"Ibu, tadi aku muntah di kamar mandi sekolah, banyak, tapi dahak semua," cerita sulung saya Sabtu lalu, sepulang sekolah. Saya perhatikan, beberapa hari ini kondisi kesehatan sulung saya memang agak turun. Sedikit pilek, dilengkapi batuk berdahak dengan frekuensi batuk yang sepertinya masih wajar. Kalau tanpa disertai demam, jarang saya memberinya obat. Biasanya hanya saya oles tubuhnya dengan minyak angin agar hangat, memintanya banyak minum air putih, dan memberinya beberapa sendok madu murni untuk beberapa hari. Mungkin ia kecapekan, wong lagi hobi maen sepeda, tapi faktor cuaca, bisa jadi pemicu utamanya.
Akhir-akhir ini, cuaca memang kurang bersahabat. Pagi sampai siang sinar matahari terik menyengat, tiba-tiba mendung datang...petir menyambar,dan turunlah hujan. Perubahan cuaca yang seringkali ekstrim ini kerap berdampak juga pada tubuh, apalagi anak kecil yang daya tahannya tak sekokoh orang dewasa. Batuk-pilek, masuk angin, biasanya datang menyapa. Biasanya sih...dalam satu keluarga penyakit batuk-pilek ini datang bak piala bergilir; kalau ada satu yang sudah terkena, tinggal yang lainnya siap-siap; memilih membuat tameng pertahanan diri, atau terimbas penyakit yang sama pula.
Nah, salah satu sahabat keluarga yang bisa kami andalkan untuk memerangi kondisi badan yang tak nyaman, salah satunya Minyak Tawon ini. Saya berani memberikan predikat Minyak Tawon ini sebagai minyak serbaguna.
Pada awalnya, saya mengira minyak produksi Makasar ini mengandung zat dari lebah atau sesuatu yang berhubungan dengan tawon. Ternyata, saya salah besar. Minyak ini dibuat dari campuran berbagai macam herbal Indonesia, seperti minyak kelapa, minyak kayu putih, cengkih, jahe, kunyit, bawang merah, dan sereh. Pantas saja baunya khas, dan hangat begitu menempel di kulit.
Pada awalnya, saya mengira minyak produksi Makasar ini mengandung zat dari lebah atau sesuatu yang berhubungan dengan tawon. Ternyata, saya salah besar. Minyak ini dibuat dari campuran berbagai macam herbal Indonesia, seperti minyak kelapa, minyak kayu putih, cengkih, jahe, kunyit, bawang merah, dan sereh. Pantas saja baunya khas, dan hangat begitu menempel di kulit.
Saya biasa memakai ini untuk kerikan * blak-blakan, kalau masuk angin, obat pertama saya kerikan :-D . Saat Raka terserang batuk seperti sekarang, saya cukup mengoleskannya pada leher, dada, perut dan juga punggung. Minyak Tawon, biasa saya gunakan pula kalau Alya lari-lari dan endingnya jatuh atau kebentur sesuatu. Cukup ampuh digunakan sebagai obat/anti memar ataupun lebam. Pernah suami saya tangannya berdarah-darah tergores lempengan logam, dan cepat-cepat diolesi minyak ini...hasilnya darah mampet dengan segera. Cukup besar kan manfaatnya?
Biasanya saya membeli Minyak Tawon ukuran kecil di apotek terdekat, harganya kalau tidak salah 11 ribuan. Terkemas dalam botol kaca tebal, kemasan Minyak Tawon memang agak berbeda dengan minyak-minyak angin lainnya. Botol kaca terbungkus dalam balutan kertas beberapa lapis yang menurut saya cukup sulit dan ribet dibuka.
Beberapa kali membeli Minyak Tawon, belum pernah saya berhasil membuka gulungan kertas pembungkus dengan baik. Padahal di balik kertas tersebut, disitulah tertulis "identitas" lengkap si minyak, meliputi komposisi, kegunaan, dan cara pemakaian.
Ini pula yang membuat saya berfikir, seandainya kemasan Minyak Tawon ini dipercantik --misalnya didalam botol plastik agar tidak mudah pecah, dimasukkan dalam kemasan kertas/dos yang mudah dibuka dengan disertai identitas sekaligus, apa tidak terlihat lebih modern dan berkelas? Atau justru ciri khas Minyak Tawon dengan kemasan yang tradisional dan cenderung "ndheso" ini sengaja dipertahankan produsen untuk tidak menghilangkan ciri tradisionalnya? Entahlah.
Beberapa kali membeli Minyak Tawon, belum pernah saya berhasil membuka gulungan kertas pembungkus dengan baik. Padahal di balik kertas tersebut, disitulah tertulis "identitas" lengkap si minyak, meliputi komposisi, kegunaan, dan cara pemakaian.
Ini pula yang membuat saya berfikir, seandainya kemasan Minyak Tawon ini dipercantik --misalnya didalam botol plastik agar tidak mudah pecah, dimasukkan dalam kemasan kertas/dos yang mudah dibuka dengan disertai identitas sekaligus, apa tidak terlihat lebih modern dan berkelas? Atau justru ciri khas Minyak Tawon dengan kemasan yang tradisional dan cenderung "ndheso" ini sengaja dipertahankan produsen untuk tidak menghilangkan ciri tradisionalnya? Entahlah.
Terlepas dari penampilan sederhananya, saya sudah banyak berhutang budi pada si Minyak Tawon ini. Kecil, tapi penting dan harus ada dalam koleksi kotak P3K rumah kami. Apakah minyak ini menjadi bagian dari keluarga teman-teman pula?

