Nyenengin Bocil di Taman Air Pancingan 100 Janti, Klaten

6 komentar
Pancingan-100-Janti-klaten

Minggu kemarin, ada dua hari libur berurutan, Sabtu dan Minggu. Daripada anak-anak di rumah cuma asyik senam jempol pake hape, mending kami ajak keluar. Sekalian refreshing..bosen juga kalo terus-terusan di rumah. 

"Kenapa mancing aja jauh sih..? Mbok deket sini kenapa? Atau mancing aja di kolam rumah" protes Raka ketika tahu tujuan kami hendak ke Janti, Klaten. Menginjak ABG, ia memang sering males-malesan kalau diajakin pergi bareng-bareng. 

"Ini pancingannya beda. Udah, hapenya taruh. Mandi. Di rumah juga paling cuma mau nge game to" jawab saya. 

Akhirnya sepakat, pergi berempat. Tujuannya Pancingan 100 Janti, Klaten. Posisinya ada di  Dukuh Mangunsuparman, Janti, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. 

Sebenarnya saya pernah ke Desa Janti sebelumnya, tapi udah lama banget. Saat mata air yang bertebaran di desa itu masih bener-bener perawan, instagram dan facebook juga belum lahir. Adanya baru friendster. Makanya ketika pak suami nanya, jalur paling gampang lewat mana, saya ingatnya cuma..pasar Delanggu ke timur, nanti lantas ke utara. Itu saja ingatnya. Praktek di lapangan kemaren, begitu nyampe daerah Delanggu ke utara, saya aktifkan aplikasi Waze, dan sampe.

Taman Air dan Pancingan 100 Janti, Ya Ampun Ramenya.....!


Pukul 10.00 sampe lokasi. Terkaget-kaget karena ternyata beda sama bayangan saya dari rumah. Saya kira formatnya tempat makan/pemancingan yang punya fasilitas kolam renang seperti Lesehan sego Wiwit di Sleman. Kalau yang di Janti ini, malah mirip obyek wisata.

Jadi di parkiran itu saya ketemunya banyak bis, banyak kereta kelinci, banyak motor, banyak mobil pribadi, plus  banyak penjual jajanan di areal parkiran, seperti bakso tusuk, minuman coklat, mainan, sampe penjual burung-burung emprit.

Masuk melalui pintu utama, yang saya rasakan kemudian seperti memasuki sebuah pasar tradisional. Ada gang lumayan gede di tengah, dengan ruangan gede di kanan dan kirinya.

Kalau di pasar tradisional, ruangan kanan dan kiri merupakan los para penjual, tapi di sini bagian kanan dan kiri dipake untuk makan+mancing ikan. 

kolam renang janti klaten
Ini yang saya bilang serasa masuk pasar tradisional


Tempat makan, dengan nomor meja menyesuaikan nomor tiang
Saya lihat semua meja penuh. Rata-rata pengunjung datang berombongan. Model-model arisan keluarga, arisan RT, dan juga outing sekolah. Karena bagian depan penuh, akhirnya kami berjalan ke belakang, ke areal kolam renang.

Masuk areal kolam renang, kaget lagi!  Biaya masuknya murah buangets,  Hanya 2000 (dua ribu) rupiah, dan itu berlaku sehari. Mau masuk, trus keluar karena ada kepentingan, trus masuk lagi juga bisa. Bahkan tak jauh dari loket, ada tulisan yang menyatakan bahwa uang masuk kolam renang nantinya akan digunakan untuk menyantuni yatim-piatu dan fakir-miskin.

Di dalam pengunjung sudah tumpah ruah. Kalau tidak salah ada 2 kolam renang, 1 water boom, dan kolam tangkap ikan. Mau nyebur ke kolam renang, kok berasa umpel-umpelan. Akhirnya, anak-anak milih nyebur di kolam tangkap ikan.


Kolam-renang-pancingan-100-janti-klaten
Kolam renang, kedalaman sepundak orang dewasa


Kolam-pancingan-100-janti-klaten
Waterboom, kedalaman seperut anak-anak


kolam tangkap ikan-janti-klaten
Kolam tangkap ikan 

Untuk bisa nangkap ikan, nggak perlu lagi mbayar atau beli tiket lagi. Ini sudah termasuk yang bayar 2000/pengunjung tadi. Ada semacam sungai kecil di area belakang, dengan banyak sekali ikan-ikan mungil (kalau di tempat saya nyebutnya cethol), dan anak-anak bebas menangkapnya. Karena nggak bawa jaring, saya beliin 2 jaring untuk Raka dan Alya, @5000. Kalau punya, bawa dari rumah juga boleh. Namanya anak-anak, nangkep ikan-ikan mungil gini ya sudah betah. Senengnya luar biasa kalau ada ikan yang nyangkut di jaring mereka. 

*Padahal akhirnya hasil buruan dilepaskan lagi karena kasian. Dibawa pulangpun pasti mati kehabisan oksigen.

Sementara saya menemani anak-anak berburu ikan, pak suami nyari tempat yang kosong, buat duduk, sekaligus nunggu makan siang. Untungnya dapat slot meja kosong, nomor 71.

Memang sih, pengunjung yang masuk pancingan 100 ini nggak wajib makan di arena kulineran mereka..tapi kalau saya kemaren pertimbangannya sekalian, mumpung di sini.

Begitu anak-anak sudah mau diajak beranjak dari arena tangkap ikan, bergegas ke meja 71, nyusul pak suami yang sudah leyeh-leyeh duluan. 

"Sana pesen makan dulu...terserah apa aja mau, asal ikan" kata pak suami. 

Bergegas saya ke depan. Pesen makan sama minuman. Memanfaatkan waktu tunggu, anak-anak minta mancing. Beli pancing+umpan, @5000+1000. Sekitar setengah jam nunggu pesenan, anak-anak mancing di kolam samping tempat makan. Airnya keruh, jadi nggak kelihatan yang di kolam jenis ikan apaan. Yang pasti, zonk, nggak dapat ikan... Hi..hi, nggak mbakat mancing😀

Akhirnya yang ditunggu datang! Nggak banyak saya pesennya, sesuai kemampuan perut aja. Untuk minum, pesen teh, sama kelapa muda. Harganya wajar, standard. Klo nggak keliru, teh 3500 dan kelapa muda 12 ribu/buah. Makannya saya pesen ayam sama fillet ikan krispi. Ikan kakap klo nggak keliru. Harganya wajar, rasanya juga standard. Kalau diminta menilai poin 7,5 skala 10


Makan siang di Pancingan 100

Pesawat,  Membuat Pancingan 100 Beda dari Yang Lain

Bioskop-pancingan-100-Janti-Klaten
Bioskop alam & Bioskop 3 D pancingan 100

Daya tarik tambahan dari tempat makan dan renang ini sebenarnya sudah kelihatan begitu memasuki area parkir. Yup, sebuah pesawat penumpang yang kemudian di "parkir" di halaman depan. Tentu saja statusnya sudah pesawat  sudah tak layak terbang, yang kemudian dialihfungsikan sebagai bioskop. 

Badan pesawat, di sekat dalam dua ruangan. Satu untuk bioskop alam, satunya lagi bioskop 3D. Untuk bisa menikmati film di dalamnya, beli tiket dulu. 20 ribu perorang untuk film 3 D, dan 10 ribu perorang untuk teater alam.  Kebetulan anak-anak milih yang 3D.  Sekali masuk, dibatasi 30 penonton dan pas barengan anak-anak TK dan SD dari dari daerah Pengging Klaten yang lagi pada outbond. Kebayang kan betapa ramainya anak-anak.

Strategi memanfaatkan badan pesawat sebagai ruang pemutaran film ini mirip dengan yang kami jumpai di pantai suwuk dan Baturaden. Di Kyai Langgeng, ada juga sih..tapi dibuat semacam ruang pameran kalau di sana.

Film yang diputer film apa? Film anak-anak pastinya. Kalau buat orang tua sih, benernya ya biasa aja. Orang materi film juga bisa didownload di youtube. Tapi buat anak-anak, ya pasti pada heboh, bahkan sampai teriak-teriak gitu.

Yang mau nonton film di dalam pesawat...

Intinya sih hari itu anak-anak pasti dapat pengalaman baru. Suasana baru, nggak melulu di rumah atau di sekolah. Jarang-jarang juga mereka bisa nangkepin ikan, kecuali di kolam ikan rumah atau  pas di pantainya Gunung Kidul


Sekedar berbagi pengalaman, waktu terbaik ke tempat ini paling nyaman pagi hari, kalau bisa sebelum pukul 10.00 Jadi sebelum matahari terlalu tinggi, biar belum terlalu ramai+masih bisa dapat tempat duduk. Atau kalau nggak memungkinkan pagi, menjelang sore sekalian, karena bagian kolam renang tutup pukul 17.00, sementara kalau yang bagian kulinernya, tutup pukul 21.00.

Gimana..tertarik untuk nyoba juga? Lokasinya di sini.





Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

6 komentar

  1. Aku pikir pesawatnya ikutan mancing.
    Ternyata jadi bioskop.
    Keren juga sih konsepnya.
    Nonton bioskop di pesawat.

    BalasHapus
  2. Hahaha, saya kurang suka yang rame2. Tapi emang tempatnya asyik banget buat keluarga ya mbak :)

    BalasHapus
  3. Iya rame bgd mbk. Mgkin karena pas liburan kali ya mbk. Jd rame gt. Tp tempatnya asyik deh kayaknya. Yg itu tuh yg kolam tangkap ikannya asyik betul 😊

    BalasHapus
  4. Ya ampun , Mbak, masih ada ya tiket masuk 2 ribu, bebas keluar masuk ..Uang tiket buat santunan anak yatim pula. Salut sama pengelolanya!

    BalasHapus
  5. wih, asyik! mancing murah cuma modal 2 ribuan aja ya Bun.
    itu rame banget tempatnya, asik ada pesawatnya juga.
    anak-anak mah pasti seneng diajak main di sana :D

    BalasHapus
  6. Kalau ke sni pas weekday aja biar gak terlalu rame ya. Mungkin karena tiket masuknya ini juga murah, jadi banyak pengunjungnya.

    BalasHapus

Posting Komentar