Membantu Mengelola Rejeki Lebaran Anak

12 komentar
"Ibu...aku bajunya yang ada sakunya...soalnya nanti klo salim (salaman maksudnya), sering dikasih uang..."



Spontan saya ngakak mendengar permintaan polos Alya beberapa hari yang lalu, sebelum kami berangkat silaturahmi lebaran ke tempat para budhe-pakdhe dari pihak suami. Usia belum genap 4 tahun, ternyata cukup kreatif juga permintaannya... Padahal Alya mah belum ngerti nominal uang..yang penting berlembar-lembar, udah seneng dia 😀



Sama seperti tradisi di beberapa wilayah yang lain, di kampung, lebaran merupakan masa "panen" nya anak-anak, termasuk dua bocil saya. Senangnya mereka, saat silaturahmi ke tempat tetangga, saudara, lantas saat pamitan diberikan salam tempel alias angpao lebaran. Selembar uang dua ribuan, lima ribuan, dan kadang-kadang sepuluh ribu... Alhamdulillah☺
Seminggu berlalu, sekarang PR buat bendahara rumah tangga untuk membantu mengelola uang anak-anak. Kalau saya berikan 100% anak-anak untuk megang uangnya sendiri, jelas belum mampu. Ditangan Raka, bisa-bisa jadi kembang api semua😀 Buat beli kebutuhan sehari-hari? Jangan ah.. Klo itu, udah kewajibannya pak suami. Begini strategi keuangan ala-ala saya, mohon dikoreksi aja kalau belum bener.

1. Tetep beri hak dan ruang untuk anak untuk bergembira dengan uangnya.
Berhubung merasa punya uang dari hasil jerih payah sendiri (mau salaman) 😁...dua bocil saya numbuh juga hasrat untuk berfoya-foyanya. Selama masih wajar, normal.. biarkan saja. Paling larinya ke jajan beberapa makanan atau ke toko mainan, trus milih mainan yang mereka mau. Tapi, tetep aja kami kasih kuota maksimal. Jangan mentang-mentang pegang uang trus mbeli sesuatu tanpa pertimbangan. Untungnya, untuk poin yang ini anak-anak masih nurut.

2. Sisihkan untuk keperluan sekolah.
Pasca lebaran, barengan tahun ajaran baru. Semacam tradisi juga, mereka akan merajuk minta tas dan sepatu baru meskipun tas dan sepatu lama masih bisa dipakai lagi. Biasanya kalau keperluan sekolahnya masih taraf harga normal, masih ndak masalah. Tapi kalau sudah minta yang golongan agak aneh-aneh.. misal harus tas model tertentu, atau sepatu yang make hadiah robot... Ya harus di kasih ultimatum dulu.. "Boleh..tapi harus nombok sendiri pake uangmu kemarin"

3. Minimal 10% wajib masuk tabungan, syukur-syukur lebih.
Tabungan adalah bentuk antisipasi apabila memiliki kebutuhan mendadak ataupun darurat. Makanya sejak kecil anak-anak saya ajak untuk berpartisipasi dalam memasukkan uang koin dalam celengan ataupun memiliki buku tabungan pribadi. Gunanya ya sebagai wadah kekayaannya anak-anak, termasuk rejeki lebaran mereka. Dengan dibiasakan menabung, paling tidak ia terlatih untuk "mengerem" keinginan dan terbiasa dengan sikap antisipatif.

4. Ajarkan anak untuk belajar berbagi
Kalau istilah zakat terkesan terlalu serius, oke..ganti istilah dengan berbagi dengan sesama saja. Kalau yang ini, butuh kebesaran hati anak-anak, soalnya belum tentu mereka rela uangnya dikurangi untuk kebutuhan orang lain. Mesti pelan-pelan juga mengenalkan nilai-nilai ini. Paling bagus, dengan melibatkan mereka secara langsung dengan beberapa kegiatan sosial yang kita lakukan.
Empat cara yang masih standar dan biasa-biasa aja yaaa..? 😀 Makanya, saya butuh tambahan strategi yang luar biasa dari para pembaca. Kirim via kolom komentar yaa....
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

12 komentar

  1. strateginya oke mba :) kalo saya, saya masukin ke tabungan anak2 semua hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maunya aku gitu mbak... Mbok 100% masuk tabungan...tapi anaknya nggak mau, "ibu..itu kan uangku... " jadi harus kompromi dulu... ☺

      Hapus
  2. Jadi inget anak saya waktu dapat duit lebaran, duitnya saya minta maksudnya buat saya simpenin biar nggak jatuh kececer dijalan eh nggak dibolehin...hahaha...

    BalasHapus
  3. Strateginya oke banget ini mbak. Ikut ngikik pas si bocil polos minta dipakain baju yang ada sakunya. :D

    Untuk yang poin 4 ini masih belum dipraktekin. Makasih strateginya mbak. :)

    BalasHapus
  4. Wahaa jadi dek raka sama dek alia uda nabung deposit berapa sampk lebaran kemaren hihi

    BalasHapus
  5. Duh jadi kangen pada masa waktu kecil dulu mbak, waktu kecil juga sama, waktu itu saya selalu disuruh untuk menabung kalau mendapat thr lebih tapi kan namanya juga waktu kecil jadi gak mau, ahi hi hi.

    BalasHapus
  6. jadi beli apa mas raka sama alya? uang damarojat dipake beli sepeda. tomboknya lebih banyak :-D

    BalasHapus
  7. Anak-anak dimanapun sama aja ya, mbak Sulis. Anak sudah besar tapi tetap ngarep dikasih angpao sama bulik/pakliknya. Dan Vani sudah bisa kelola sendiri uangnya biasanya sih ditabung di rumah. Kalau mau dibelikan apa gitu selalu tanya saya/ayahnya dulu meskipun ujung-ujungnya maksa :)

    BalasHapus
  8. uang THR Wahyu yang kemarin itu saya tabung Mba :)

    BalasHapus
  9. bagus mba strategi nya, saya juga ntar kalo punya anak mau menerapkan seperti mba, apa lagi kan anak2 paling seneng tuh kalo pas lebaran karena banyak saweran hehe

    BalasHapus
  10. Hahaha jenaka banget itu anaknya. Alya ya namanya?

    Tips bagus nih. Nanti bakalan saya pke kalo udah ber-rumah tangga (itu juga 'seandainya')

    BalasHapus
  11. ST mau trapin juga ke anak saya ni hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar