
Seorang Ibu, dengan dua pengalaman yang berbeda tentang ASI, itulah saya.
Sepuluh tahun silam, saya melahirkan bayi laki-laki, Raka dengan cara Sectio Caesar (SC). Sayangnya ia lahir dengan status "agak bermasalah". Pertama, harus kekurangan cairan ketuban, hingga kemudian ia lahir lewat "jendela", kedua, sempat suhu tubuhnya naik, dan muntah, hingga ia harus di ruangan khusus. Malangnya, baru H plus 7 bayi kecil itu bisa ketemu dengan ibunya. Iya, saya ketemu dengan bayi saya seminggu setelah operasi sesar, beberapa saat sebelum keluar dari rumah sakit.
Waktu itu, program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) belum digalakkan seperti sekarang. Pengetahuan saya tentang manfaat ASI juga masih sangat dangkal. Yang ada dipikiran saya waktu itu, toh 1,5 bulan lagi jatah cuti melahirkan habis, dan mau tidak mau ASI akan tergantikan susu formula. Meskipun produksi ASI saya kala itu bagus, tapi niatan saya lemah. Raka lebih banyak minum dengan botol dot dibanding dari puting ibunya. Yang terjadi berikutnya..di usia 3 bukan Raka mulai bingung puting. Ia tak mau lagi menyusu dengan ibunya, dan lebih memilih susu formula berbungkus dot bayi. Sebagai konsekuensi, saya dan suami harus menyediakan dana yang tidak sedikit untuk pembelian susu formula tiap bulan.
Baca juga : Dilema perempuan pekerja pers.
Kehamilan Alya, dalam situasi yang berbeda. Status saya sudah benar-benar ibu rumah tangga. Sebagian besar waktu saya lewati di dalam rumah, ditambah pengetahuan tentang ASI yang bisa dibilang lebih baik, memunculkan niatan yang jauh lebih kuat, anak berikutnya harus full ASI minimal sampai 2 tahun. Bersyukur, karena prakteknya Alya bisa menikmati ASI ibunya dengan puas, dan saya sapih saat usianya hampir 3 tahun.
***@@***
***@@***
Dari dua pengalaman menyusui dua anak saya, kini saya bisa menyimpulkan bahwa Niat awal untuk memberikan ASI ke bayi itu penting banget. Selain itu, betapa menyusui atau memberikan anak ASI itu sungguh bermanfaat. Setidaknya ada 4 hal yang saya rasakan:
1. ASI memiliki manfaat psikologis
Jelas, ini terkait dengan bonding antara ibu dan anak. Saat menyusui, otomatis saya akan selalu dekat secara fisik dengan anak. Kedekatan fisik, tentu saja akan menimbulkan kedekatan secara psikologis. Melihatnya bayi/anak menyusu dengan puas, sementara mata anak tak henti menatap wajah saya/ibunya, menurut saya itu merupakan moment indah yang sayang banget kalau terlewatkan.
2. Menyusui itu Praktis.
Saya pernah merasakan kerepotan dengan bayi yang menyusu dengan botol atau dot. Paling berat adalah saat harus bangun beberapa kali di malam hari, mesti ke dapur meracik susu formula padahal mata ngantuk luar biasa. Belum lagi kalau ada niatan pergi ke luar rumah, saya mesti siapin berbagai macam printilan, seperti termos air hangat, susu, botol yang lebih dari satu. Lebih repot, itu intinya. Ketika saya menyusui ASI? Ya ampun...praktisnya luar biasa. Bayi haus tengah malam, tinggal buka baju, kasih puting..beres. Mau pergi keluar berapa jam, berapa hari, nggak perlu repot-repot lagi, yang penting ibunya kenyang, ASI pun lancar. Praktis banget kan?
3. ASI itu higienis
Siapapun percaya, selama ibu mampu menjaga pola makannya dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, maka ia akan memproduksi ASI yang kaya akan nutrisi. Selain kaya nutrisi, ASI juga dipercaya sebagai minuman yang paling higienis. Kenapa? Karena dengan menyusui secara langsung, Ibu akan selalu memberikan minuman terbaik dalam kondisi segar, tanpa perantara, dan nggak mungkin dalam kondisi basi. Tanpa campuran bahan kimia lagi. Fresh dari pabriknya. Dan yang pasti, tanpa harus melalui proses sterilisasi botol seperti halnya pada susu formula. Asal ibunya rajin mandi aja udah cukup.
4. ASI itu ekonomis.
Nah, poin yang ini saya sudah ngrasain banget. Di anak pertama, meskipun status saya ibu pekerja, tapi kalau boleh jujur..sebagian besar gaji saya lewat untuk belanja susu formula. Nah, di anak kedua, saya menikmati betapa ASI itu lebih hemat dan lebih sehat. Iya, lebih sehat. Karena asupan ASI yang sangat berkecukupan, Alya jarang sekali sakit..hampir tidak pernah malah. Jadi saat menyusui saya bisa berhemat di duo pos anggaran, yakni belanja susu dan juga hemat di biaya kesehatan.
Melihat deretan panjang manfaat ASI bagi ibu, anak bahkan keluarga, jadi kayaknya rugi banget kalau fasilitas Tuhan yang diberikan lewat tubuh perempuan itu nggak dimaksimalkan pemanfaatanya. Kalaupun nggak bisa menyusui secara langsung (pada ibu bekerja di luar rumah misalnya) pemberian ASI bisa dilakukan melalui ASI perah atau ASIP.
"Aku mau banget menyusui...tapi ASI ku sedikit..bayiku nggak kenyang.."
Oke. Curhatan itu sering banget saya dengar dari teman-teman atau bahkan saudara yang baru saja melahirkan. Saran saya cuma satu, kuatkan niat, bulatkan tekad jangan lelah berusaha. Sekarang jaman serba mudah dan praktis, termasuk dengan adanya Asi Booster Tea.
Asi Booster Tea, Apa itu?
ASI Booster Tea merupakan minuman teh pelancar ASI alami pertama di Indonesia yang bisa meningkatkan jumlah produksi dalam waktu 24 Jam. Walaupun tanpa kandungan daun teh, ASI booster tea terbuat dari bahan alami (herbal) dengan komposisi Fenugreek seed, fenugreek powder, FENNEL SEEDS,Fennel powder, ANISE, cinnam venum, alpinia powder, dan habbatussauda.
Yang herbal-herbal gini nih yang saya suka, jadinya kan berasa aman pas mengkonsumsi.
Berikut testimoni seorang ibu yang sudah pernah mencoba menggunakan ASI Booster Tea:
"Bayi saya, saya tinggal ke Inggris 3 minggu, di sana dan di pesawat sudah memeras tapi ternyata tetap jadi sedikit ASInya. Sampai Indonesia anak juga tidak mau minum lagi. Perasan ASI hanya tinggal sangat sedikit, 1 sendok hasilnya. Tapi saya usaha terus dan minum teh ASI, alhamdulillah sekarang sudah mengalir lancar lagi…..
"
Maftuhah Nurbeti, MPH – Dokter dan dosen FK UII Yogyakarta
Selain sudah terbukti, enaknya lagi, ASI Booster Tea dapat langsung diminum biasa, bisa ditambah gula, madu, krimer. Bisa juga dibuat campuran minuman kesayangan dengan dicampur jus, susu, dibuat milkshake.
Jadi intinya, nggak boleh putus asa dulu kalau ada masalah dengan ketersediaan atau produksi ASI yang mungkin kurang lancar. Usaha dulu, dan semoga proses nge-ASInya lancar yaa... 😀😊
Referensi gambar dan testimoni: www.nakibu.com.
