Berburu "Kehangatan" di Warung Pak Lanjar.

15 komentar
Sudah pernah cerita kan, kalau tempat saya tinggal, sering banget hujan. Tapi kalau kemarin (Sabtu), sepertinya  hujan cukup merata di semua wilayah Jogja. Matahari benar- benar sembunyi sepanjang hari. Kalau sudah begini, abaikan sejenak program diet. Ditambah provokasi teman-teman di WA grup yang gencar saling mengirim foto makanan, jadilah godaan untuk "khilaf" dalam hal makan semakin besar..hi..hi.

Kalau biasanya saya tertib hanya ngemil buah sampai jam makan siang, tapi hari itu saya tergoda. Apalagi pasca acara belanja bulanan, sebelum agenda njemput anak sekolah,  pak suami justru membelokkan kendaraan ke lain arah, "Ke Pak Lanjar dulu...udah lapar.." katanya. Padahal, baru jam 10 pagi...dan kebetulan anak-anak bubar  sekolah jam 11 karena week end.

Review-warung-pak-lanjar-sleman
Warung Pak Lanjar, masih banyak space di parkiran karena masih pagi

Menurut saya, lokasi warung ini cukup nyempil, agak susah dicari, karena cukup jauh dari jalan utama ( Bisa dijangkau dari Jl. Magelang, atau Jl. Monjali). Sepertinya, warung ini memang mengusung konsep alami, ketenangan, karena posisinya benar-benar di areal persawahan, di dusun Banteran, Donoharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta.


Wajar saja kalau pagi itu Warung Pak Lanjar masih cukup sepi, wong barusan buka. Padahal, di ranah perkulineran Jogja, sepak terjang Warung Pak Lanjar siap di perhitungkan.

Kuliner-murah-sleman
Aktivitas di dapur, sengaja dibiarkan terbuka


Sesuai dengan namanya, Warung ini digawangi Pak Lanjar, seorang chef handal yang yang puluhan tahun memasak untuk hotel bintang lima dan kerap menjadi chef istana di kala pemerintahan Soeharto. Kini, ia memanjakan pengunjung warungnya dengan makanan-makanan khas Jawa, seperti mie godog, magelangan, nasi goreng, dan juga beberapa jenis makanan yang lain.

Nuansa Jawa tempo dulu juga kentara di Warung Pak Lanjar ini. Beberapa Joglo di bagian belakang, sekat dinding berupa gebyok, anglo-anglo tanah liat, dan juga beberapa lukisan, memperkuat unsur  lokalitas  warung makan. Dinding warung, juga dibiarkan semi terbuka. Mungkin tujuannya agar pengunjung lebih menyatu dengan alam. Tapi kalau pas hujan, jadinya memang lebih dingin. Maka yang dibutuhkan kemudian, adalah sesuatu yang ngangetin!

suasana-interior-warung-pak-lanjar
Suasana dalamnya, format duduk

Warung Lesehan Jogja
Format lesehan
Sepiring mie kuah, seporsi capcay, dan dua gelas jeruk panas, akhirnya menjadi pilihan saya dan suami. Waktu yang kami punya, hanya sekitar 30 menit sebelum jemput anak, tapi untungnya, pelayanan di sini lumayan cepet. Tapi mbak-mbak waitress yang kemarin kayaknya masih baru, buktinya sempat lupa naruh sendok di mie yang saya pesan.

capcay warung pak lanjar
Capcay

mie kuah, mie rebus, mie godog warung pak lanjar
Mie rebus

rate-harga-menu-warung-pak-lanjar
Daftar menu

Secara harga, menu-menu yang dihidangkan di Warung Pak Lanjar, bisa dikatakan standar kaki lima. Tapi, soal rasa, bener-bener nggak mbikin kecewa.Saya suka mie di tempat ini karena banyak kandungan sayur. Kuahnya juga lumayan banyak, jadi berasa segar. Gurih kuah kaldu dan potongan ayam kampungnya juga mengena di lidah. 

Untung nggak sampe limabelas menit setelah menu terhidang, saya dan suami bisa menyelesaikan makan. Ingat kok, ada anak yang menunggu untuk dijemput dari sekolah. Sambil membayar di kasir..saya niatkan satu hal..kapan-kapan mampir lagi ah, penasaran sama masakan lainnya! #DasarTukangMakan

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

15 komentar

  1. Wah postinganmu bikin aku sakit hati mbak.. disini sedang terkapar dan pengen banget makan yg kuah2 seger hangat tnpa masak. Harus nunggu sampe warungnya buka dlu (minggu bukanya pada sorean).. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa De..sakit? Semoga cepat baikan ya..! Minta tolong masakin atau nyariin pak suami dong..☺

      Hapus
    2. Ho oh,lagi sakit mbak. Masuk angin wis kasep plus radang tenggorokan. Sementara tugas memasak mmg diambil alih hehe

      Hapus
  2. Aiiihhh untung baca postingan ini. Jumat bsk aku mw k solo mbak. Dan biasanya kita pasti mampir jogja utk kulineran :D. Aku mw datangin ini ah :). Doyan aku ama mie rebus jawa bgitu

    BalasHapus
  3. wah perlu dicoba nih, mie rebusnay enak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup!seger karena kuahnya gurih plus ijo2nya itu yang aku suka mbak..

      Hapus
  4. wah ini judulnya kencan berdua ki... alya di sekolah?

    ancer-ancernya kl dari jalan besar lis, jl magelang/monjali?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo dari monjali ke barat mbak. Klo dr jl magelang..perempatan beran ke timur...agak2 mbulet gitu e..pokoke dekat desa wisata brayut.Ada nama desa di atas. Manfaatin app navigator ato nanya penduduk aja..☺☺ *soalnya aku bingungan klo udah banyak belokan dan perempatan๐Ÿ˜๐Ÿ˜

      Hapus
  5. Perlu dicoba nih. :o Tempatnya juga bersih

    BalasHapus
  6. Kalau ada rejeki ke Jogja, mau mampir di sini ahhh ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    BalasHapus
  7. Mie yang full sayur ni mang sedeup, jafi nda karbo duank isinya hihi

    BalasHapus
  8. Katanya daerah Sleman itu dingin ya mba. Lupa banget soalnya waktu ke Jogja pas masih cilik hehe. .

    BalasHapus

Posting Komentar