Perangi Berita Hoak, Teliti Sebelum Mempercayai

9 komentar
Kemaren, lewat WA mbak saya mengirim pesan. Dia sih sebenarnya cuma ngeshare utuh broadcast message yang masuk ke hapenya aja. Karena sepertinya penting, pesan tadi ia teruskan ke adiknya. Intinya adalah, berbahaya makan mie+coklat dalam waktu yang berdekatan. Sudah ada kasus, dan korban meninggal. Begitu intinya.



berantas hoak




Sekilas, pesan itu meyakinkan. Ada nama pejabat, ada rumus kimia. Kelihatan ilmiah lah. Tapi hati kecil saya kok protes, MOSOK THO?

Makanan+Makanan=Racun. Lha kalau suatu sore yang dingin tiba-tiba anak-anak minta mie goreng plus Milo anget gimana? Tanpa menunggu lama, pesan tadi saya forward ke WA grup teman-teman kerja dulu yang memang beragam, dari banyak latar belakang ilmu maksudnya. Mungkin teman-teman yang ngerti rumus-rumus kimia bisa memberi pencerahan.

“Aku yen ke warung burjo...sering pesen indomie karo Milo anget...sehat ki”, komentar satu teman yang sekarang jadi photograpernya EXOTIC Jogja. Rupanya, kebiasaan tadi juga di -idem-kan beberapa teman yang hobi nongkrong di warung burjo, dan mereka tidak merasa aneh..setelah tubuh kemasukan campuran mie goreng/rebus+coklat.

Berarti....ada indikasi kuat kalau berita yang mungkin sudah ratusan atau bahkan ribuan kali itu hoax alias palsu. Penelusuran di dunia maya pun dilakukan. Kebanyakan teman-teman yang penasaran akan kebenaran berita adalah temen-temen cewek. Ya logislah ..ibu-ibu kan sering jadi sie konsumsinya keluarga.
Singkat cerita, kami menemukan sebuah tulisan yang menurut saya jauh lebih logis dan dipercaya. Sebuah counter dari berita mie+coklat=bahaya. Jadi, saat membaca suatu pesan, jangan utuh langsung ditelan mentah-mentah.

So, kesimpulannya? Di jaman dimana semua orang bisa mbuat berita...beberapa hal penting yang gak boleh lupa; Cek kebenaran berita. Ini memang agak susah karena kita nggak tau siapa pembuat dan penyebar berita yang pertama. Berbeda dengan berita yang dibuat oleh media massa yang punya kantor redaksi, no telp yang bisa dihubungi, wartawan yang bisa dikonfirmasi, dsb. Kalau sudah begitu kejadiannya, Gunakan Logika. Alternatif berikutnya, cari berita/ tulisan penyeimbang.

Well, Pada intinya adalah..bagaimana kita mesti teliti sebelum membeli eh..mempercayai! Setuju?! Oke...Semoga ini berguna, selamat hari Kamis, semoga semua berbahagia.
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

9 komentar

  1. Sayangnya banyak banget yang asal share sebelum diteliti. -,- Bikin baper

    BalasHapus
  2. emang berita HOAX suka menebar sensasi, untungnya masyarakat sekarang gak mudah dikibulin hehehe

    BalasHapus
  3. semoga semakin bijak menyikapi sebuah berita ya mbak di kroscek kembali ^^

    BalasHapus
  4. iya tuh. berita-berita heboh biasanya hoax. sebelnya hoax tentang makanan biasanya melibatkan nama-nama bahan yang asing. kalaupun ada berita yang meluruskannya teteep aja pakai nama bahan yang asing. walhasil orang awam kayak aku mumet njuk langsung njujug ke kesimpulannya. hihihi

    BalasHapus
  5. betul kita harus bisa menyaring informasi benar tdknya jangan asal percaya broadcast

    BalasHapus
  6. dalam menerima suatu berita kita dituntut untuk cerdas juga yah Mbak, gak boleh langsung percaya tapi harus dicek dulu kebenarannya :)

    BalasHapus
  7. Setuju mbak Sulis, kita jangan percaya begitu saja pada berita yang menghebohkan apalagi ada kesan menakuti, harus diteliti dulu :)

    BalasHapus
  8. Sy jg kdg suka gitu, nyebarin berita tnp cek kebenaran, mksh share nya

    BalasHapus
  9. Copas dari group tetangga di group chat nggak pernah aku percayai. Selalu aku skip, apalagi yg suka berpenjang-panjang. Aku cuma baca berita dr media online, itupun aku cross check jika meragukan.

    BalasHapus

Posting Komentar