Pandemi Covid-19 sudah berjalan 1 tahun dan tak ada yang tahu, kapan wabah ini akan benar-benar teratasi. Secara statistika, beberapa daerah mulai menunjukkan penurunan penderita yang terkonfirmasi positif covid. Tapi apakah benar-benar turun atau karena tracing yang semakin kendor, entahlah. Yang pasti, virus sudah terlanjur menyebar. Semakin banyak orang di lingkar pertemanan atau lingkar kekerabatan yang mengabarkan diri mereka/keluarga terkena Covid-19.
Berita gembiranya adalah, kita sudah punya vaksin. Ya meskipun distribusinya belum bisa menjangkau semua golongan dan lapisan masyarakat. Bisa jadi akan butuh waktu berbulan-bulan atau mungkin hitungan tahun kalau targetnya adalah semua warga indonesia mendapatkan 2x vaksinasi covid-19. Harus diingat pula, vaksin bukanlah obat. Cara kerja vaksin adalah membangun kekebalan tubuh, jadi misalnya saja si penerima vaksin pada akhirnya terpapar virus, diharapkan dampak yang dirasakan tidak terlalu parah.
Realitas di lapangan yang perlu diingat pula adalah, ada kecenderungan masyarakat mulai jenuh dengan situasi ini. Jalan-jalan sudah ramai. Aktivitas di ruang publik sudah hampir sama dengan situasi sebelum pandemi. Kerumunan yang bahkan semua orang tahu bahwa itu salah satu sumber penularan, semakin susah dihindarkan.
Lantas apa yang harus dan bisa kita lakukan?
Pada akhirnya, kembali ke pribadi masing-masing. Hanya kita sendiri yang bisa menjaga. Ibarat mau maju berperang, kita sendirilah yang harus menyiapkan “perisai” tubuh masing-masing. Dan perisai itu adalah sistem imun tubuh atau daya tahan tubuh kita.
Menjaga suasana hati agar tetap gembira, makan dengan kandungan nutrisi yang bagus, olahraga, istirahat yang cukup adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk memperkuat sistem imunitas. Langkah lain yang juga bisa kita lakukan agar upaya kita maksimal adalah mengkonsumsi imunomodulator.
Imunomodulator adalah zat atau substansi yang dapat memodifikasi respons imun terhadap antigen dari dalam maupun luar tubuh atau benda asing yang mengancam kesehatan. Imunomodulator akan berperan sebagai imunostimulan, senyawa yang dapat meningkatkan komponen sistem imun.
Meniran, Kunyit, dan Daun Kelor, Imunomodulator Alami
Masih ingatkan, beberapa jenis bahan herbal yang langsung menjadi buruan begitu ditemukan kasus Corona di Indonesia untuk pertamakali? Itu karena kepercayaan masyarakat Indonesia yang begitu besar dengan khasiat bahan-bahan herbal tersebut untuk tubuh.
Dalam Webinar bertajuk “Ibu Sigap Jaga Imunitas Keluarga” yang digelar secara online Senin, 22 Maret 2021 lalu di Jakarta, dr Inggrid Tania, Msi selaku pembicara mengungkapkan khasiat beberapa tanaman herbal.
“Diantara sekian banyak tanaman herbal yang ada di Indonesia, 3 tanaman ini terbukti secara ilmiah mampu memperkuat daya tahan tubuh” Begitu paparnya. Tiga tanaman itu adalah:
Meniran
Memiliki nama latin Phyllantus urinaria, tanaman ini masih sering dianggap sebagai tanaman rumput liar dan sering kita temukan di areal persawahan. Meski belum termasuk tanaman budidaya, ternyata daun dari tanaman ini banyak digunakan sebagai bahan pengobatan alternatif. Meniran mengandung senyawa kimia yang bisa mengatasi berbagai penyakit seperti kalium, zat filantin, damar, dan zat penyamak.
Image: wikipedia |
Sebuah studi juga menyatakan bahwa ekstrak yang terbuat dari daun meniran menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat. Antioksidan berperan membantu radikal bebas dalam tubuh yang bisa menyebabkan kerusakan sel dan berbagai penyakit. Selain itu, antioksidan juga bisa membantu memperkuat kekebalan tubuh dan mencegah timbulnya penyakit. Selain itu, daun meniran juga mampu mencegah berbagai inveksi yang disebabkan oleh virus. Dalam masyarakat, meniran adalah tanaman herbal yang biasa digunakan untuk mempercepat penyembuhan infeksi virus cacar air.
Kunyit
Banyak perempuan yang akrab dengan salah satu rimpang jamu dengan nama latin Curcuma longa ini. Selain sebagai bumbu masakan, kunyit bisa dimanfaatkan untuk memperlancar keluarnya darah menstruasi. Sebagai bahan herbal, kunyit rupanya mengandung zat yang bersifat anti peradangan, membantu memelihara sistem pencernaan sehingga dapat meningkatkan penyerapan nutrisi pada saluran pencernaan.
Daun Kelor
Moringa Oliefera atau daun kelor, dulunya tidak pernah dimanfaatkan sebagai tanaman pangan. Tanaman ini biasanya difungsikan sebagai tanaman pagar di pekarangan rumah. Namun siapa sangka, penelitian menyebutkan bahwa daun kelor merupakan sumber dari berbagai nutrisi, seperti kalsium, zat besi, fosfor, kalium, zinc, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, asam folat dan biotin.
Kelor juga merupakan imunomodulator, antivirus, antioksidan, antiinflamasi. Kandungan kalsium dalam daun kelor dapat mencegah osteoporosis
Image: freepik.com |
Imugard, Hasil Racikan 3 Bahan Alami Untuk Optimalkan Daya Tahan Tubuh
Memerangi virus dengan langkah 5 M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun, Menjaga jarak, Menghindari kerumunan, dan Mengurangi mobilitas) adalah cara yang paling ampuh untuk mengurangi resiko tubuh kita dan anggota keluarga lainnya dari paparan Covid-19. Selain itu konsumsi imunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh sangatlah dianjurkan.
Sebagai bentuk dukungan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh di tengah pandemi, PT Deltomed laboratories sebagai salah satu produsen farmasi besar di Indonesia telah memproduksi Imugard.
Imugard adalah produk herbal yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan 3 in 1 herbal formula yaitu meniran, daun kelor, dan kunyit. Meniran membantu memelihara daya tahan tubuh, daun kelor untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dan kunyit memperbaiki sistem pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh – Agie A Gaudart, S. Farm Brand Manager Imugard
Imunomodulator dalam Imugard yang berasal dari bahan alami, sehingga aman untuk dikonsumsi. Berbeda dengan cara pengolahan masyarakat awam yang bisa saja salah prosedur --terlalu matang atau salah takaran –maka pengolahan daun meniran, kunyit dan daun kelor dalam Imugard pastinya telah mengikuti standard Good Manufacturing Practices (GMP) dan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Selain itu, Imugard juga sudah bersertifikasi halal.
Keuntungan mengkonsumsi produk dengan formula herbal yang lengkap, tentu saja karena kepraktisannya. Selain itu, takarannya sudah diperhitungkan dengan matang, sehingga aman untuk dikonsumsi.
Dalam kesempatan yang sama, Mas Agie juga menuturkan bahwa Imugard ini baik dikonsumsi oleh anak-anak di atas 12 tahun, dewasa, atau lansia. Satu kaplet /hari cukup dalam kondisi tubuh normal, dan bisa ditambah menjadi 2 kaplet/hari saat kondisi tubuh sendang drop.
“Masyarakat dapat membeli Imugard secara offline maupun online. Tapi di saat masih pandemi seperti ini, membeli secara online lebih baik. Imugard dapat didapatkan di Deltomed store (official), yang ada di berbagai market place seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Bli-bli." pungkasnya.
Jujur, sebagai seorang ibu yang hampir tiap hari multitasking, saya kangen suasana seperti sebelum Corona. Anak-anak mendapatkan pendidikan di sekolah, diajar ilmu dari para guru yang benar-benar kompeten, dan bebas dari rasa was-was dan menjadi serba salah saat harus pergi keluar rumah.
Semoga usaha kita untuk terus menjaga imun tubuh tak sia-sia. Masih Berharap penyebaran virus yang menyebabkan pandemi ini segera teratasi. Aamiin
Selama pandemi aku rutin mba nyetok suplemen, utk diminum sekeluarga. Ganti2 sih kadang. Merk A bulan ini, bulan depan nyobain yg merk B. Tp tetep rutin aja konsumsinya.
BalasHapusBulan ini aku udh telanjur beli suplemen. Tp buldep mau cobain ah imugard :D. Bahan alami sbnrnya memang LBH bagus buat pertahanan tubuh kita
Sepakat. Masih akan butuh waktu yang lumayan lama untuk membagikan vaksin secara merata.
BalasHapusJadi ya sebaiknya jaga diri sendiri saja dulu dengan konsumsi imunomodulator dan patuhi protokol kesehatan.