Usia 40an Tahun? Yuk, Waktunya Kita Waspada dengan Beberapa Gangguan Kesehatan yang Mulai Mengintai

7 komentar

Life begins at forty, begitu banyak orang bilang. Iya, karena biasanya di umur-umur tersebut kita berada di fase yang relatif lebih stabil, baik secara ekonomi maupun secara  sosial-emosional. Oke lah, untuk yang itu saya setuju. Namun..yang perlu diingat pula adalah, mulai diumur tersebut kita harus berkompromi dengan realita kalau fisik kita tak lagi muda.

gangguan kesehatan di usia 40an tahun
Kalau bukan diri kita yang menyayangi tubuh kita, siapa lagi?

Frekuensi menggunakan minyak angin semakin sering. Beberapa keluhan tubuh mulai muncul. Mana yang gampang capek, susah konsentrasi atau mudah  lupa, mata mulai kabur, lutut mulai nyeri… masih ketambahan kemunculan uban yang makin hari makin bertambah… merupakan fakta di depan mata. Ha..ha, bener kan?

Ya, proses alami. Anggap saja  saja fisik dan organ kita ini kendaraan pribadi yang kita gunakan tiap hari. Kalau tidak dirawat, pada akhirnya mesinnya akan rusak. Begitupun tubuh manusia. Setelah puluhan tahun digunakan, beberapa bagian tubuh tentu akan mengalami penurunan fungsi.  Kalau dibiarkan terus begitu saja, lama-lama akan drop. Mesin bisa diganti dengan yang baru, tapi tubuh kita?

Masalah Kesehatan Yang Mulai Mengancam Di Usia 40an Tahun 

Saat  menulis artikel ini, saya teringat seorang sahabat yang saat ini  sedang  berjuang melawan stroke. Usia 43, belum terlalu tua sebenarnya. Ada lagi, saudara malahan dan usia kami seumuran. Beberapa saat lalu ia harus bolak-balik rumah sakit dan diminta  melakukan diet ketat sepulangnya karena ada indikasi ginjalnya bermasalah. 

Yang saya tahu, saat usia mereka masih 20-an atau 30-an mereka baik-baik saja. Seperti tidak ada masalah dengan tubuhnya. Seiring bertambahnya usia dan gejala penurunan fungsi tubuh, maka di usia 40-an tahun ini rawan  sekali muncul penyakit degenaratif. 

Pilihan yang paling menyenangkan adalah menua dengan sehat. Idealnya, starting point untuk menjaga kesehatan ya sejak muda sebenarnya. Tapi tak ada salahnya, mulai sekarang kita mencoba. Menghindar lebih baik kan kalau kita sudah tahu faktor resiko yang ada di depan.

Osteoarthritis

Ostheoarthritis dikenal pula sebagai radang sendi. Kondisi ini terjadi ketika fungsi tulang rawan pelindung yang menjadi bantalan ujung tulang menjadi aus seiring bertambahnya usia. Sendi yang paling sering bermasalah dengan Ostheoarthritis adalah sendi lutut, tangan, pinggul dan tulang belakang.

Ostheoarthritis di usia muda, bisa saja timbul sebagai efek trauma. Sementara Ostheoarthritis karena usia muncul karena berkurangnya produksi cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas. 

Melansir dari beberapa artikel kesehatan, gejala Ostheoarthritis tidak bisa dipulihkan 100%, namun bisa diringankan dengan beberapa terapi pengobatan. Aktif bergerak, menjaga berat badan ideal adalah salah satu cara memperlambat perkembangadn penyakit Osteoarthritis.

Kolesterol Tinggi

Kolesterol adalah molekul penting dalam tubuh . Sebagian besar kolesterol diproduksi oleh organ hati dan juga melalui sumber makanan yang kita dapatkan.

Setiap orang memiliki kadar kolesterol darah yang berbeda-beda. Angka yang masih bisa ditoleransi adalah saat kadar kolesterol darah dibawah 200mg/dl dan akan masuk kategori tinggi jika kadar kolesterolnya mencapai 240mg/dl. 

Selain gaya hidup (makanan yang kita konsumsi dan kebiasaan jarang berolahraga), usia mempengaruhi tingkat kolesterol tubuh seseorang. Semakin berumur, hati manusia semakin sulit untuk membuang LDL/lemak jahat . 

Mudah lelah dan mengantuk, nyeri otot kaki dan sering mengalami kram, berat badan naik, sering merasa kesemutan, dan munculnya xanthoma menjadi gejala saat kadar kolesterol darah berada di atas ambang batas aman. 

Cara yang paling disarankan untuk mengatasi gejala kolesterol tinggi adalah mengubah kebiasaan sehari-hari. Olahraga, perbanyak konsumsi buah dan sayur serta membatasi konsumsi lemak hewani merupakan Langkah yang bisa kita lakukan agar kadar kolesterol kita tetap bearada dalam batas aman.


Hipertensi

Sepertinya hipertensi ini keluhan sejuta umat-nya  golongan-golongan pra lansia maupun lansia, meskipun tetap ada juga kasus hipertensi di usia muda. Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. 

Meskipun hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa terjadi pada segala usia, namun seiring bertambahnya umur resiko terjadinya hipertensi semakin meningkat. Di atas usia 40 tahun dan kadar estrogen mulai menurun, ternyata perempuan memiliki resiko yang lebih besar mengalami hipertensi. 

Agar bisa menjauh dari resiko tekanan darah tinggi maka beberapa gaya hidup yang dianjurkan adalah  mengkonsumsi makanan  sehat, mengurangi asupan garam, dan juga meningkatkan aktivitas fisilk dengan olahraga teratur serta mengelola stress. 


Dimensia

“Aku kok sekarang pelupa yaaa.. ada yang samaan nggak” keluh seorang teman melalui obrolan di grup WA. 

Saya pun langsung merespon, dengan membalas chat tadi dengan kata.. “sama”

Iya memang, mau nggak mau saya mesti ngaku kalau kemampuan mengingat saya pasti akan menurun seiring berjalannnya waktu. Makanya saya nulis di blog ini, biar sebagai pengingat dan sekaligus melatih kemampuan megingat saya. 

Secara mudah dimensia merupakan kondisi menurunnya cara berfikir dan daya ingat seseorang, dan biasa terjadi pada usia 65 tahun ke atas. Saat ini, tentu saya belum mengidap ini, tapiiiii….faktor resikonya menjadi lebih besarkan, dibanding 10 atau 20 tahun yang lalu. 

Kabar baiknya adalah, demensia yang menakutkan ini ternyata bisa dicegah dengan rutin berolahraga, menjaga otak selalu aktif, dan cukup istirahat menjadi 3 kunci pokok menghindar dari demensia. 


Diabetes Mellitus

Kalau kadar gula darah semakin tinggi ketika usia bertambah, karena memang ada hubungan antara faktor usia dengan fisiologi tubuh manusia. Semakin bertambah usia, fungsi tubuh juga mengalami penurunan termasuk pankreas dan hormon insulin yang tidak dapat bekerja secara optimal. 

Intinya, semakin banyak umur maka semakin besar resiko terkena gangguan kesehatan ini. Apalagi mengingat makanan pokok masyarakat Indonesia adalah nasi; bahan pangan yang memiliki indeks glikemik yang tergolong tinggi. Sebagai orang Jawa,  Jogja khusunya PR saya lebih banyak lagi mengingat hampir semua makanan dari daerah ini bercita rasa manis/banyak mengandung gula.

Ibarat bencana yang bisa dimitigasi, berbagai gangguan kesehatan di atas pun  masih bisa kita hindari. Menyimpulkan dari beberapa artikel yang sudah saya baca, 3 langkah penting yang mesti kita coba terapkan mulai sekarang; olahraga rutin, pola makan yang lebih baik, dan jam istirahat yang cukup menjadi kunci utama terhindar dari penyakit-penyakit degeneratif.

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

7 komentar

  1. Benar banget tuh kak, kalau memasuki umur 40 an harus waspada tentang kesehatan

    BalasHapus
  2. Kalau misalkan darah tinggi bisa makan mentimun kak biar darahnya turun

    BalasHapus
  3. Kebanyakan yang terjadi saat ini yang diabetes ya kak, jadi harus waspada

    BalasHapus
  4. Harus waspada nih ya kak kalau umur 40 an agar tidak terkena kolesterol

    BalasHapus
  5. Bisa juga dilakukan dengan mengubah pola hidup sehat ya kak agar hidup juga sehat

    BalasHapus
  6. Penyakit di umur segini muncul bisa jadi krn tertunda aja. Eh. Maksudnya pas muda gaya hidup sembarangan, jd panen penyakit di usia 40+.

    Yang jadi perhatian tuh sekarang adl makan makanan beneran (real food), dan kurangi gula. Nah, itu susah bgt, tapi harus dilakukan.

    BalasHapus
  7. Aku bersyukur Krn pandemi kemarin, selain memang banyak mengambil korban, tapi sebenernya ada banyak hal positif yg jadi rutin aku lakuin sampe Skr. Salah satunya olahraga. Jadi ga pernah mau skip, dan sejujurnya setelah tau enaknya, jadi nagih mba. Aku sampe rela ngeluarin budget buat member gym setahun demi bisa lebih maksimal workoutnya.

    Semakin sadar kalo di usiaku yg udah 40+ udah ga bisa santai Ama badan. Padahal mimpinya pengen ttp bisa traveling saat suami pensiun, dan itu cuma bisa dilakuin kalo badan kami sehat dan tulang tidak rapih. Apalagi kalo bukan rutinin olahraga beban dr sekarang.

    Makanan udh aku jaga juga. Sesekali masih cheat day, tapi ga tiap harilah. 😄. Minyak2an udah ga terlalu suka, kalopun pake di tumis aja pake minyak dikiiit. Itu pun aku ganti Ama minyak zaitun atau minyak kelapa biar sehat. Minyak sawit aku udh ga pake mba.

    Zaitun oil memang mahal, tapi Krn dipake hanya utk tumis sedikiiit, tetap aja habisnya jadi Bbrp bulan. So itungannya hemat malah. Yg penting kitanya udah ikhtiar ya mba. Kalopun masih terkena penyakit, udah takdir berarti 😁

    BalasHapus

Posting Komentar