Ah...Seandainya dulu kamu lebih banyak minum ASI

1 komentar
"Bu...minyak mana...?" Tanya sulung saya sambil menggaruk perutnya.
"Kenapa to..?"
"Gatel ki lhooo..." Jawab Raka sambil sedikit uring-uringan, karena saya tak segera mengambilkannya minyak kayu putih.

Nggak pakai lama, gerakan menggaruknya berpindah tempat. Kaki, tangan, dan kemudian punggung. Ada bentol-bentol kecil di kulit. 

Raka alergi dingin rupanya. Kejadiannya beberapa hari yang lalu, hari pertama kami menginap di Batu, Jawa Timur. Sudah dibilangin tidak nongkrong-nongkrong di luar kamar pas malam hari, ngeyel! Ah..ini anak!

Saya lantas keingat betapa daya tahan tubuhnya tak setegar adiknya. Raka kecil adalah bocah yang langganan kena bisul setelah makan terlalu banyak telur, terserang gatal setelah makan lele, dan sering ikut-ikutan terkena flu saat wabah flu menyerang di sekolah. Padahal badannya kala itu montok dan menggemaskan.


Dibalik badan gendutnya kala itu, daya tahan tubuh Raka tidak begitu bagus. Dan bisa jadi, saya penyebabnya. Saat kecil, saya gagal memberinya ASI ekslusif. Penyebabnya waktu niat saya memang nggak begitu kuat; posisi masih ngantor..jadi santai aja ketika saya telat bisa menyusui dan raka banyak minum sufor dari dot. Puncaknya, usia 3 bulan sudah bingung puting. Ya sudah...

Efeknya kerasa belakangan.  Saat masuk lembaga pendidikan dan ia banyak berbaur dengan teman-teman seumuran, ia gampang ketularan sakit. Buat dopping, saat itu saya cuma bisa ngasih madu biar daya tahan tubuhnya membaik. 

Waktu saya punya dua anak; satu sufor dan satu ASI, baru bisa mbandingin dalam hal daya tahan tubuh anak, dan memang beda. 

Kini, baru saya menyesal, kenapa dulu saya tidak gigih untuk memberikan ASI ke Raka. Invest pumpa ASI yang mahalan dikit misalnya; jadi kan waktu itu meskipun statusnya masih kerja bisa sambil nyetok ASI. 

Ah, penyesalan memang selalu datang terlambat. So, yang sekarang masih meng-ASI, lanjutkan! Saya udah mbuktiin kok anak yang konsumsi ASI nya banyak, nggak gampang alergi dan daya tahan tubuhnya lebih baik.

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

1 komentar

  1. Pancen anak pertama itu kadang jadi 'korban' ya. Anakku juga dulu asi cuma 8 bulan. Sekarang kalau lihat adeknya nyusu asi sering iri.

    Dan memang beda keenceran otaknya. Banyak faktor sih yang membentuk kecerdasan tapi sungguh beda antara anak asi dengan yang kurang asinya. Ini pengalaman pribadi ya, orang lain bisa jadi beda.

    BalasHapus

Posting Komentar