah Mbak :)
    banyak halyang bisa dikenang dari kegiatan ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih mb...tapi masa paling sengsara juga ni mbak...dosis dibentak paling banyak

      Hapus
  10. hebatttt...bisa tetep semangat kemahnya, kalo aku males mb ....soalnya pas kemah apalagi nginep di gunung pesti temen segrup pada ga kompak huhu

    BalasHapus
  11. hahaha ada masa yang bisa dikenang saat MOS rupanya ya, mbak jadi bekal cerita anak cucu kemudian hari. SUkses untuk giveawaynya ya mbak

    BalasHapus
  12. hahaha. MOS nya seru, tapi lama banget...

    MOS skrg malah lebih parah ya, hampir nggak ada yg penting

    makasih Mba sdh ikut GA saya :)

    BalasHapus

Posting Komentar