Eksotisme Senja di Tepian Sermo

Posting Komentar

πŸ™Ž‍♂️ : “Mau wisata atau camping ..?” 

πŸ§• : “Mau gelar tenda, tapi paling jam 07.00 an malam pulang Pak..”

πŸ™Ž‍♂️ : “Kalau begitu..tiket sunset saja yaa, 10.000 perorang”

πŸ§•: “Baik”

Empat tiket bertuliskan Taman Nggudang  berpindah tangan, segera setelah saya mengulurkan beberapa lembar uang kertas. Begitulah dialog singkat saya dengan penjaga loket Taman Bambu Air atau Taman Nggudang, satu spot wisata yang berada di tepian Waduk Sermo, Kulonprogo.

Saat ke  sini beberapa waktu lalu, setidaknya ada 3 macam  harga tiket yang berlaku, mulai 7500 sampai 15.000 rupiah/pengunjung tergantung waktu dan tujuan kunjungan, 

Ini kedua kalinya kami ke tempat ini. Pertama kali ke sini, beberapa tahun lalu dengan rombongan keluarga besar dan waktu itu sempat menikmati suasana Taman Bambu Air di sepanjang siang, menggelar tikar sembari menikmati bekal dan mencoba mengelilingi waduk dengan perahu mesin. 

Hari ini, kami datang berempat dan sengaja tiba menjelang senja.


Senja di Taman Nggudang Camping Area

Taman Nggudang waduk serno

Taman Nggudang, satu titik dari beberapa camp area di seputaran lingkar Waduk Sermo.

 Dulunya, tempat ini dikenal juga sebagai Taman Bambu Air Waduk Sermo. Entahlah, kenapa pas datang lagi sudah berubah menjadi camp area dengan branding baru Taman Ngudang.

Secara lokasi, Taman Nggudang camping area berada di Hargowilis, Kokap, Kulonprogo. Untuk rute  gampangnya, pake aja aplikasi peta dengan kata kunci Taman Bambu Air Waduk Sermo.

Pertimbangan balik lagi ke sini, karena akses jalan yang cukup mudah, bisa dijangkau dengan mobil jenis city car. Kalau medan jalan buruk, yakin pak suami nggak bakalan mau mengulang ke lokasi yang sama

Sabtu malam. Wajar jika tempat ini terlihat ramai. Banyak tenda telah berdiri tak jauh dari areal waduk. Banyak yang bilang, suasana berkemah di tepi waduk Sermo ini mirip dengan Ranu Kumbolo –Danau yang berada di jalur pendakian Gunung Semeru. Kalau mau milih lokasi terbaik, salah satu cara yang bisa dicoba adalah datang lebih awal, jadi bisa milih lokasi sesuai selera.

Kemah di waduk sermo
Agak jauh lokasinya dari tenda "tetangga". Nggak apa-apa, malah nyaman😊 

Kami memilih tepian waduk sisi utara. Tempatnya tenang, dan tidak terlalu jauh dari parkiran. Minusnya, agak jauh kalau kami mesti ke toilet atau musholla.

Setelah memastikan semua barang bawaan kami turun dari mobil, kami berbagi tugas. Job desk  Pak Suami dan Raka mendirikan tenda. Nantinya, saya dan Alya ngurus logistik.

Bekal nasi sudah kami bawa dari rumah, sementara lauk, nanti masak sebentar dengan kompor portable yang kami bawa. Sebentar juga beres.

Sembari menunggu tenda berdiri, saya keliling lokasi melihat suasana, sambil sesekali arahin kamera. Mau nyari mushola terdekat juga, karena tadi berangkat dari rumah sebelum waktu Ashar. 

Kucing Waduk sermo
Hewan pertama yang ditemui, pas jalan..tau-tau disamperi kucing warga setempat😊

Meskipun jumlahnya terbatas, toilet di Taman Nggudang cukup bersih. Kondisi mushola juga lumayan, tidak terlalu sempit. Cukupan lah. Selain itu, ada pula warung. Lumayan banget sih ini, bisa buat jaga-jaga kalau pas butuh logistik dadakan macam Indomie atau Pop mie tambahan. 

Hmm, suasana sore yang  syahdu. Matahari yang sudah condong ke barat dan beberapa pohon perindang berukuran besar, membuat tepian waduk terasa teduh.  Ditambah semilir angin waduk yang terasa nyaman.

Perahu mesin yang siang harinya berputar mengelilingi waduk, sudah ditambatkan. Aktivitas dermaga juga sudah sepi. Perlahan namun pasti, kesibukan beralih di camp area ini. 

Menjelang malam, pengunjung terlihat semakin rame. Kalau saya perhatikan, rata-rata segmen keluarga dan juga remaja/ usia muda. Beberapa ada yang datang dengan perlengkapan berkemah yang lengkap dari rumah. Tapi banyak juga yang datang berombongan dan hanya datang dengan modal “badan”. 

Iya, karena tak jauh dari lokasi Taman Nggudang ini, ada penyewaan tenda  dan perlengkapan berkemah. Bahkan sekaligus paket pemasangan. Jadi pas datang, tinggal make. 

Taman Bambu Air sermo

Konon, golden time saat berkemah di sini adalah saat matahari terbit dan bisa melihat matahari menyembul dari balik bukit. Aahh..pengen, tapi lain kali. Ninggal kucing di rumah sendirian, jadi jam 19.00 kami beneran bongkar tenda, dan pulang. Besok, lepas musim hujan…insyaallah kemah ke sini, yang beneran nginep. 

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

Posting Komentar