Ada Saatnya Selera Musik Berhenti. Benarkah?

9 komentar


selera musik berhenti 

Ada Saatnya Selera Musik Berhenti. Benarkah? Dapet ide postingan ini dari salah satu teman blogger, Nita si pemilik gembulnita.blogspot.com. Dalam postingannya beberapa minggu lalu, ia nulis tentang lagu-lagu yang sempat populer di era  90an sampe awal 2000an. Untuk top hits nya Indonesia, semisal lagunya Kirey, Stinky, Exist band dan beberapa penyanyi di eranya. Untuk barat, ya jaman keemasannya Westlife, Boyzone, gitu. 


Habis baca postingan itu, sempat mendadak kangen dengan lagu-lagu mereka...lha iya, wong pas mereka ngetop, saya lagi getol-getolnya dengerin radio sama mantengin tv. Dan tiba-tiba saya keingat salah satu statement pak dosen --padahal saat itu lagi mata kuliah sistem kepartaian (parpol) Indonesia, nggak ngerti juga kenapa bisa diinsertin curhatan -- beliau cerita kalau selera manusia dalam menikmati musik itu akan cenderung berhenti di usia 25 sampai 30 tahun.


Maksudnya gini, dibawah usia itu, kita bisa jadi concern terhadap suatu jenis lagu, hafal lirik, ngefans sama penyanyi, grup musik, tapi setelah masuk usia 25 -30, ya sudah datar-datar saja. Ada penyanyi baru, band baru, ya sekedar lewat. Kalaupun kita suka, ya suka aja, nggak sampe ngapalin lirik, tempel poster, apalagi ngejar-ngejar tanda tangan penyanyinya.

Hmm..mungkin riilnya gini. Saya punya contoh tetangga sebelah rumah. Usianya berpaut 10-15 tahun dari saya. Kalau pas lagi libur, trus setel musik kenceng, yang di stel ya musik-musik eranya Hetty Koes Endang, Nia Daniaty, Obie Mesakh.. Ya, lagu-lagu jaman beliaunya masih muda.

Saya pun kayaknya sama. Kalau kemudian ada yang nanya grup band yang tenar sekarang siapa? Hi..hi, mending geleng-geleng kepala. Faktanya memang sekarang jarang mantengin acara musik, dengerin radio. Tapi kalau kemudian ditanya lagu-lagu apa yang membekas, kok ya lagu-lagu eranya Kla Project, Dewa 19, Sheila, Padi, Cokelat, Ada Band,  dan konco-konconya yang sepantaran. Untuk lagu barat ya eranya Westlife, Backstreet Boys, Avril, M2M, Britney..gitu.  

Jadi kepikiran, kenapa yaa? Kalo analisa sederhana saya sih gini:
  • Usia dibawah 25-30 tahun itu, masih masa-masanya belum begitu ribet dengan urusan hidup. Lagi enjoy-enjoynya. Yang sekolah, kuliah, ya masih mikirin itu..paling ketambahan mikir gebetan. Yang di dunia kerja juga belum mikir keluarga, anak. *Soalnya kalau emak-emak, punya anak, ada satu fase dia justru lebih hafal lagu anak-anak ketimbang lagu dewasa.
  • Usia dibawah 25-30 tahun itu, masih gampang baper, masa dimana gampang banget terbawa lirik, musik, ataupun videoklip dari sebuah lagu. Efeknya memang jadi cepat terkesan dengan pesan dalam lagu itu. Gambarannya gini, pas lagi jatuh cinta, maka "backsound" hidupnya jadi lagu-lagu ceria. Nanti giliran putus, ganti deh backsound nya jadi lagu-lagu melow. 

Kalau usia sudah pada range 25-30tahun atau malah lebih? Rata-rata sudah fokus sama kerjaan, sama keluarga masing-masing. Jadi kalaupun ada lagu bagus, penyanyi oke, ya bener-bener yang dinikmati kualitas suaranya, bukan lagi pesan, apalagi behind the scene-nya. 

Kalaupun dengerin lagu, trus keingat sama cerita lalu..ya lagi-lagi, balik, pasti lagunya ya lagu jaman dahulu. Ya, tapi pastinya, statement pak dosen tadi nggak akan berlaku untuk mereka yang nyebur ke dunia kerja  yang deket dengan wilayah permusikan, misalnya penyanyi, pemain musik, atau penyiar radio. Kalau mereka nggak update, ya pasti bakalan kacau. Eh, ini pengalaman pak Dosen dan saya pribadi doang, atau ada teman yang ngalamin juga ya..? Berbagi cerita di kolom komentar yuk!
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

9 komentar

  1. Iya sih. Lagu2 sekarang bisa dibilang saya nggak tau banget, karena udah nggak sempet dengerin radio juga. Dulu update lagu itu lebih dari radio.

    BalasHapus
  2. Lagu2 lawas memang istimewah Mbak. Selain Britney dan konco2nya itu, lagu yg lawass banget juga masih kusuka, koes plus, chicha, beatles, queen... masih enak banget didengerin

    BalasHapus
  3. Hahahah bener banget mb sulis makin ke sini makin ga update lagu, terus makin merakyat tadinya gengsi ga suka dungdat, e paksu kan hobituh dengerin lagunya sodik monata arif citenk apa via vallen dsbnya jadi ketularan juga huahahhahaha

    BalasHapus
  4. Iya, sekarang mah klo musik dari vokalnya aja, ibarat kata ada penyanyi yang suka cari sensasi baik penampilan maupun suka settingan dulu biar naek pamor, kita kita mah sudah ga ngaruh, wong kita pedulinya cuma lagunya bagus pa engga hihi

    BalasHapus
  5. emang. trus makin berumur makin realistis. jd kalo dengar lagu gitu malah sebel. "alaaah...lebay."

    hahaha...

    BalasHapus
  6. Hahah aku blm berubah. dari jaman kecil suka musik2 jadul, dicekokin sama kakak dan ortu. sama pop dan jazz.

    BalasHapus
  7. ahaaayy, saya masuk usia itu..
    iyah nih Mbak, sekarang mah masa bodoh dengan lagu yg kekinian, gak tau banget deh lagu apa yg sedang ngehits, padahal dulu mah sebelum usia itu masih suka cari2 lagu apa yg sedang in, yg masuk chart top 10 apalah apalah.
    sekarang mah santai2 ajah, malah suka nyari lagu anak utk Anak :D

    BalasHapus
  8. Saat ini saya jadi terkontaminasi musik dangdut yang academi itu loh mbak. Lah gimana, wong ibu dan bapak sukanya lihat itu, masak channelnya mau saya ganti kan ga boleh ya. Ya udah jadi ikut arus deh, hehe..

    Kalau dengerin lewat radio atau youtube hampir ga pernah. Dari you tube paling dengerin qiroati sambil setrika :)

    BalasHapus
  9. Iya ya, selera musik kok nggak berkembang ya? Wkwkwkk. Rasanya yg sekarang itu jadi berisik.

    BalasHapus

Posting Komentar