Salah satu Buku Favorit, Supernova; Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh

17 komentar
buku favorit 

Tidak banyak sebenarnya koleksi buku yang saya punya. Apalagi sekarang, budget untuk buku diutamakan untuk kepentingan anak-anak. Giliran emaknya, nunggu edisi diskon atau obral. Kalau harga sesuai, apapun genrenya bisa saya embat. Walau begitu, diantara segelintir buku yang saya punya, ada satu fiksi ilmiah yang saya suka dan entah berapa kali saya baca ( ulang), dan ini satu diantaranya.



Supernova; Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh


buku favorit, supernova 1

Bagi yang mengalami remaja di tahun 2000an awal, tentu masih ingat masa booming novel ini. Seingat saya, bahkan untuk bisa semakin menjangkau banyak kalangan, Supernova bagian pertama ini dicetak dalam beberapa versi. Yang paling merakyat, isi berbahan kertas buram, lalu yang istimewa memakai kertas putih- tebal, plus tanda tangan Dewi Lesteri alias Dee, penulisnya. Termiliki diawal tahun 2002, sejak membaca halaman prolognya pun, saya sudah terpana.

Saya bukan Guru. Anda bukan Murid. 
Saya hanya pembeber fakta.
Perunut jaring laba-laba. Pengamat simpul- simpul dari untaian benang perak yang tak terputus.

Hanya ada satu paradigma di sini: KEUTUHAN. Bergerak untuk SATU tujuan: menciptakan hidup yang lebih baik. Bagi kita. Bagi Dunia.

Supernova bukan okultisme. Bukan institusi religi. Bukan kursus filsafat.

Sekilas Tentang Supernova 1

Berkisah tentang Ruben dan Dimas, dua mahasiswa kedokteran asal Indonesia yang tengah kuliah di Amerika. Pertemuan mereka dalam sebuah pesta bahan kimia( narkoba?) menjadi titik awal kebersamaan sebagai pasangan gay. Di moment itu pula, mereka membuat kesepakatan untuk membuat sebuah masterpiece; Supernova. Dari starting point itu, lahir sosok Fere-Rana-Arwin- dan Diva. 

Fere Si ksatria
Rana adalah Putri
dan Diva si Bintang Jatuh.

Fere adalah eksekutif muda, tampan, kaya dan banyak digandrungi wanita. Rana, reporter yang ditugaskan untuk mewawancarai Fere untuk mengisi salah satu rubrik di majalahnya. Pertemuan pertama mereka, menjadi awal sebuah cerita. Fere yang masih single, Rana yang sudah bersuamikan Arwin, akhirnya terlibat dalam cinta segitiga. Ada tokoh cyber avatar bernama Supernova yang kerap menjadi konsultan maya ketiganya, yang tak lain adalah Diva, peragawati sekaligus pelacur kelas atas yang berotak brilian; dan tinggal berhadapan dengan rumah mewah Fere. Endingnya, Rana kembali ke pelukan Arwin. Fere yang nyaris bunuh ciri akhirnya dekat dengan Diva. Namun karena perannya sebagai Supernova, Diva pun harus pergi meninggalkan Fere. 

Istimewanya Supernova

Ada cerita dalam cerita. Itu uniknya novel ini menurut saya. Poin menarik berikutnya, supernova juga memadukan sains dan sastra dalam racikan yang kadang kala memaksa saya untuk mengerutkan kening, lalu mencari makna kata di catatan kaki. Kalau novel yang lain mungkin hanya satu kali membaca, ngerti isinya, dan selesai, tidak demikian dengan buku ini. Saya sendiri, masih bingung dan meraba- raba saat membaca novel ini pertama kali. Butuh beberapa kali dan pemahaman yang cukup panjang. Magnet khusus yang dimiliki novel ini adalah begitu kaya akan untaian kata yang membius.

Seperti saat Fere dan Rana dimabuk cinta

Sudah kumenangkan taruhan ini, bahkan dengan amat adil. Jauh sebelum kau menyerahkan kertas dan pensil. Karena rinduku menetas sebanyak tetes gerimis. Tidak butuh kertas, atau corengan garis. Genggamlah jantungku dan hitung denyutannya.... Sebanyak itulah aku merindukanmu, Puteri.




Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan, Puteri. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu. 

Tak ada sesuatu yang istimewa tentang Ruben dan Dimas. Isu gay, sengaja diangakat Dee memang karena waktu novel ini terbit, tengah populer. Fere, sosoknya yang digambarkan sempurna dan berbakat pujangga, di kehidupan nyata mungkin ada, meski satu dalam seribu. Saya angkat dua jempol untuk Dee yang menghadirkan sosok Diva, perempuan yang tampak luarnya bisa jadi dianggap kotor, namun sesungguhnya ia memiliki kemampuan yang luar biasa. Jangan menilai orang dari sisi luarnya saja, itu poinnya. Arwin yang mengenalkan tentang makna cinta yang sesungguhnya; cinta itu tidak mengekang, tapi membebaskan. Rana, profesinya pernah membuat saya penasaran, seberapa menantang menjadi bagian dari industri media. 

Ok, versi buku saya sudah punya dan sudah khatam baca. Edisi film, saya sudah ketinggalan kereta alias belum pernah nonton, dan cari link untuk dapat download gratisan, sepertinya itu yang harus saya lakukan berikutnya :-)
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

17 komentar

  1. samaan mbak...saya sering gagal dengan tulisan khalil gibran, *bahasanya ketinggian*
    judul buku ini sebenarnya sangat familiar buat saya, tapi sampek sekarang belum membacanya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo penasaran...versi e- book gitu kayaknya pernah nemu aku mb... Nggak full sih, tp lumayan..

      Hapus
  2. aku memangs uka banget baca untuk relaksasi makanya gak begitu suka dengan cerita yang kita harus mikir banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo saya tergntung timingnya mbak...klo pas sempat n mau mbaca yang mesti mikir...ya enjoy aja. Tp klo pas butuhnya hiburan semata...bacanya yang baca lngsung paham...

      Hapus
  3. Utk sekelas Dee..ga bisa diragukan lagi kemampuannya dalam membuat buku dengan rangkaian kata penuh bahasa sastra
    Terimaa kasih sudah berpartisipasi di GA buku yang menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 mbak sie- thie...semoga hajatan GA nya sukses....lancar Jaya nggih....

      Hapus
  4. pernah baca, pinjem punya siapa ya waktu itu?lupa. tapi ga dong. akhirnya ga tamat njuk kukembalikan bukunya. lebih bnyak baca buku nonfiksi sih aku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buku ku dudu mbak? Aku inget dulu pernah pinjem buku mb di pula ( mb di hasil pinjem di taman baca deket blok O)....yang men from venus and women from mars itu...( eh, kebalik nggak sih?) pokoknya yang intinya laki n perempuan itu mmng kdng dah beda settingan dari sononya itu....

      Hapus
  5. saya nggak punya banyak buku mbak kalaupun ada bersifat religi...

    *buku Supernova memang pernah booming pada masanya ya mbak...
    sukses GA nya ya mbak Sulis... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buku saya juga dikiiit mb. Pa lagi sekarang... Prioritas buat anak2. Terimakasih mbak...

      Hapus
  6. novel ini terkenal banget yah mbak :)
    tapi sampai saat ini saya belum membacanya..tapi setelah membaca tulisan mbak ini jadi berpikir untuk membaca buku ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa di cari versi e- book mbak...klo yang versi cetak mungkin dah susah nemu di toko buku...dah lama soalnya...

      Hapus
  7. Mbak, boleh dikirim kesini buku-buku di atas? *dijitak

    BalasHapus
  8. Sukaaaaa bgt ini, baca pertama kali pas smp..dan begitu difilmkan langsung kuciwa yg maen raline syah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku dah mo lulus kuliah waktu novel ini booming. Njenengan msh SMP yaa.... Iya, bnyk yang bilang...tidak sebagus pas versi novelnya...

      Hapus
  9. Pertama kali baca potongan Supernova itu di buku bahasa Indonesia semasa SMA. Tapi ampe sekarang belum pernah baca novelnya. kecewa duluan sama filmnya :(

    BalasHapus

Posting Komentar