Beberapa bulan yang lalu, saat usianya 2 tahun lebih sedikit saya pernah mencoba mengalihkan Alya dari ASI ke susu gelas. Pernah saya oleskan lipstik di area puting, saya bilang " Ibu digigit laba-laba", eh..ternyata responnya diluar dugaan. Ia ambilkan saya caladin lotion, " dicaladin aja...biar sembuh", ngakak dalam hati kan saya.....
Percobaan menyapih berikutnya, saya manfaatkan mahoni. Pahit banget kan itu. Pernah sekali saya gunakan mahoni untuk mengoles area puting sebelum waktu Alya menyusui, dan setelah itu dia memang sempat kapok menyusu...dan sempat muntah. ** kasian yaa.. Penyapihan berjalan satu hari ternyata dia cenderung rewel. Tidak bisa tidur siang, dan "bingung" saat mau tidur malam. Akhirnya saya dan suami ndak tega... ya sudahlah. ASI masih banyak, saya juga nggak kemana-mana, mau buat siapa. Target baru dipasang, nunggu dia 3 tahun. Saya bersihkan area payudara sebersih-bersihnya...dan bilang, "udah ndak pahit lagi kok"....dan Alyapun menyusu kembali.
Mulai saat itu, saya milih jalur penyapihan dengan cinta. Setiap kali menyusu, saya sering bilang "Alya sudah besar....nggak malu po sama temen-teman. Teman-temannya sudah pada susu gelas semua.... Alya sudah mau sekolah. Nanti gimana kalau hausnya di sekolah. Bu guru kan nggak punya ". Persuasi itu berbulan-bulan saya lakukan, meskipun respon terseringnya adalah " aku kan masih kecil...", begitu Alya bilang di depan saya. Tapi adakalanya dia bisa bercerita sendiri di depan tetangga atau para bonekanya "Aku sudah gede. Sudah ngggak etek-etek" . Yup!! Minimal sudah ada sedikit kemauan dari internal anaknya.
Meski anak ke-2, ini pengalaman pertama saya harus melewati tahapan menyapih. Dulu, sulung saya 3 bulan dah berhenti dan memilih dot. Bingung puting karena ditinggal kerja dengan jam yang tak beraturan. Makanya, saya sangat-sangat menikmati proses menyusui Alya. Merasakan betapa mudah dan murahnya. Tanpa ribet cuci botol, tanpa bingung saat harga sufor melambung, dan tak perlu ribet penuh bawaan saat bepergian agak jauh. Asal saya kenyang, beres. Malam juga tidak begitu banyak begadang. Daya tahan tubuhnya, bisa sangat saya banggakan. Cuma masalahnya....Alya sudah semakin besar...hampir tiga tahun. Sudah waktunyanya kan ia belajar mandiri dan tidak melulu nempel ke ibunya....
Jadi prosesnya dimulai semenjak 3 hari lalu. Waktu itu saya lagi nanggung masak di dapur, dan Alya merengek minta ASI, padahal belum lama ia menyusu. Akhir-akhir ini memang sering begini. Dikit-dikit larinya etek-etek/nenen...padahal kalau sudah ketemu ASI, betahnya minta ampun. Reflek saya ambil bawang putih, saya parut...dan oleskan ke puting. Lupakan sejenak teori menyapih dengan cinta, masakan saya mesti matang. Ada pekerjaan rumah lain yang juga sudah menunggu. Kalau keseringan menyusui, kapan pekerjaan yang lain beres?
"Ibu..pedes".....begitu reflek alya teriak begitu menyusu. Setelah kejadian itu sampai hari ini...dia masih kapok. Nggak mau nenen, dan kemarin saya dengar ia ngobrol dengan bonekanya " Aku sudah gede...sudah di sapih". Yup!! Semoga yang ini lancar...meski kadang kasian juga lihat Alya...sepertinya ada yang hilang, gitu. Masih sering bingung dan rewel juga menjelang tidur. Saya pasti juga bakalan kangen dengan moment-moment menyusui... Ah, tapi sudah 3 tahun kan? Ibarat orang kuliah...sudah sampai profesor kan ASInya? Cukup lah. Semoga proses penyapihan kali ini lancar jaya :-)

