Sering nemu mobil berstickerkan WBL di kaca belakang kan? Nah..itu titik awal penasaran saya dengan tempat wisata ini. Kayaknya kok keren. Tapi...kok ya jauh. Lamongan, itu artinya sekitar 8 jam perjalanan dari Jogja.
Tapi untungnya..saya punya Pak Lik (Paman, adiknya Bapak), yang tinggal di Lamongan. Ndilalah, kemaren nemu moment yang pas, ngaruhke keadaan Paman setelah pulang Haji, plus Raka sudah kelar UTS. Jadilah kami kunjungan keluarga ke kediaman Pak Lik, plus ngobati penasaran, se keren apakah WBL sesungguhnya?
Demi kenyamanan dan kelancaran, kami berangkat dari Jogja selepas Isya. Harapannya, anak-anak nggak banyak ngalami bosen selama perjalanan. Prediksinya, paling masuk Jawa Tengah mereka udah tidur, jadi nggak sempat lagi rebutan gadget. Sip! Pagi berikutnya, kami sudah sampai di rumah Pak Lik, sebuah wilayah di Lamongan sisi selatan, Desa Wareng tepatnya.
"Ayuk..renang ke kolam yang ada kepitingnya..." (kepiting, iconnya WBL)
Alya mulai merajuk. Rupanya dia bosan dengan obrolan para orang tua. Terlebih,
sebelum ke Lamongan, Alya memang pernah diliatin gambar oleh suami tentang WBL dan wahana-wahana yang ada di sana. Kapokmu kapan, ditagih anake.
Rencana yang awalnya mau nginep barang semalam, akhirnya bergeser. Selepas dhuhur, kami nyari WBL sekaligus pamit untuk langsung balik Jogja. (berbekal ancer-ancer dari sepupu, google maps dengan sinyal yang ilang-ilang, plus beberapa kali nanya orang). Sekitar pukul 14.00 baru ketemu lokasinya. Berada di Paciran, di tepi pantai utara Jawa, tempat wisata ini benar-benar oke. Ini, pertamakalinya kami menginjakkan kaki di tempat ini.
Kepiting yang siap menyapit; icon WBL |
Untuk masuk, tiket yang harus kami seharga 80 ribu perorang. Yang dapat fasilitas free tiket adalah anak-anak dibawah 84cm (sekitar anak 1-3 tahun).
Begitu masuk, anak-anak langsung heboh. Bayangkan, hampir 50 wahana permainan di depan mata! Dinaungi mendung yang tebal menggantung, batere hape yang nyaris habis, dan waktu yang hanya sekitar 2,5 jam (pukul 17.00 tempat ini tutup) bergegas kami mengikuti jalur pengunjung dan mengeksplor tempat ini semaksimal mungkin.
Kebetulan saya dan anak-anak adalah pecinta kucing. Makanya girang banget saat nemu wahana yang isinya kucing-kucing dari seluruh penjuru dunia. Seandainya tidak ditaruh di dalam rumah kaca...waa pasti ni kucing habis diuyel-uyel pengunjung, habis wajahnya lucu-lucu.
Salah satu ruangan di wahana Rumah Kucing |
Oh..iya tiket yang kita beli sifatnya adalah terusan, meski ada beberapa yang mensyaratkan pembelian koin (wahana ketangkasan) tapi sebagian besar wahana sifatnya free. Jadi pengunjung bebas memilih. Meski begitu, tetep aja nyali jadi bahan pertimbangan. Kalau berani ya masuk..kalo nggak..ya lewat alias jadi penonton pasif aja.
Sekedar lewat; anak-anak nggak berani masuk |
Berani diayun dan diputar 360 derajat? |
Tersesat di wahana Planet Kaca
Tampak luar, bangunan menyerupai kendaraan luar angkasa, yang pasti begitu masuk kita berada dalam semacam labirin dengan banyak kaca di kanan kiri. Itu yang membuat bingung, karena banyak bayangan diri di cermin, dan jadinya susah membedakan jalur satu dengan jalur lainnya.
Ada kejadian lucu, waktu itu saya barengan dengan beberapa anak SMP.. Bukannya menemukan jalur, jadinya saya dan para ABG tadi cuma muter dan berakhir dipintu awal lagi. Mungkin karena geli...mas-mas penjaga mengantarkan kami memecahkan jalur labirin tersebut hingga kami bisa dengan "selamat" keluar dari wahana.
Upps, lupa bawa payung. Hujan deras mengguyur area WBL. Beberapa area permainan outdoor dihentikan sementara karena faktor cuaca. Beberapa wahana di jalankan dengan listrik, jadi sebenarnya alasannya demi keamanan pengunjung juga. Kami memilih berteduh di Wahana Petualangan Bawah Air. Settingan ruangan dibuat seperti seolah-olah kita berada di dasar lautan. Tapi intinya, di sini adalah arena yang paling pas untuk para balita, karena isinya model-model mainan mandi bola, rumah-rumahan, perosotan...gitulah.
Wahana Petualangan Bawah Laut; Surga bermainnya anak-anak batita dan balita |
Mainan komidi putar |
Begitu hujan reda, kami bergegas bertualang ke wahana petualangan bajak laut, wahana rumah boneka, dan tak lupa, menikmati semilir pantai utara Jawa yang gelombangnya jauh lebih tenang di banding pantai selatan.
Bisa memandang lautan sejauh mata memandang |
Buat yang suka dengan suasana pantai |
Keterbatasan waktu, cuaca yang kurang mendukung, menjadikan kami tak bisa maksimal menikmati tempat ini. Banyak wahana yang jadinya hanya kami lewatkan, tapi yang penting obsesi anak-anak untuk berenang di 'kolam renangnya kepiting' tercapai...
Meski sebentar, tapi akhirnya anak-anak bisa berenang di wahana kolam renang |
Kami meninggalkan tempat ini, barengan dengan para karyawan yang juga siap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing. Disaat para pedagang juga udah siap-siap membereskan lapak-lapak mereka. Beruntung, masih bisa mbeli kaos WBL untuk anak-anak. Lah..stickernya malah lupa nggak minta di bagian ticketing. Ya udahlah...besok kapan-kapan semoga bisa balik lagi ke tempat ini. Sepagi mungkin. Biar puass...!
Sekedar catatan buat yang mau ke sana atau kalau suatu saat balik ke sana:
- Mending datang sepagi mungkin...wahananya buanyak banget dan keren..jadi bisa puas-puasin di dalem.
- Pilih saat cuaca mendukung alias cerah.
- Pastikan kondisi batere hape/kamera memungkinkan untuk mengambil banyak gambar. Banyak spot-spot cantik yang sayang kalau dilewatkan.
- Beberapa wahana (yang menantang adrenalin terutama) dikhususkan untuk pengunjung dengan batas usia tertentu. Kalau tidak lupa, minimal 10 tahun. Jadi kalau punya balita, pastikan ada yang bisa megang balita kita.
- Harga-harga yang tertera pada souvenir/barang dagangan yang dijual di kios-kios sekitar WBL kebanyakan bisa dinego...jadi jangan ragu untuk menawar.
Komplit ya, ada area main untuk anak-anak dan habis main bisa nyantai di pantai... ^^
BalasHapusBener..komplit..plit..☺
Hapusselalu diakhiri dengan berenang!
BalasHapuswuih...ada kucing? asyik dong.
Iyo mbak. Kucinge macem2. Dari yang bulu tebel...mpe yang bodinya gede gagah gitu. Dan paling gemes klo liat kucing ndomblong...
HapusDuluuu, pernah ngerencanain ke WBL bareng teman kos, Mbak. Tapi, sampai kami berpisah, belum sekalipun terlaksana. :(
BalasHapusKalau di Malang ada tempat kayak WBL, namanya Batu Night Spectacular (BNS). Bukanya sore sampai malam. Pas baca tersesat di planet kaca, jadi ingat dulu saya juga bingung nyari jalan keluar rumah kaca di BNS. Dan di tempat yang ada hantu-hantunya, saya uji nyali tetap masuk, sampai di dalam mulut sudah komat kamit baca ayat kursi, padahal petugasnya sudah mengingatkan kalau itu bohongan. Haha.
BNS? Belum pernah aku mbak. Jatimpark doang yang pernah. Kayaknya lokasi mereka berdekatan kan? Hi..hi, tapi dah berani masuk ke rumah hantu. Aku kmrn nggak masuk...anak2 nggak mau. Takutnya mlh mereka kebawa2 takutnya sampe rumah.
HapusSederhana ya mba lokasinya tapi cukup untuk memuaskan anak2 dlam hal liburan :)
BalasHapusKlo anak-anak diajak ke sini...dijamim betah mbak..☺
HapusSaya dan keluarga sudah 2 kali kesana mbak Sulis, tapi bertahun-tahun yang lalu sebelum ngeblog. Ada beberapa fotonya tapi sudah pada hilang entah kemana :)
BalasHapusIya tiketnya memang terusan ya. Banyak sekali wahananya sampai nggak bisa masuk semua. Tapi yang diayun itu nggak berani hehe.
Dan terakhir Vani renang bersama ayahnya :)
tahun 2007 saya dan teman-teman kampus pernah ke sini Mba :)
BalasHapusduh kapan lagi bisa menginjakkan kaki ke sini yah?