Untuk Bisa Betah di Grup WA, Modal Cuek Itu Penting

tips betah di grup WA

Diantara banyak aplikasi chatting, saya menganggap Whats App (WA) sebagai aplikasi favorit. Alasannya karena aplikasi ini simpel, gampang digunakan, fasilitasnya juga komplit. Yang penting punya nomor kontak, maka jalinan pertemanan bisa terus terjaga.

Selain itu, proses transfer data (misal mengirim atau menerima gambar, video) juga relatif cepat, dan nggak boros kuota.  Selain terkoneksi secara personal, orang-perorang, aplikasi ini juga memfasilitasi penggunanya untuk membuat grup agar chat  atau obrolan  bisa berlangsung ke banyak arah sekaligus.

Ngomongin kentang grup WA, saat ini saya ikut tergabung dalam 8 grup. 1 Grup alumni tempat kerja, 2 Grup yang basicnya tempat sekolah ( Teman-teman kuliah,Teman-Teman SMP), 2 Grup Wali murid ( sekolahnya Raka dan Alya)  1 Grup Keluarga, dan 2 Grup yang anggotanya teman-teman blogger. Sedikit ya?

Suka-Duka masuk Grup WA.


Adanya grup, menurut saya sangat membantu. Yang paling kentara, adalah informasi cepat tersampaikan melalui grup. Kalau di grup wali, yang sering terjadi adalah anaknya masih sekolah, si ibu sudah disibukkan dengan tugas sekolah anaknya (hunting bahan prakarya) 😁😁

Untuk keluarga, biasanya informasi yang jadi topik perbincangan adalah kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga. Jadi cepat tahu kalau ada yang lagi tertimpa kesusahan, atau juga yang sedang meraih kebahagiaan. Cuma karena saya datang dari keluarga kecil, grup WA keluarga saya relatif  sepi. Yang penting semua sehat, itu intinya.

Diantara semua grup yang aktivitasnya paling ramai adalah grup-grup WA yang basicnya   "mantan". Maksudnya mantan teman sekolah, mantan teman kuliah, ataupun mantan teman ngantor. Obrolan di grup ini juga lebih nyantai, ngalor-ngidul, bahkan seringnya tanpa tema. 

Dukanya? Tentu ada. Kadang karena terlalu sibuk, adakalanya notifikasi-notifikasi yang berdatangan justru mengganggu. Solusinya, bisukan saja suara notifikasi agar smartphone tidak berisik.

Sebelnya juga kalau ada yang hobinya posting gambar ataupun meme jorok. Bukan apa-apa, takutnya nanti ke intip Alya atau Raka. Makanya, untuk grup-grup yang terlalu ramai, saya mengaktifkan fitur silent dan juga meng off kan fitur auto download untuk gambar maupun video. Harus bisa pilih-pilih dan pilah-pilah.

Masing-Masing Grup Punya 'Warna Khas' Sendiri.


Karena anggota grup berteman secara fisiknya dalam umur yang berbeda-beda, maka tetep ada perbedaan pola/tema obrolan. Untuk kasus di grup yang saya ikuti, di teman-teman SMP obrolannya ringan banget, mungkin karena secara pekerjaan/aktivitas anggota grup ini sangat heterogen. Untungnya, secara lokasi anggota masih banyak yang tinggal di dalam propinsi yang sama, jadi masih bisa ketemuan untuk acara-acara tertentu.


sisi positif grup WA
Bisa ngumpul gini juga karena grup. Kumpul bareng dalam rangka nengokin teman yang sedang sakit, terkena gangguan jiwa


Untuk teman-teman yang ketemunya sudah gede, obrolan memang lebih fokus, dan tema-tema obrolan lebih mengerucut. Meskipun kadang ya tetep ada sesi banyol-banyolan. πŸ˜„

Mo Enjoy dalam Grup WA? Nggak Boleh Gampang Baper! 

Namanya ngobrol dengan banyak orang, ya tetep ketemu dengan banyak tipikal anggota. Kalau saya pribadi, paling nggak suka kalau isu SARA dan politik masuk di grup. Nantinya bakalan debat publik soalnyaπŸ˜„ Tapi ya tetep sesekali ada... Ya itu tadi, milih diam.

Tapi kalau ditimbang, menurut saya lebih enak join ke grup kok. Itung-itung menjaga tali silaturahmi. Kadang ngebantu banget kalau pas lagi sepi..trus butuh teman ngobrol, kan bisa lewat jalur pribadi atau langsung nongol di grup. Tapi kalau misal pas banyak kerjaan, saya lebih milih diam, bahkan kalau lagi males mbaca...saya langsung 'clear  chat'. 

"Aku males masuk grup..isinya cuma itu-itu mlulu" atau "banyak yang nyiyir di grup"

Pernah nggak dapat keluhan atau malah ngrasain sendiri fenomena grup WA diatas? Hi..hi, bener sih, kadang aktivis grup  WA ya memang sebatas itu dan itu, sementara yang lainnya penggembira. Bahkan kadang obrolan yang lebih pas diomongin di jalur pribadi aja, sering masuk chat grup. Sering temen yang statusnya masih single malah jadi korban bullying.

Awalnya, saya ngerasa nggak nyaman dengan fenomena tadi...tapi lama-lama udah terbiasa. Nggak suka, tinggal delete aja. Jadi emang nggak boleh gampang baper klo masuk grup, terlebih grup yang isinya "mantan-mantan" tadi. Btw, teman-teman punya cerita seru tentang grup WA?

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts