Dua anak saya adalah pecinta susu.  Saat di rumah, biasanya saya menyediakan susu model susu bubuk full cream, meskipun konsekuensinya memang harus lebih repot mencuci gelas dan menyeduhnya dalam air hangat. Saat bepergian atau di sekolah, saya lebih suka membekali mereka dengan susu kotak alias UHT. Pertimbangannya lebih praktis, sekali minum habis, jadi nggak bakalan ada cerita anak minum susu yang sudah basi.
Tapi, beberapa hari lalu saya punya pengalaman yang tidak menyenangkan tenutang susu UHT ini. Seperti biasa, selesai jam bermain di PAUD Alya nagih susu kotaknya. Saya berikan, dan langsung ia sedot. Satu kali sedotan, tumben-tumbenan ia komplain, "Ibu..susunya nggak enak" sambil menyerahkan susu kotaknya. Reflek, segera saya cicipi.. Ternyata kecut. Agak-agak berlendir di lidah. Saya tuang sedikit susu ke lantai..tekstur cairan susu seperti santan yang sudah pecah. 
Segera saya cek tanggal kadaluarsa, saya cek kemasan, dan semuanya baik. Tanggal kadaluarsa masih cukup lama, dan kemasan utuh. Sebelum saya buang,  saya sempat ambil gambar susu kotak , saya kirim ke suami.. mbokmenowo nanti setelahnya kenapa-napa dengan kami..lha wong sudah mencicipi susu dengan rasa yang tidak biasa. (Terpengaruh kasus ice kopi vietnam)😊
Setelah itu kami pulang ke rumah. Sepanjang jalan, beberapa kali Alya saya tanya "perutnya sakit nggak?",  "mau muntah nggak?"  dan Alhamdulillah, kami baik-baik saja.
Sampai rumah, saya masih kepikiran susu kotak. Bagaimana kalau yang di rak toko susu basinya masih ada? Kebetulan, saya membeli di sebuah swalayan di Sleman. Pengen ngetes keseriusan bagian consumen care pada pelanggan, saya kirim e-mail ke bagian consumen-care produsen susu tersebut, saya cerita kronologi penemuan susu basi tadi.
Dan nggak saya sangka, respon mereka cepet banget. Nggak sampai satu jam, email saya langsung ditanggapi. Mereka minta no hp, alamat rumah, kode produksi susu yang sudah rusak, dan juga sisa susu rusak guna pengetesan laboratorium. Yaaa...sudah saya buang... 
Beberapa hari kemudian, sebuah telp masuk...mengatakan kalo mereka dari pihak susu ul**a. Intinya adalah, mereka mau ke rumah, mengganti susu dengan 8 pcs susu baru. Dan mereka minta ancer-ancer rumah.
Berhubung hari itu saya ada njagong mantenan ke rumah saudara...maka pertemuan saya dengan pihak produsen susu nggak jadi terlaksana. Saya bilang via telepon, "Mas..terimakasih email saya sudah direspon. Soal penggantian, itu bukan tujuan utama saya..wong saya juga nemu susu basinya cuma 1. Kemarin saya beli 4, yang 3 baik-baik saja. Tapi memang kode produksi mereka berbeda. Saya cuma takut klo susu basi yang di rak toko masih ada. Kalau itu sudah di cek oleh pihak distributor, terimakasih"
Kesimpulannya:
- Meskipun tanggal kadaluarsa masih lama, kemasan utuh, bukan mustahil susu uht atau makanan lain bisa rusak kualitasnya dalam proses distribusi. Makanya saya sekarang selalu wanti-wanti dengan anak-anak, kalau nemu makanan/jajanan/minuman dengan rasa yang aneh, nggak usah dimakan atau diminum.
 - Sebagai konsumen, kita berhak kok ngadu ke layanan consumen care yang biasanya tertulis di kemasan. Manfaatkan saja fasilitas itu.
 - Saat nemu makanan/minuman yang sudah tidak layak makan, ada baiknya sisa makanan/minuman juga kita simpan. Siapa tahu pihak produsen menanggapi keluhan kita, dan berinisiatif untuk mengecek penyebab rusak makanan/minuman di laboratorium.
 


