Jadi, ini sebenarnya cerita mengenai perawatan lanjutan gigi serinya Alya yang masih belum mau nongol juga dari gusi alias impaksi. Berawal dari gigi seri yang nggak kunjung ganti padahal teman-teman seusianya sudah pada ganti ke gigi dewasa. Setelah dicek rontgen ternyata ada odontoma di jalur tumbuhnya gigi yang otomatis menghalangi turunnya gigi. Mau nggak mau, pas kelas 5 (Oktober 2024) Alya harus menjalani bedah kecil di gusi, untuk mengambil odontoma atau si tumor gigi.
Luka operasi pulih dalam jangka waktu 1 mingguan, dan setelahnya dokter merekomendasikan untuk menunggu perkembangan berikutnya; gigi akan erupsi alami, atau butuh perawatan ortodonti.
Tapi setelah lebih dari satu tahun…ternyata gigi seri Alya masih tetap tersimpan di gusi. Ada pergerakan ke bawah, tapi kurang signifikan. Akhirnya di masa peralihan dari SD ke SMP, kami memutuskan melakukan perawatan ortodonti untuk gigi si bocah yang sebentar lagi masuk fase remaja.
Memilih Duwa Dental Jogja
Sejak sadar kalau ada yang tidak beres dengan gigi 2.1 nya, kami percayakan masalah giginya Alya di RSGM UGM. Secara jarak rumah ke RS ini tidak terlalu jauh, secara tarif pun rate masih relatif terjangkau. Pelayananpun juga oke.
Cuma masalahnya sekarang, saat memutuskan perawatan ortodonti, maka tantangan yang ada didepan mata adalah panjangnya durasi, harus kontrol berkali-kali. Dan itu tidak mungkin kalau harus melulu ijin saat jam sekolah –karena jam poli di RSGM UGM hanya buka jam kerja. Akhirnya, keputusan di ambil; milih dental klinik yang areanya dan price-listnya masih terjangkau, dan reputasi yang baik. Pilihan kemudian jatuh di Duwa Dental, Jogja. Pertengahan Juni 2025 Alya resmi memulai perawatan di sana dengan drg. Prima Ananta, Sp.Ort.
Kedatangan pertama, kesan yang tercipta baik. Ruang klinik bersih dan nyaman. Customer servis juga ramah. Treatment tahap awal terlewati dengan baik:
Tahap paling awal adalah konsultasi. Di tahap ini semua dokumen hasil rontgen gigi Alya saya bawa, kemudian dokter melakukan pemeriksaan fisik (cek kondisi gigi). Setelah itu, dokter menjelaskan tentang macam/tipe behel, cara kerja masing-masing beserta plus-minus, dan juga harga tentunya, sebagai bahan pertimbangan orang tua.
Selesai konsultasi, tahap berikutnya scalling gigi dan cetak gigi. Tindakan ini dilakukan oleh dokter gigi umum. Waktu itu dapatnya dokter gigi Dinda. Dokternya ramah anak, dan Alya terlihat santai saat gigi-gigi nya dibersihkan. “Nggak nyeri sama sekali” begitu katanya. Selesai scalling, tahap yang harus dilewati adalah cetak gigi rahang atas dan rahang bawah.
Kata dokter, fase cetak gigi ini merupakan alat bantu dokter saat melakukan perawatan. Berdasarkan hasil rontgen dan hasil cetak gigi, maka dokter akan melakukan step by step perawan ortodontinya. Setelah cetak selesai, maka step yang harus dilalui berikutnya adalah rontgen. Ada dua jenis rontgen yang dibutuhkan, yaitu panoramic dan sefalometri. Berhubung di klinik belum ada mesin rontgen tersendiri, kami diberi pengantar untuk melakukannya di sebuah lab klinik di Jogja.
Rencananya, baru besok proses rontgen ini kami lakukan, sebelum jadwal kunjungan ke dental klinik lagi awal bulan Juli nanti. Minta doanya, semoga semua tahapan perawatan gigi Alya lancar yaa!
Nanti tahap-tahap berikutnya Insyaallah saya update via blog ini juga.
Posting Komentar
Posting Komentar