Menonton Neko Nanka Yondemo Konai, Dijamin Makin Sayang Sama Anak Bulu di Rumah

7 komentar
Neko Nanka Yondemo Konai


Awal-awalnya gara-gara lagi pengen nonton film, kemudian berselancarlah di mesin pencari dengan kata kunci “film tentang kucing”.  Ada beberapa judul, beberapa saya tonton pula, dan salah satu yang menurut saya masuk dalam kategori menarik adalah film Neko Nanka Yondemo Konai. 

Bergenre drama komedi, film ini pas lah dipake hiburan di tengah penerapan PPKM darurat. Iya, di rumah saja, berusaha menghindar  dari Corona.

Neko Nanka Yondemo Konai, lagi-lagi ini film lama sebenarnya karena sudah dirilis tahun 2016 silam.  Tapi  berhubung menurut saya  film itu timeless dan  bisa dinikmati kapan saja, jadi ya nggak masalah misal baru bisa liatnya sekarang. Nggak harus up to date macam berita.

Lantas, kenapa Neko Nanka Yondemo Konai saya anggap film bagus yang bahkan wajib di tonton oleh Cat lover?

Pertama, pesan dari film ini  edukatif dan penting untuk diketahui para cat lover. Kedua, pemain utamanya cakep tokoh kucing yang ada di film ini kok ya ndilalah salah satunya  mirip banget dengan Chia, kucing kami di rumah. 

Kucing lucu
Chia, kucing di rumah 😊


Neko Nanka Yondemo Konai

Adalah Mitsuo, anak muda yang tengah meniti karir sebagai atlet tinju, dan hanya tinggal berdua dengan kakak lelakinya yang berprofesi sebagai artis/pembuat manga. 

Pada suatu hari, sang kakak laki-lakinya membawa dua ekor anak kucing, satu jantan dan satu betina yang baru saja yang ia adopsi dari tepi jalan.  Karena kesibukannya sebagai pembuat manga, sang abang kemudian melimpahkan tugas mengurus dua kucing –yang kemudian diberi nama Kuro dan Chi, tersebut kepada Mitsuo.

Kuro dan Chi, menjadi pengalaman pertama Mitsuo mengurusi dua anak kucing. 

Neko Nanka Yondemo Konai.


Namanya anak kucing, ada saja tingkah polah Kuro dan Chi yang membuat Mitsuo jengkel. Masuk selimut saat Mitsuo hendak istirahat, berlarian dan membuat segala sesuatunya berantakan, termasuk kebiasaan para kucing yang buang air sembarangan. 

Hingga kemudian Kakak dari Mitsuo memutuskan untuk menikah dan berpindah rumah. Tinggalah Mitsuo bersama dua kucingnya, Kuro dan Chi. 

Witing tresno jalaran seko kulino,  rasa sayang tumbuh karena terbiasa, itulah yang kemudian dirasakan Mitsuo pada dua anabulnya. Singkat cerita, untuk memenuhi kebutuhan hidup (diri sendiri dan 2 ekor kucing tentu saja) Mitsuo bekerja paruh waktu, bukan sebagai petinju, melainkan bekerja pada sebuah rumah makan. Oh..iya, cidera di bagian mata memaksa Mitsuo untuk mengakhiri karirnya sebagai atlet. 

Hidup bertiga dalam satu rumah, membuat Mitsuo dan kedua kucingnya saling belajar, berbagi, dan memahami. Banyak kejadian lucu, yang membuat saya sebagai penonton tersenyum saat menonton film ini. Ada peristiwa lucu, menggemaskan dan tentu saja adegan-adegan mengharukan. Tanpa adegan dewasa pula. Jadi film ini layak banget untuk dijadikan tontonan keluarga, atau malah sekalian edukasi anak-anak agar mereka peduli dengan hewan yang ada di sekitar, terutama kucing. 


Pelajaran yang bisa diambil dari film Neko Nanka Yondemo Konai

Pesan moral dari film ini tentu saja persahabatan antara kucing dengan manusia, dua makhluk berbeda tapi sangat bisa hidup berdampingan dan saling menjaga. Sejak awal, sudah ada edukasi yang disisipkan mengenai arti/prilaku seekor kucing, misal saat kucing melakukan gerak memijit, ataupun menjilati manusia. 

Selain itu, film ini juga secara tak langsung mendukung gerakan steril pada kucing. Cerita tentang Chi yang kemudian menjadi kucing yang lebih rumahan setelah disteril, dan juga Kuro yang endingnya harus menanggung sakit setelah berhasil menjadi kucing penguasa wilayah/boss diharapkan membuka mata para penontonnya tentang pentingnya steril dan kebiri para kucing.

Lantas, ini film happy ending atau sad ending? Sengaja sinopsisnya saya  tulis sedikit aja, biar nggak banyak bocor. Yang pasti, film ini recommended sebagai film hiburan. Nonton sendiri aja yaa! 

Oh..iya, yuk berdoa dan berusaha sebisa mungkin, semoga kondisi bangsa ini segera membaik, pandemi segera teratasi. Teman-teman yang sakit segera diberi kesembuhan, dan teman-teman yang sehat, tetep terjaga kondisi dan staminanya. Aamiin..


Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

7 komentar

  1. Belum nonton filmnya, tetapi jadi penasaran buat nonton nih. Pecinta kucing baris nih, suka gemas sama hewan berbulu ini.

    BalasHapus
  2. Kucing memang hewan yang membangkitkan mood, gemesin pula walau kadang nakal, tetapi kalau tidak ada rindu.

    BalasHapus
  3. Hewan berbulu nakal ini suka bikin geram banget, tetapi juga menghibur banget kalau di rumah sendirian. Belum nonton filmnya, kayaknya seru nih.

    BalasHapus
  4. Lari-larian ke mana-mana, bikin rusuh rumah, tetapi suka sama bulunya kadang si kecil ini juga menunjukkan cintanya lho.

    BalasHapus
  5. Suka banget sama hewan peliharaan ini, tetapi dilarang memeliharanya di rumah. Nonton filmnya kayaknya seru dan menarik.

    BalasHapus
  6. Walopun suka kucing aku jrg nonton film yg bertema binatang peliharaan Krn kebanyakan endingnya sedih :(. Dan aku ga tega nontonnya mba.

    Makanya kalo mau nonton film ttg kucing begini, aku hrs pastiin dulu happy ending ATO sad ending :). Tapi Krn mba bilang ini komedi dan menghibur, berarti happy ending ya mba ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini agak2 sad mba.. dari dua kucing yang direscue...satunya meninggal karena kena penyakit. Mirip2 hiv klo manusia.

      Tapi ada edukasi di film ini, pentingnya steril/kebiri pada kucing.

      Hapus

Posting Komentar