Bukan Memberinya Beban, tapi Membuat Mereka Mengerti Pekerjaan

Posting Komentar
Semasa kecil saya itu anak yang masuk kategori malas membantu pekerjaan rumahan alias urusan domestiknya ibu. Kalo ndak disuruh...ya tidak melakukan. Itulah saya dulu. Kalo sekarang? Jelas beda.... :-) Makanya, agak kaget juga ketika sudah menikah, menjadi orang tua, trus tahu betapa beragamnya "pekerjaan rumahan" itu. "Ni anak, tahunya cuma sekolah, nonton tv, mbaca buku....sama main mlulu", mungkin itu gerutu orang tua saya kala itu.

Nah, di posisi saya sekarang...terus terang risih juga kalo ada kejadian dimana orang tua jumpalitan menyelesaikan pekerjaan, sementara si anak yang seharusnya sudah bisa membantu meringankan...justru asyik dengan acaranya sendiri. Ya, saya pun setuju kalau semuanya memang ada waktunya sendiri, anak-anak porsi terbesarnya bermain, dengan catatan jangan lupa belajar, remaja hura-hura, eh, belajar....dan dewasa adalah waktunya bekerja. 

Saya pernah merenung, "kenapa ya dulu saya jarang sekali membantu ibu?" dan sepertinya jawabannya adalah karena ibu tak pernah memberikan tanggung jawab tertentu, sebuah job desk yang jelas untuk saya. Di rumah,saya tak punya area kerja yang memang di spesialkan untuk usia anak-anak. Tapi, kini bukan saatnya menyalahkan siapa dan kenapa, tapi bagaimana agar itu tak terulang pada dua anak saya.

Gambar dari www.blessinglucky.blogspot.com

Bagaimana dengan Raka dan Alya? Sudah agak lama, Raka saya ajari untuk belajar mandiri dan belajar bertanggung jawab. Porsinya memang masih kecil, yakni: Membuka jendela kamar setiap pagi, ikut bantu menjemur baju saat libur, dan juga belajar mencuci sepatu dan tas sendiri. Hasilnya? Masih sering harus diingatkan. Positifnya, raka selalu semangat membantu dengan suka rela saat ada acara bersih-bersih atau beres-beres rumah. 

Nah, kalau Alya...dia paling sering saya libatkan dalam urusan lipat-melipat baju. "Nok..ini tolong dimasukkan ke keranjang setrikaan" atau "tolong ini masukkan ke lemarinya mas.." itu yang sering saya minta ke Alya. Dan tanpa diduga, ia akan berlari-lari sumringah menuju keranjang ataupun lemari pakaian. Kalau saya sedang melakukan sesuatu, seringkali secara spontan dia akan berteriak...."ewang-ewang (dari kata rewang bahasa Jawa, yang artinya nembantu).

Senangnya dibantuin anak. Tapi ada susahnya juga, yaitu ketika dia lihat saya megang tab...karena dia akan segera membantu saya dengan menyentuh dan memencet semua yang ada...sembari berteriak...ewang-ewang! Oalah..!! :-)
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

Posting Komentar