Balita dan Tokoh Imaginasi

15 komentar
Balita ngobrol sendiri


Suatu hari..saya melihat Alya nyanyi-nyanyi, dengan syair yang ia ciptakan sendiri. Saya : Yang ngajarin lagunya sapa e Ya..? Alya : Pak Jowo... (Entahlah, di sekitar tempat tinggal kami tidak ada yang bernama pak Jowo)

Saya: Memang Alya sudah sekolah?
Alya: Sudah...gurunya Pak Jowo (padahal rencana baru tahun ajaran 2016 ini mau masukin dia di Playgroup)

Sejak hari itu, anak saya punya tokoh imaginatif bernama pak Jowo. Setiap kali bernyanyi dengan syair tak dikenal atau nari-nari sendiri, di tanya yang ngajarin siapa...hampir selalu bilang diajarin Pak Jowo.


***
" Bu, aku pinjam hapenya...mau sms Azen. Katanya Azen mau ke sini...mau ambil mobil remot".
 "Siapa Azen?"
"Temenku...anaknya Pak Jowo"

Wah, setelah Pak Jowo...Alya punya tokoh imaginatif baru! Sekarang teman barunya ia gambarkan sosok gadis seumuran yang katanya teman sekolahnya. Katanya berambut pendek. Sampai postingan ini saya tulis, dua tokoh itu masih sering hadir dalam obrolan-obrolan kami.

Seingat saya, saat semuran Alya, Raka tidak pernah begitu. Sama-sama suka bermain peran, tapi imaginasinya tidak sampai menghadirkan tokoh fiktif. Pernah saya kepikiran...jangan-jangan Alya punya teman dari dunia lain. Anak indigo. Ah..tapi masak sih?



balita memiliki tokoh imaginatif

Dari hasil googling sana-sini, legalah saya. Di luar sana...banyak sekali anak-anak seumuran Alya yang memiliki cerita sama. Bahkan satu sumber mengatakan bahwa Imaginary friends atau teman imajinasi atau teman khayalan ini dalam batas wajar memang menjadi bagian dari perkembangan anak.

65% anak kecil membangun konsep teman khayalan pada saat mereka berusia 3 sampai 5 tahun, yaitu ketika mereka mulai membentuk identitas dirinya dan mulai mengenali batas antara khayalan dan dunia nyata. Walaupun pada umumnya, anak-anak mempunyai teman khayalan pada usia pra-sekolah, tidak sedikit terjadi pula sampai mereka usia 7 tahun.

Kok bisa muncul teman Imaginasi?

Sebuah sumber menyatakan bahwa anak yang jarang terpapar tayangan televisi lebih sering memiliki teman khayalan. Tulisan tadi juga menyebutkan bahwa teman imajinasi juga bisa muncul sebagai usaha anak menyembuhkan dirinya dari kejadian traumatik atau kesulitan hidup yang dia alami. Jarang terpapar tayangan tv? Bisa jadi, karena frekuensi nonton TVnya Alya jarang. Dalam keseharian ia lebih banyak bermain dengan kakaknya, dengan ayahnya atau dengan ibunya *tapi kalau pas siang memang sering saya sambi sambil beberes atau setrika. Kejadian traumatik atau kesulitan hidup? Sepertinya anak saya belum pernah mengalami hal- hal yang bersifat traumatik.

Beberapa literatur yang saya baca menyatakan bahwa tidak ada masalah ketika hadir sosok imaginatif dalam kehidupan sehari-hari anak-anak kita. Intinya adalah anak sedang mengembangkan daya imaginasi mereka yang dalam fase usia 3-7 tahun --ibarat buah --sedang ranum-ranumnya. Bahkan katanya, anak yang memiliki sosok imaginatif dimasa kecilnya, kelak akan tumbuh sebagai sosok yang memiliki kemampuan lebih dalam hal sosialisasi dan kemampuan bahasa. Kalau untuk poin ini, saya hanya bisa komentar Aamiin. Semoga...

Beberapa hal yang disarankan untuk Orang tua

  • Mengembangkan imaginasi anak dan tunjukkan minat kita. Saat anak menceritakan teman khayalnya, langkah terbijak adalah mengembangkan anak, bukan malah ketakutan dan mengira anak kita kesurupan atau sedang berbicara dengan makhluk halus . Untuk kasus Alya, saya juga sering nanya- nanya sih..memang rumah Pak Jowo dimana, Azen hari ini berangkat sekolah apa tidak? Azen sedang apa waktu Alya sms.. 
  • Saat khayalnya sudah berlebihan, arahkan ke dunia nyata. Kalau ini memang agak sulit sih, indikator berlebihan itu seperti apa. Kuncinya, pake feeling aja. Naluri orang orang tua pasti bisa merasakan, khayalan anaknya masih taraf wajar atau nggak
  • Masukkan ke dalam lingkungan dimana ia menemukan banyak teman sebaya. Di rumah, Alya memang jarang bermain dengan anak seumurannya. Dulu ada tetangga , Mas Edgar atau Mbak Arika...tetapi keduanya sekarang sudah masuk PAUD. Tinggallah Alya yang lebih sering main lego, puzzle, atau mewarnai sendiri..sementara ibu di sampingnya setrika baju atau nyuci piring di dapur. Ok deh..kenaikan kelas nanti, saat Mas Raka kelas 4..Alya masuk PAUD juga ya.. Biar temannya tambah banyak. :-)
Referensi:
 http://parentsindonesia.com
 www.eunikefamily.org
http://duniasehat.net
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

15 komentar

  1. Kalau Vani dulu kayaknya nggak sampai punya teman imajinatif deh mbak Sulis. Meskipun saya tinggal kerja, dirumah ada nenek dan buliknya dan kadang-kadang diajak jalan-jalan ketetangga sama neneknya. Setelah usia tiga tahun kami pindah ke rumah baru, dan disini justru temannya banyak :)

    Semoga Alya kelak menjadi anak yang pintar dan sholehah, aamiin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Krn rumahku pinggir jalan raya n deket pabrik mgkin mb ( bnyk mtr, truk gede lwt)...jadi anak2 jarang main...rumah kakek neneknya 1 jam perjlnan, pdhl klo di sana bnyk teman. Makasih ya mb..atas doanya... Aamiin...

      Hapus
  2. kalo Raissa sukanya cerita sendiri sambil memainkan bonekanya..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah..ini Alya juga seneng mb. Tapi kadang saya yang diminta meranin para boneka2 tadi. Klo nggak boneka...ya hotwheel itu dipke main peran...

      Hapus
  3. gitu ya lis. karena alya jarang nonton tv ya. anak pinter. muga2 makin solihah dan pinter. besarnya nanti pinter menjalin relasi. aaamiiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak.. Klo yang teman khayal-tv-kemampuan sosialisasi itu hasil googling mb. Blm ngerti tingkat akurasinya gmn... Tapi semoga bener yaa...mksh doanya..:-);smg hapenya cepat smbuh ato dpt ganti yabg lbh baik..

      Hapus
  4. Asma hampir gak pernah liat TV, karena emang gak punya TV. Untuk teman khayalan sih ada, tapi sebatas buat main masak-masakan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi..hi, seneng main masak2an juga. Anakku juga sih...tp nggak ajak Azen mlh. Cuma pke botol2 bekas..sedikit air...bbrp daun...betah. Dan saya smbil nyuapin :-)

      Hapus
  5. Biasalah mak klo anak2 gitu. Biasanya klo sendirian. Tapi klo banyak teman gak kayak gitu...Imajinasku malah pengin jadi power ranger dan menumpas kejahatan.

    *EfekkebanyakanNontonTipi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Power rangers?? Hi..hi, saya generasi ksatria Baja Hitam. Eh...tapi paling suka April O neil dalam Kura2 Ninja..*Iki kok mlh mbahas film

      Hapus
  6. Sampai sekarang kadang saya masih punya teman khayalan,Mbak hihi

    BalasHapus
  7. Anakku dulu juga kok & hilang dengan sendirinya ketika sekolahnya makin sibuk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak...ini nunggu tahun ajaran baru. Biar pak Jowo dan Azennya bisa segera tergantikan tmn2 yang riil

      Hapus
  8. kayak yang di cerita inside out temen hayalannya bingbong ya mb

    BalasHapus

Posting Komentar