Demam Tak Biasa (Selesai)

17 komentar
Alhamdulillah, saat postingan ini saya tulis...semua dalam keadaan sehat. 
  
  ***** ini sekedar pengingat bagi saya, betapa sehat itu anugrah yang luar biasa**** 


 Prolog baca ini dulu Bagian satu

Kalau pas nggak demam kambuh....begini ni, kayak ga sakit, gara-gara ini pula dokter Wikan sampe akrab sama Raka

Beberapa test darah terjalani, dan menunjuk hasilnya, semuanya baik-baik saja. Juga ketika test kultur darah yang hasilnya harus kami tunggu berhari-hari. Melalui test ini, akan diketahui apakah dalam darah pasien terinfeksi bakteri/ jamur tertentu atau tidak. 

Hari ke empat atau kelima opname, pagi-pagi suami mengabari kalau demam Raka kambuh, dengan suhu 40 derajat celcius lebih. Beruntung tanpa kejang. 

Saya yang di rumah, tentu panik luar biasa. Dokter meminta test ulang karena penyebab demam, belum juga bisa ditemukan. Terbayang anak saya yang ketakutan saat sampel darah kembali diambil.


Tiba-tiba saja saya ingat anaknya pakde di kampung yang pernah meredakan demam anaknya dengan bacaan Al-Qur'an. Kalau pengobatan medis serasa jalan di tempat, kenapa saya tidak mencoba hal tersebut? 

Teman-teman kantor suami juga mulai menyarankan untuk mencoba jalur non-medis. Suami pun setuju. Tidak  bisa dipungkiri, fisik Pak Suami sudah mulai kepayahan karena sudah hampir seminggu berjaga di rumah sakit.

Kalau ada saudara, teman, kerabat yang  menjenguk, hanya dipakai ayahnya untuk cari makanan di luar 

Meski dokter belum merekomendasikan anak kami pulang, di hari ke enam opname, Raka kami bawa pulang, masih dengan bekal obat turun panas, dan imboost dan pesan dokter "bawa ke sini lagi beberapa hari ke depan untuk kontrol, catat dan pantau suhu tubuh".

Oh, ya..selama Raka opname, saya hanya bisa jenguk dia dua kali, dengan waktu yang tak lebih dari setengah jam, dengan bayi Alya yang posisinya saya titipkan tetangga. Tapi yang saya ingat...di saat Raka sakit inilah...saya betul-betul di titik pasrah yang paling tinggi. Di tiap tengah malam dan sela-sela menyusui, saya sempatkan sujud untuk sholat malam dan meminta pertolongan-Nya. 

Sepulang dari Bethesda, untuk pertama kalinya, kami bersentuhan dengan hal-hal yang kadang tidak bisa di jangkau logika. 

Berbekal informasi dari para tetangga, beruntung kami dipertemukan dengan Mas Par, pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai tukang bangunan, namun sering membantu orang-orang sekitar karena kemampuannya bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk di dunia lain. 

Percaya nggak percaya, tapi ilmu/kelebihan seperti ini ada. Bisa diturunkan atau bisa dipelajari. 

Singkat cerita, menurut mas Par, Raka tidak menderita penyakit medis, melainkan "diganggu" Jin, syaitan, dan semacamnya. 

Sesuai permintaannya, kami diminta menyediakan daun kelor, bawang putih lanang (bawang putih yang tidak berkelompok, tapi cuma berisi 1 butir), 3 butir telur kampung, dan sirih merah. 

Mungkin akan ada yang berpikiran, saya set-back ke belakang...kembali ke tradisionalis ketika semua sudah bisa dianalisa dengan ilmu pengetahuan, syirik, musyrik, atau apalah.... 

Tapi Raka membutuhkan pertolongan, dan upaya medis yang telah kami lakukan, nyatanya tak banyak membantu. Dalam pikiran saya, profesi orang-orang seperti Mas Par tak ubahnya seorang dokter, tapi ranah mereka berbeda, khusus untuk penyakit-penyakit tak tampak mata. Berbagai syarat macam dedaunan dan sebagainya, saya anggap layaknya obat-obatan yang harus kita tebus di apotek.

Ritual pengobatan pun dimulai. Saya ingat waktunya, sesaat setelah adzan Maghrib. 

Katanya, diwaktu itulah Jin/syaitan keluar dari rumah-rumah mereka. Sebelumnya, Mas Par --waktu itu berdua dengan teman sesama pengobat alternatif, minta ijin untuk sholat di rumah kami. Setelahnya, ia meminjam spidol dan menuliskan kalimat berhuruf Arab di atas kulit telur. Sementara daun kelor dan bawang putih, dibiarkan begitu saja di atas nampan. 

Raka yang sore itu tengah terjaga, saya dampingi tetap di atas tempat tidur, Mas Par dan temannya duduk dibawah, sambil berdoa -entah doa apa saya nggak tahu. 

Raka tahu-tahu menangis, saya pikir dia kesakitan. Sesekali gerakan tangan mas Par seperti menarik sesuatu untuk diarahkan kepada telur ayam kampung yang ada di dekatnya. Setelah semuanya selesai, ia minta suami saya mengubur telur-telur tadi di belakang rumah, sembari berpesan "hati-hati, jangan sampai pecah". 

Tanpa diminta --mungkin ia bisa membaca penasaran saya --Mas Par pun bercerita. Dunia jin dan setan ( katanya) sama seperti kehidupan manusia. 

Layaknya manusia, mereka ber anak-pinak pula. Biasanya mereka tinggal di pohon atau bebatuan. Sama seperti kita, mereka juga akan marah kalau di ganggu. Dan mungkin, ada kata/tingkah Raka yang mengganggu mereka, tanpa Raka/kami sadari. 

Karena itulah, mereka "menyerang" balik Raka, dengan demam yang tidak terdeteksi secara medis. Yang dilakukan mas Par malam itu, adalah "mengusir" makhluk-makhluk tadi dan memindahkannya ke dalam telur. 

Sebelum pulang, Mas Par meminta segelas air putih, mencelupkan daun sirih merah ke dalamnya sembari berdoa. Air putih ini yang kemudian menggantikan penurun panas yang diberikan rumah sakit. 

Setelah itu, perlahan namun pasti, kondisi Raka mulai membaik. Dalam beberapa hari, suhu tubuhnya kembali normal. Entah karena psikologis ibunya yang mulai stabil, atau karena faktor lain Alya yang awalnya rewel sekali, sering menangis tanpa sebab, berangsur menjadi bayi manis seperti bayi kebanyakan.

Terimakasih ya Rabb...

Oh, ya...ada beberapa poin yang saya ingat, yang pernah ia bilang ke saya: 
  • Bayi dan anak-anak memiliki kepekaan yang tinggi saat ada makhluk lain di dekat mereka. Itu juga kenapa beberapa bayi akan cenderung rewel menjelang maghrib. Ada kemungkinan mereka melihat sesuatu yang tidak nampak oleh mata orang dewasa. 
  • Di dalam setiap rumah, biasanya ada penghuni lain selain manusia. Ada yang menganggu, ada yang tidak... yang mengganggu inilah yang seharusnya kita minta untuk pindah Setan yang mengganggu, bisa bermetamorfosa menjadi sebuah gejala penyakit. Tapi untuk segala gejala penyakit, upayakan pemeriksaan MEDIS sebagai langkah PERTAMA.

Ada pula cerita lucu ketika Raka masih demam, ... saya membacakan ayat kursi, saya suruh pula ia berdoa sebisanya, ia yang kala itu masih TK ternyata berdoa....Doa sebelum makan! :-D
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

17 komentar

  1. ternyata penyakit yang dihasilkan makhluk lain juga ada yaa .. saya percaya ga percaya sih sama begituan .. kalau sembuh ya syukur :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya saya juga nggak percaya hal-hal ginian mbak....tapi bingung juga karena dari bbrp jenis test medis ga nemu penyebabnya... Iya, alhamdilillah sembuh. Makasih mb, sudah mampir

      Hapus
  2. walah mbakkk ternyata akibat makhluk halus ya, naudzubillah min dzalik semoga kita dijauhkan dari gangguan-gangguan makhluk tersebut. aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya begitu mb... Soalnya setelah mendapat pengobatan non medis....langsung kliatan hasilnya. Iya. Aamin.....semoga ndak da kejadian serupa lagi.

      Hapus
  3. semoga ga terjadi lagi ya. mmg pas maghrib sampai isya adl saat setan keluar. ada haditsnya dan shohih. jd anak2 harus masuk rumah. tutup pintu n jendela dg baca basmalah. klpun pd sholat ke masjid, pastikan anak2 betul2 di dlm masjid dan stlh itu lgsg pulang.

    barangkali raka ketempelan pas keluar maghrib itu ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi mbak.. Kata yang bisa lihat, makhluk-makhluk seperti itu banyak disekitar kita mb....apalagi kampungku kan msh bnyak pohon2 besar... Mungkin kondisi psikologis raka juga lagi terkaget2...dinomor duakan, krn dulu ibunya yang full ngurus dia....langsung sibuk ngurus adiknya.

      Hapus
  4. Masya Allah... ada juga ya penyakit dari makhluk lain.. jadi merinding baca tengah malem gini T_T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi..hi. Ternyata ada...dan dulunya diriku nggak percaya mas...

      Hapus
  5. Kalau anak kecil bisa lihat ky gituan udah pernah denger sih mbak, Semoga dijauhkan dengan keburukan makhluk2 itu ya mbak,, tapi Alhamdulillah dulu pas masih kecil gak pernah lihat :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaminnn.... Mungkin saja klo pas masih bayi lihat mas....tapi lupa,,,, :-D

      Hapus
  6. Alhamdulillah Raka sdh sehat ya..kbtln kmrn abis ngaji. Kt ustazah ada baiknya qt skluarga yg diperkuat dg ibadah\alquran krn qt ngga tau org lain itu sesuai tidak pengobatannya sperti yg diajarkn agama. Wallahualm smoga qt semua dilindungi Allah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb. Raka sudah sehat... Aamin mbak, semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya

      Hapus
  7. Semoga Raka bisa cepat sembuh dan tidak demam lagi ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Sudah sembuh.... Semoga ndak kejadian demam aneh lagi... Terimakasih

      Hapus
  8. Senyum2 saya saya membaca akhir tulisannya. Kayaknya setannya juga takut lho... takut dimakan :)

    BalasHapus
  9. Konon waktu magrib itu memang waktunya makhluk dimensi lain keluar Mbak. Orangtua bilang candik kolo kalo di sini. Makanya kalo punya anak kecil atau bayi sebaiknya di dalam rumah. Kalo bayi dipangku sambil ngaji.

    BalasHapus

  10. Pengalaman berharga ya mb...Alhamdulillah terlewati..

    BalasHapus

Posting Komentar