Kebun Sayur Dan Buah di Belakang Rumah

15 komentar
Rupanya gadis mungil saya sedang hobi berimaginasi. Gambar aneka buahnya seringkali ia andaikan sebagai tanaman betulan, yang kemudian sering ia panen beberapa menit menjelang tidur. "Ibu, mau buah apa?", tanyanya. Sayapun akan mengimbangi alam imaginasinya dengan me-request beberapa jenis buah yang ada digambar, dan Alyapun akan sibuk dengan kebun buah khayalannya. Eits...bukankah ada sepetak kebun mungil dibelakang rumah? Kalau saya meluangkan waktu untuk menatanya, pasti akan lebih cantik, dan lebih bermanfaat. Bahkan tidak mungkin, nantinya Alya dan saya bisa memanen sayur dan buah-buah segar dari sana. 

Hmmm...membayangkannya pun sepertinya sudah menyenangkan, apalagi kalau sudah benar-benar di depan mata. Di samping sebagai kawasan hijau, penyejuk mata yang alami, sumber sayur dan buah keluarga, kebun mungil ini bisa sekaligus bisa difungsikan sebagai laboratorium alamnya Raka dan juga Alya. Yuk, mulai menyusun rencananya! 

Nantinya, lahan akan saya bagi dua bagian. Satu bagian, akan saya tanami singkong. Sambil nunggu berumbi, daun mudanya bisa saya petik sesekali. Untuk nyayur, enak lho...Nah, dibawah tanaman singkong kan kosong. Biar tak mubazir, bisa saya tanami kacang tanah. Meskipun panennya nanti sepiring dua piring, tapi kalo hasil tanaman sendiri, pasti kacang rebusnya akan terasa lebih lezat. 

Satu bagian tanah yang lain, ingin saya khususkan untuk tanaman sayur berumur pendek, seperti sawi, bayam, tomat, cabe, kenikir, kemangi, terung, dan mungkin juga kangkung. Saat masa produktivitas tananaman habis, sayapun bisa menggantinya dengan jenis sayuran yang lain. Oh,iya...tak lupa juga tanaman pandan. Kok? Iya, karena saya sering memasak beberapa jenis bubur untuk keluarga, dan sering membutuhkan tanaman pandan sebagai pewanginya. 

Sip! Suatu saat nanti, ketika bangun pagi, saya tak harus selalu menunggu tukang sayur untuk mendapatkan seikat sayuran segar. Cukup memanennya di kebun belakang, untuk kemudian memasaknya sebagai pelengkap sarapan seluruh keluarga. Kalau misalnya berbuah banyak, bisa berbagi dengan tetangga pula euy! wow....kerennn!! Kira-kita begini nih..kebun sayur impian saya.



Kalau space masih memungkinkan, saya akan melengkapi kebun sayur mungil saya dengan beberapa tanaman buah. Yup! buah pepaya. Saya tak perlu terlalu lama menunggu untuk bisa menikmati rasa manis buahnya. Seandainya kelak ada buah yang matang, saya tinggal minta tolong suami untuk memetiknya, dan nyam...nyam, Raka dan Alya pasti lahap memakannya.

Ngomong-ngomong, kapan nih mulai menata kebun sayur dan buahnya? Pengennya sih secepatnya.Tapi memang saya harus menunggu. Menunggu ayahnya anak-anak sepakat dengan ide saya. Hal lain yang tak kalah penting yaitu menunggu adanya tambahan dana. So, saya harus nabung untuk beberapa pos pengeluaran. Pertama, saya harus minta tolong pak tukang untuk memasang pagar bambu atau jaring untuk menyelamatkan aneka tanaman saya nanti dari "serangan" ayam tetangga. Kedua, berburu benih sayuran dan buah-buahan. Kedua langkah ini saya targetkan terlaksana pertengahan tahun ini. Mohon doanya ya teman-teman , agar mimpi saya bisa terlaksana...... 

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, suka travelling, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

15 komentar

  1. Hi...hi. Ide mak-mak kampung mbak.... Tapi klo terrealisasi asyik juga sepertinya. Makasih mbak, sudah mampir....

    BalasHapus
  2. Bersyukur ya yang punya lahan turah. Daku belom. Semoga segera. Aaamiiin.

    BalasHapus
  3. idenya keren mak ..semoga terealisasi ya..kebun sendiri,lebih sehat lebih hemat ..:)

    BalasHapus
  4. Wah wah wah, semoga kebun mungilnya segera terealisasi yaaa, dan mungkin saya kecipratan nyicip pepayanya ahihihihi :D

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  6. Makasih para mak-mak yang sudah nengok kebun impian saya...pepayanya sabar ya mak, sementara cari di toko buah dulu aja...hi..hi

    BalasHapus
  7. seneng ya mak kalo bisa masak dari kebun sendiri...pengen punya kebun juga tapi kalo nanem pasti pada mati mak...kasian ama tanamannya :D
    sukses ya mak ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi...hi, nggak kerawat ya... Ndak pa-pa, nanti kasian tukang sayur klo semuanya pada nanem sendiri, ga da yang mbeli:-) sukses juga mak!

      Hapus
  8. salam kenal mak. semoga idenya segera terealisasi ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak... Salam kenal juga ya mak. Maturnuwun sudah mampir ke gubug saya..

      Hapus
  9. saya juga pengen mba, tp masalahnya tanah di depan rumah ngga ada apalagi di belakang :( semoga impian mba tercapai ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamin mak kania...terimakasih sudah mampir..oh, ya tulisan mak bagus2...

      Hapus
  10. Semoga cepat terwujud...lumaya,,mengurangi anggaran belanja dapur

    BalasHapus
  11. aamiin yra, semoga terwujud mak, menanam di kebun sendiri itu asik mak, ramah lingkungan, aman bagi kesehatan

    terimakasih atas partisipasinya dalam GA wujudkan impian mu, salam hangat dari bogor

    BalasHapus

Posting Komentar